Oleh: Prof. Ir. Daniel Mohammad Rosyid, M.Phil., Ph.D.
Surabaya (optika.id) - Keluhan die hard jokowers seperti GM, Butet, Islah, dan Ikrar bahkan profesor-profesor di kampus-kampus besar baru-baru ini disebabkan oleh iman demokrasi ala UUD2002 mereka berbeda dengan iman Jokowi terhadap demokrasi liberal ini.
Baca Juga: Pilpres 2024: Katalis Kembali ke UUD45?
Anies dan Ganjar setia pada demokrasi ini, tapi Jokowi menilai demokrasi liberal ini simply mbelgedhes. Sejak kaum liberal di FE UI dan FH UGM pro-Barat mengusung UUD2002, kita masuk ke jebakan middle income trap nekolimik Barat.
Baca Juga: Pemihakan Birokrasi Memilukan Pemilu 2024?
SBY takluk, Jokowi tidak. Hubungan dekatnya dengan China sebagai raksasa ekonomi dan militer beralasan kuat. China tidak intervensionis, dan tidak mengekspor komunisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Mengapa Kembali ke UUD45?
Jokowi dan Prabowo sosio-nasionalis. Nekolim Barat sejak dulu tetap memaksakan strategi devide et impera sampai hari ini termasuk dengan meradikalkan Islam dan membenturkannya dengan Pancasila. Rakyat terbelah menjadi cebong, kampret dan kadrun fanatics. Prabowo banyak belajar dari Jokowi. Hilirisasi yang sangat ditentang Barat akan diteruskannya.
Editor : Pahlevi