Optika.id - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengajak bu nyai atau istri dari pengurus pondok pesantren dan majelis taklim dari 13 kabupaten untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatan para santri agar mampu bersaing dengan siswa pendidikan umum.
Gibran juga meminta agar para santri siap menghadapi revolusi industri 5.0 sesuai dengan perkembangan zaman.
Baca Juga: Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto, Siapa Saja?
"Setiap santri yang di pondok itu harus 5.0 (melek teknologi)," kata Gibran saat bersilaturahmi dengan bu nyai di Solo, berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Gibran berharap para Bu Nyai bisa sama-sama berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di pondok pesantren agar mampu bersaing dalam memenuhi kebutuhan SDM unggul di Indonesia ke depannya.
Dalam pertemuan tersebut, Gibran juga berterima kasih kepada para bu nyai karena sudah menyampaikan masukan terkait dengan masalah keumatan, terlebih masalah santri.
"Terima kasih Bu Nyai sudah datang jauh-jauh ke Solo dan juga meminta para bu nyai untuk tidak buru-buru pulang agar bisa menikmati banyak destinasi baru dan kegiatan di Kota Solo," ujar Gibran.
Baca Juga: Prabowo-Gibran akan Dilantik Hari Ini, Apa Isi Sumpahnya?
Selain itu, inisiator Forum Pengasuh Majelis Taklim Arifatun Choiri Fauzi mengapresiasi kehadiran Gibran untuk bersilaturahmi dengan para bu nyai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Arifatun menegaskan bahwa pertemuan tersebut adalah silaturahmi antara nyai dan Wali Kota Surakarta, dan bicara tentang pesantren tanpa ada agenda kampanye politik terkait dengan pemilihan presiden.
Ia juga menyampaikan harapan Gibran agar para santri di pondok pesantren bisa setara dengan siswa lain pada umumnya. Hal-hal tersebut diapresiasi oleh para bu nyai.
Baca Juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!
"Bu Nyai juga menyampaikan beberapa hal kepada Mas Gibran, yakni terus semangat, ingat dengan masyarakat kecil, ibadahnya dan sedekahnya jangan lupa, terus yang paling penting tadi adalah berdoa," katanya.
Menurut dia, yang menjadi poin sentral yang menjadi catatan bagus dari Ibu-ibu di sini adalah bagaimana Mas Gibran ingin memprioritaskan santri-santri sekarang ini harusnya juga punya keterampilan yang sama dengan yang berada di luar pesantren.
Editor : Pahlevi