Optika.id - Masyarakat saat ini kian menggemari fitur transaksi digital PayLater atau bayar nanti. kepopuleran itu ditanggapi oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah yang menilai jika bisnis ini cukup menjanjikan di Indonesia. menurutnya, layanan tersebut menjadi salah satu produk keuangan yang cukup populer dan banyak dipakai, terutama oleh kalangan muda.
"Itu kan bisnis pinjaman atau kredit, bisnis bunga, sepanjang sejarah itu bisnis yang sangat menjanjikan. Ya wajar kalau semua berlomba bikin bisnis serupa itu," kata Piter dalam keterangannya, Jumat (24/11/2023).
Baca Juga: Simak Tips Keuangan untuk Pelajar dan Mahasiswa Kantong Tipis
Atas kepopuleran PayLater tersebut, dia mengakui bahwa saat ini banyak perusahaan yang bersaing dan berlomba untuk membangun bisnis serupa dengan harapan agar bisa dijadikan alternative pilihan untuk masyarakat, memenuhi kebutuhan masyarakat serta meraup cuan dari mereka.
Senada, Nailul Huda selaku Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai jika bisnis PayLater menjanjikan lantaran memudahkan masyarakat. Seiring dengan tumbuhnya PayLater, dia juga merinci penggunaan pinjaman online yang mengalami pertumbuhan pesat sebesar 30%.
"Salah satu data menyebutkan bahwa untuk pertumbuhan kartu kredit itu di bawah satu persen untuk periode 2020 sampai 2022, sedangkan di sisi lain untuk pertumbuhan pinjaman online dan paylater itu bisa di angka 30 persen lebih bahkan untuk pinjaman online lebih bisa dari itu, kalau kita lihat banyak sekali saat ini anak muda," ucap Nainul.
Untuk diketahui, dilansir dari laman resmi Kemenkeu.go.id, yang dimaksud dengan PayLater adalah layanan untuk menunda pembayaran atau berutang yang wajib dilunasi di kemudian hari. Adapun sistem pembayaran PayLater ini menjadi salah satu opsi fasilitas pembayaran yang menarik saat berbelanja daring seperti di marketplace Lazada, Tokopedia, Shopee, hingga Gopay.
Baca Juga: Sebelum Menikah, Penting Bahas Keuangan Dulu!
Kemudahan yang ditawarkan oleh PayLater berupa transaksi dan layanan yang praktis dan mudah membuat banyak anak muda yang akhirnya gemar berutang ke PayLater. Namun, tanpa disadari, hal tersebut malah membuat mereka menjadi kecanduan belanja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan riset yang dilakukan, pengguna PayLater di Indonesia didominasi oleh Generasi Milienial sebanyak 32,5%, lalu Gen Z sebanyak 27,32% serta Generasi X sebanyak 25,86%.
Dari riset tersebut, mayoritas pengguna setia PayLater adalah anak muda. Selain itu, menurut survei yang dilakukan oleh Kredivo, pengguna PayLater meningkat dari 28% di tahun 2021 menjadi 38% di tahun 2022. Rata-rata penggunanya adalah anak muda yang frekuensi belanjanya semakin sering yakni dari 23% menjadi 27%.
Baca Juga: Masalah Finansial Bikin Hidup Stres? Jangan Khawatir Ini Cara Mengatasinya!
Adapun alasan dan pertimbangan anak muda memilih PayLater berdasarkan survei tersebut adalah karena fleksibilitas dalam pembayaran cicilan itu sendiri. yang mana, hal tersebut dimaklumi lantaran generasi muda memang menyukai kepraktisan dan fleksibilitas.
Namun yang perlu mereka perhatikan adalah PayLater bisa menjadi masalah berikutnya. Sebab, apabila mereka tidak mampu keuangan dengan baik, maka utang PayLater ini bisa menjadi masalah serius yang bisa menghambat masa depan mereka. Pasalnya, gara-gara PayLater, mereka jadi sulit mendapatkan fasilitas KPR atau Kredit Kepemilikan Rumah di masa depan.
Editor : Pahlevi