Optika.id - Debat kedua Pilpres 2024 yang diikuti 3 cawapres, yakni Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Gibran Rakabuming, dan Mahfud Md, akan digelar KPU RI di JCC, Senayan, Jakarta, malam ini. Tema yang ditetapkan KPU dalam debat Cawapres perdana ini, yaitu ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Lantas, siapa yang akan diuntungkan dari tema debat Cawapres kali ini? Begini analisis Direktur Algoritma Research and Consulting sekaligus Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Aditya Perdana.
Baca Juga: Pakar: Ini Bahaya Zat Natrium Dehidroasetat dalam Produk Roti
Aditya menilai ajang debat masih relevan bagi pemilih dalam menentukan paslon pilihan di Pilpres. Menurut dia, pemilih akan memperhatikan penampilan figur tak hanya saat debat disiarkan secara langsung, melainkan pascadebat melalui berbagai kanal atau pun media sosial.
"Debat tetap dinantikan oleh pemilih karena pemilih sebenarnya juga menunggu tawaran kerja dan visi apa yang dimiliki oleh paslon. Apalagi ini disiarkan dan disebarluaskan melalui sosial media secara masif sehingga menjadi penting bagi pemilih untuk memperhatikan apapun dari debat, baik substansi, gimmick ataupun komentar dari netizen dan lainnya," kata Aditya kepada wartawan, Jumat (22/12/2023).
Aditya kemudian mengupas kelebihan dan kekurangan masing-masing paslon dalam debat bertema ekonomi kali ini. Menurut dia, Cawapres nomor urut 1, Cak Imin, tak begitu memiliki penguasaan mendalam pada isu ekonomi.
"Ketiga Cawapres ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam debat ini. Bagi Gus Imin, tentu dari sisi retorika dan public speaking, hal ini tidaklah sulit. Dari sisi pengetahuan dan pengalaman teknokrasi ekonomi, tentu Gus Imin juga mumpuni. Namun tentu kedalaman substansi ekonomi yang akan ditanyakan panelis, saya tidak sepenuhnya yakin apakah Gus Imin akan menjawab seluruh hal yang diharapkan oleh panelis nanti," kata Aditya.
Baca Juga: Pakar Ungkap Sudah Mulai Ada Indikasi Cawe-Cawe di Pilkada Jakarta!
Hal serupa, menurut Aditya, juga terjadi pada Mahfud. Menurut dia, Mahfud tak memiliki kendala dalam kemampuan komunikasi tetapi tak begitu ahli isu ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Sementara, Prof Mahfud juga relatif sama, dari sisi public speaking, retorika berbicara ataupun pengetahuan teknokrasi pemerintahan di sektor ekonomi, beliau memiliki pengetahuan yang cukup, meski tentu tidak menguasai secara lebih dalam karena memang bukan keahliannya di isu ekonomi," kata Aditya.
"Ini yang saya pikir tidak ada pembeda dengan Gus Imin. Namun tentu tergantung asupan informasi dan pertanyaan apa yang ingin diajukan dan dipersiapkan oleh masing-masing pendukungnya akan menjadi hal yang menarik," imbuhnya.
Baca Juga: Pakar: Sebaiknya MK Pertimbangkan Kehadiran Amicus Curiae
Aditya melanjutkan, Gibran dinilai memiliki pengetahuan memadai pada isu ini karena berpengalaman sebagai pejabat di daerah. Namun, menurut Aditya, gaya komunikasi Gibran masih perlu diperkuat.
"Sedangkan Gibran, dari sisi pengalaman di eksekutif sebagai kepala daerah, tentu ia juga punya pengetahuan yang memadai dan asupan informasi dari tim tentunya akan menjadi penguat bagi Gibran. Hanya saja catatannya Gibran masih memiliki gaya komunikasi yang perlu diperkuat agar penampilannya bisa lebih memadai ke depan," kata Aditya.
Editor : Pahlevi