Politik Islam di Simpang Jalan

author Pahlevi

- Pewarta

Minggu, 25 Agu 2024 10:40 WIB

Politik Islam di Simpang Jalan

Oleh: Daniel Mohammad Rosyid @Rosyid College of Arts

Baca Juga: UUD 1945 adalah Bendera Perang Melawan Penjajah

Surabaya (optika.id) - Deformasi kehidupan berbangsa dan bernegara serta kelahiran Jokowisme merupakan konsekuensi dari penggantian UUD1945 dengan UUD20002 melalui 4 kali perubahan sejak 1999-2002. UUD2002 adalah UUD Palsu.

UUD2002 memberi semua parpol-parpol hak memonopoli politik sebagai public goods sehingga politik menjadi sangat mahal. MPR sebagai lembaga tertinggi negara pemegang kedaulatan rakyat dilucuti menjadi sekedar joint session tanpa kewenangan politik yang berarti. Uang menjadi oksigen di jagad politik nasional yg diawaki oleh para bandit, badut, dan bandar politik. Ketiga pelaku politik ini sering berperan juga sebagai copet, glembuk dan gendham politik atas publik pemilih yg selalu dijadikan jongos politik dalam setiap pemilu yang senantiasa memilukan.

Sejak Pemilu 1955, ummat Islam secara politik selalu dikalahkan oleh kaum sekuler kiri, liberal, dan nasionalis radikal. Padahal kontribusi ummat Islam melawan penjajahan sangat besar. BKR tanpa laskar Hizbullah dan Sabilillah yg berbasis pesantren hanya akan diawaki oleh tentara eks KNIL binaan Belanda.

Barat/AS memaksakan pemberlakuan demokrasi liberal dalam sistem politik nasional, berpuncak pada penggantian UUD1945 dengan UUD2002.

Baca Juga: Peran Ulama-Santri dalam Perjuangan Melawan Penjajah

Barat/AS tidak bisa membiarkan Republik ini menjadi negara Pancasila, apalagi negara Islam. Proyek utama Barat/AS atas Indonesia adalah deislamisasi sekaligus sekulerisasi. UUD1945 dirumuskan oleh para ulama dan tokoh pendiri bangsa sebagai pernyataan perang terhadap penjajahan dan faham liberalisme dan kapitalisme. UUD2002 adalah undangan bagi nekolim yang oleh Francis Fukuyama dinyatakan sebagai pemenang dalam Huntingtonian Benturan Peradaban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Partai-partai Islam sejak reformasi sengaja difasilitasi untuk menggembosi aspirasi Masyumi sebagai reprsentasi Politik Islam di Indonesia. PKS dibiarkan hidup, tapi tidak akan pernah dibiarkan besar. Aspirasi NII juga digembosi melalui Al Zaytun, seperti Al Qaeda digembosi oleh ISIS.

Hampir semua parpol, termasuk PKS, tidak sudi Kembali ke UUD45, kecuali Gerindra yang secara eksplisit menjadikan UUD1945 sebagai platform perjuangannya.

Baca Juga: Soekarno-Hatta Mewakili Bangsa Indonesia

Konflik MK vs DPR vs MA soal Pilkada baru2 ini hanya thethek bengek demokrasi mbelgedhes ala UUD 2002, sekaligus membuktikan betapa deformasi kehidupan berbangsa dan bernegara makin menjauhkan kita dari cita2 para pendiri bangsa untuk merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pragmatisme dipertontonkan secara telanjang oleh elite-elite parpol.

Parpol adalah organisasi yang paling berbahaya di planet ini. Noam Chomski menyebut Partai Republik AS yang menolak protokol perubahan iklim mengancam eksistensi manusia sebagai spesies paling terorganisir. Partai Demokrat AS terus mendukung Ukraina, dan Zionis Israel dalam genosida di Jalur Gaza. Di Indonesia, di zaman Orde lama, parpol itu PKI. Di zaman Orde Baru, partai itu Golkar. Di era reformasi, partai itu adalah PDIP. Kini Golkar kembali akan menjadi monster di tangan Bahlil.
10. Gerakan Kawal MK baru2 ini yg melibatkan mahasiswa dan para akademisi harus dicermati karena bisa diarahkan untuk menimbulkan kekacauan sipil, menjatuhkan Jokowi, lalu membatalkan pelantikan Prabowo sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024. Para die hard Jokower seperti Gunawan Muhammad, dan tokoh2 dibelakang penggantian UUD1945 dengan UUD2002 menyalahkan Jokowi sendiri, padahal mereka jugalah yang telah membesarkan Jokowisme. Sebaiknya mereka bertobat, dan tidak memaksakam revolusi palsu pepesan kosong, dengan menjadikan ummat Islam kembali sebagai pendorong mobil mogok.

Jemursari, Surabaya, 24 Agustus 2024

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU