Optika.id - Setiap kampus, memang mempunyai organisasi mahasiswa yang beragam. Misalnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Badan Legislatif Mahasiswa (BLM), Himpunan Mahasiswa (Hima) dan lain sebagainya baik yang termasuk badan semi otonom maupun bukan. Biasanya, organisasi kampus dianggap sebagai tempat mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat serta skill mereka.
Akan tetapi, menurut Riska, seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Jakarta mengaku bahwa dia tidak begitu banyak terlibat di organisasi kampus lantaran tidak terlalu penting untuknya.
Baca Juga: Jokowi Tolak ke Jawa Timur Usai Ada Rancangan Demo Mahasiswa
Daripada dipaksa dengan diiming-imingi banyak hal? Kayak relasi dan lain sebagainya itu bisa dicari di luar organisasi juga ya. Memang bagus untuk bisa mengetahui cara bekerja sama membuat suatu program atau acara. Tapi, karakter saya sendiri memang enggak terlalu suka berada terlalu lama di lingkungan luar. Agak sulit keluar dari zona nyaman, kata Riska ketika ditemui Optika.id, Rabu (6/12/2023).
Meskipun tidak terlibat dalam organisasi manapun, dia tetap mengembangkan dirinya secara individu. Dia lebih percaya bahwa kompetensi serta kemampuan tidak hanya didapatkan dari organisasi semata.
Cara saya sendiri sih, dengan menonton sebuah film yang punya cerita organisasi atau perjuangan dengan hubungan antarrekan sebaya. Hubungan nyata juga bisa didapat dengan enggak terjun ke organisasi, misalnya bekerja sama dengan beberapa teman, ucapnya
Berbeda dengan Aldo, salah seorang anggota BEM di Institut STIAMI Jakarta yang menganggap bahwa berorganisasi itu penting bagi mahasiswa karena bisa membuat mahasiswa berproses serta menguji identitas mahasiswa yang sebenarnya. Organisasi, ujar Aldo, bisa mengajarkan banyak hal lebih dari pelajaran dalam kelas.
Kita harus mengenal situasi yang terjadi pada kondisi pemerintahan, kita harus mengenal bagaimana menjadi agent of social control. Tujuannya ya agar kita sebagai mahasiswa tidak hanya mendapatkan pelajaran dalam kelas, kita juga harus mengenal kunci yang ada dalam masyarakat, kata Aldo, Rabu (6/12/2023).
Ketika disinggung manfaat yang lain, Aldo menyebut salah satunya adalah bisa mengasah minat dan bakat mahasiswa, serta sebagai bekal agar mahasiswa cakap setelah lulus kuliah.
Kampus memang tidak mewajibkan setelah ini (lulus) kalian bekerja, namun dalam organisasi tentu banyak kerja lapangan, pengetahuan, dan ilmu yang didapat daripada materi-materi akademik. Tapi, Pada akhirnya pun mereka mempunyai relasi yang baik untuk mengenal dunia yang luas. Khususnya dunia kerja, ucapnya.
Menanggapi pro kontra mahasiswa yang ikut organisasi dengan berbagai alasan ini, dosen di Institute STIAMI Jakarta, Sakti Syahputra menilai jika mahasiswa perlu mengikuti organisasi kampus dengan berbagai manfaat baik soft skill maupun hard skill di luar kelas perkuliahan.
Karena mahasiswa dapat melakukan aktualisasi diri, setelah mempelajari teori dalam perkuliahan, kata Sakti.
Baca Juga: Pasar Bandeng Gresik: Mahasiswa PMM UMG Terjun ke Warisan Budaya Lokal
Mahasiswa dalam organisasi bisa belajar banyak hal misalnya komunikasi, pengelolaan, administrasi, manajemen, interaksi dan sosialisasi. Maka dari itu, sambungnya, organisasi kampus sangat penting untuk diikuti oleh mahasiswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Manfaat lainnya menurut Sakti adalah mahasiswa bisa melakukan upgrade diri, mengembangkan potensi diri, lebih aktif dan lebih update, serta bisa mengaktualisasi dirinya sehingga lebih kompeten.
Mereka belajar organisatoris, masuk kepanitiaan, melakukan interaksi, melakukan negosiasi, dan lobi. Yang pasti, mereka akan belajar mengaktualisasikan, mengimplementasikan, dan mempratikkan apa yang dipelajari dalam perkuliahan selama ini, ucapnya.
Lebih lanjut, Sakti mengungkapkan jika mahasiswa yang aktif berorganisasi akan terlihat di mata dosen sebagai sesuatu yang positif. kendati demikian, dia mengingatkan bahwa ketentuan di masing-masing kampus bisa berbeda, baik regulasi serta hal lainnya.
Kalau saya dosennya, tentu saya akan memperhatikan organisasi apa yang diikuti bisa memengaruhi, tentu dalam hal yang positif. Dan jangan jadikan alasan, kalau nilai kita jelek, gara-gara organisasi. Kita balik ke diri sendiri, kemampuan mengelola diri kita, memahami manajemen waktu kita.
Baca Juga: Kesempatan Emas, Bank BSI Buka Lowongan Magang, Lulusan SMA sampai S1 Bisa Daftar!
Lebih lanjut, meskipun mendorong agar mahasiswa aktif dalam organisasi, namun Sakti tidak serta mereta memandang mahasiswa yang tidak ikut organisasi adalah mahasiswa yang buruk. Pasalnya, mahasiswa yang tidak aktif di organisasi bisa jadi memiliki kesibukan lain. misalnya bekerja, magang, dan aktifitas lainnya.
Kita harus berbaik sangka ya, jangan asal judge kepada mahasiswa yang belum mau berorganisasi karena mereka pasti memiliki kesibukan lain. Atau memang sosialisasi yang disampaikan oleh organisasi mahasiswa belum secara maksimal disampaikan, belum semakin atraktif, tuturnya.
Selain dari organisasi, imbuhnya, mahasiswa juga bisa meningkatkan kemampuan dan kompetensinya dengan berbagai hal misalnya menjadi sukarelawan, menghadiri seminar, mengikuti workshop, pelatihan, dan lain sebagainya. Adapun jenis-jenis kegiatan tadi bisa diikuti secara bebas oleh mahasiswa entah atas nama kampus, pribadi, maupun organisasi sosial lainnya yang tidak terbatas dan tidak dibatasi.
Terus menempa dirinya jadi lebih baik dengan mengikuti banyak kegiatan, banyak aktivitas. Pengembangan diri itu enggak melulu di organisasi kampus saja kok, pungkasnya.
Editor : Pahlevi