Optika.id - Menurut analisis dari pengamat politik Ujang Komarudin dari Universitas Al Azhar Indonesia, menurunnya elektabilitas PDI Perjuangan mendekati pemilihan Pemilu 2024 diartikan sebagai momen kekalahan bagi partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri setelah berhasil meraih kemenangan dalam Pemilu 2014 dan 2019.
Ujang menyatakan bahwa situasi saat ini merupakan waktu puncak bagi Partai Gerindra karena elektabilitasnya telah meningkat cukup signifikan dalam tahun ini, bahkan mengungguli PDI Perjuangan.
Baca Juga: PDIP: Ada Pihak yang Akan Cawe-Cawe di Pilkada Mendatang
Bisa jadi, 2024 ini adalah momentum kekalahan PDIP, setelah dua pemilu yang lalu 2014-2019 menang, mungkin 2024 adalah momentumnya Gerindra, kata Ujang, pada Kamis, (21/12/2023).
Sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang menilai bahwa Gerindra memiliki potensi untuk melampaui PDI Perjuangan dalam Pemilu mendatang, asalkan partai tersebut tetap konsisten dengan pesan yang mereka sampaikan saat ini kepada masyarakat.
Kemungkinan besar Gerindra akan mengungguli PDI Perjuangan dan menjadi pemenang dalam Pemilu 2024 nanti, tambahnya.
Baca Juga: PDIP Tegaskan Tak Kekurangan Stok Pemimpin untuk Pilkada Jawa Tengah
Survei terbaru dari LSI Denny JA yang berlangsung dari 20 November hingga 3 Desember 2023 mengungkapkan pergeseran dominasi elektabilitas partai politik, dengan Gerindra menduduki posisi tertinggi dengan 19,5 persen, mengungguli PDI Perjuangan yang saat ini menempati posisi kedua dengan 19,3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Direktur LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, ini merupakan kali pertama sejak Pemilu Legislatif 2014 PDI Perjuangan tergeser oleh Gerindra.
Baca Juga: Ini Kata PDIP Soal Pelegalan Politik Uang di Pemilu
Hasil survei ini juga menunjukkan Golkar menduduki posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 11,6 persen, diikuti oleh PKB dengan 7,7 persen, dan PKS dengan 7,3 persen. Sementara partai lainnya mendapatkan elektabilitas di bawah 1 persen.
Survei tersebut dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka melalui kuesioner dengan margin of error sekitar 2,9 persen.
Editor : Pahlevi