Oleh: Prof. Ir. Daniel Mohammad Rosyid, M.Phil., Ph.D
Baca Juga: Politik Islam di Simpang Jalan
Surabaya (optika.id) - Sihir Demokrasi liberal ala AS yg ditandai oleh Pilpres langsung one-man one-vote oleh 150 juta pemilih yg diadopsi oleh UUD2002 telah memabukkan bangsa ini, termasuk sebagian profesor.
Baca Juga: Parpol Adalah Organisasi yang Paling Berbahaya
Kritik atas kemunduran demokrasi di bawah Jokowi tidak mendasar, karena Jokowisme adalah anak kandung UUD2002. Para profesor gagal menyadari bahwa UUD45 menyerahkan Pilpres pada MPR melalui musyawarah bil hikmah, tidak melalui Pilpres langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai tindakan kolektif, menurut Mancur Olson, Pilpres oleh kaum terdidik yang representatif berjumlah kecil di MPR lebih menjamin rekrutmen presiden yang reliable and accountable sebagai mandataris MPR, bukan petugas partai.
Baca Juga: UUD 1945 adalah Bendera Perang Melawan Penjajah
Ini lebih hemat dan juga tidak memecah belah rakyat. UUD 2002 pun gagal merekrut anggota DPR dan DPD yang aspiratif, dan artikulatif mewakili publik. Kemunduran demokrasi tidak hanya tanggungjawab Jokowi, juga tanggungjawab DPR dan DPD. Protes tidak cukup hanya diarahkan ke Istana, tapi juga ke Senayan.
Editor : Pahlevi