Muhammadiyah Tempatkan Islam Sebagai Pandangan Dunia Berkemajuan

author Danny

- Pewarta

Sabtu, 24 Feb 2024 22:40 WIB

Muhammadiyah Tempatkan Islam Sebagai Pandangan Dunia Berkemajuan

Pekalongan (optika.id) - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kelompok yang keliru memahami frasa Islam Berkemajuan. Menurutnya, sebagian orang yang mempermasalahkan frasa tersebut sering kali menilai bahwa Islam adalah satu entitas yang tidak perlu dibedakan. Bagi mereka, jika ada Islam Berkemajuan, maka harus ada pula Islam Berkemunduran.

Dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih ke-32 pada Jumat (23/2/2024) di Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP), Haedar menekankan pentingnya pemahaman yang utuh dan proporsional terkait pandangan Islam Berkemajuan bagi anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah.

Baca Juga: 112 Tahun Muhammadiyah dan Harapan Masyarakat

Haedar menjelaskan bahwa konsep Islam Berkemajuan merujuk pada keputusan resmi yang dihasilkan dalam Muktamar ke-46 tahun 2010 di Yogyakarta, yang dikenal sebagai Muktamar Satu Abad, serta Muktamar ke-48 tahun 2022 di Surakarta, yang menghasilkan Risalah Islam Berkemajuan.

Berdasarkan dokumen resmi tersebut, Haedar menjelaskan bahwa istilah dan konsep Islam Berkemajuan yang dikembangkan oleh Muhammadiyah adalah suatu pandangan keagamaan atau religious views. Pandangan ini setara dengan perspektif keagamaan atau Islamic perspective, sehingga bukan merupakan satu aliran atau mazhab keagamaan dalam Islam. Dalam cakupan yang lebih luas, pandangan ini dapat diposisikan sebagai world view atau pandangan dunia yang bersumber dari Islam dan mencakup nilai-nilai kemajuan secara menyeluruh.

Baca Juga: Khofifah: Muhammadiyah adalah Pilar Kemajuan Bangsa dan Kemanusiaan

Islam Berkemajuan harus dipahami sebagai pandangan keislaman, sebagai perspektif. Ini penting agar ada pemahaman yang sama dan tidak ada lagi pandangan yang negatif soal ini. Karena sering dari kata Islam Berkemajuan ini ada mafhum mukhalafah yang tidak tepat, tutur Haedar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Haedar menegaskan bahwa pandangan Islam Berkemajuan yang dikembangkan oleh Muhammadiyah bukanlah suatu upaya mereduksi Islam sebagai ajaran. Sebaliknya, pandangan ini diartikan sebagai cara memahami dan mengimplementasikan Islam yang menguatkan, mendalami, memperkaya, dan menekankan kekhasan dari nilai-nilai kemajuan yang intrinsik terdapat dalam Islam. Dengan demikian, pandangan ini diarahkan pada penguatan dan peneguhan, bukan pada pengurangan atau perubahan substansial dalam ajaran Islam.

Baca Juga: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza, Ini Tanggapan Muhammadiyah

Islam Berkemajuan bukan sekadar istilah, tetapi mengandung makna mendalam sebagai Islam yang mewujudkan kedamaian, toleransi, keterbukaan, anti-kekerasan, anti-perang, dan menolak segala bentuk kezaliman. Dalam konteks dakwah, konsep ini lebih mengutamakan sikap muwajahah (kultural-adaptif) daripada muaradhah (konfrontatif-reaksioner).

Dalam pesannya kepada peserta Munas Tarjih, Haedar Nashir menekankan pentingnya memperkaya argumentasi yang mendukung konsep Islam Berkemajuan, khususnya dengan merujuk pada Al-Quran dan hadis. Argumentasi yang kokoh dan berlandaskan pada sumber-sumber utama Islam akan memperkuat pemahaman dan penerimaan terhadap konsep ini. Dengan demikian, diharapkan Muhammadiyah dapat menjadi pelopor dalam mengedepankan nilai-nilai Islam yang progresif dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU