Ada Kandungan Bromat Berbahaya di Air Mineral, Pakar UGM: Jangan Asal Percaya Influencer

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 29 Feb 2024 08:58 WIB

Ada Kandungan Bromat Berbahaya di Air Mineral, Pakar UGM: Jangan Asal Percaya Influencer

Surabaya (optika.id) - Perdebatan antara merk air minum dalam kemasan (AMDK) yang saling mengklaim satu sama lain masih terus bergulir seperti ombak yang timbul dan tenggelam. Apalagi baru-baru ini, seorang influencer TikTok mengimbau kepada audiensnya untuk tidak mengonsumsi AMDK yang merujuk ke merk tertentu lantaran kandungan bromate yang tinggi dan berbahaya untuk kesehatan.

Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Zullies Ikawati menjelaskan jika viralnya isu AMDK yang disebut-sebut mengandung kadar bromate tinggi itu harus disikapi dengan bijak.

Baca Juga: Kondom Masih Dianggap Tabu, Kemenkes: Sudah Terdaftar, Penting Buat Tekan HIV!

Lebih lanjut, dia menegaskan jika bromate bukanlah senyawa yang secara alami ditemukan di dalam air. Alih-alih secara alami, bromate justru terbentuk ketika air minum didisinfeksi melalui proses ozonasi dan bromate juga tidak memiliki rasa ataupun warna.

"Jika sang influencer bilang bahwa bromat itulah yang membuat rasa agak manis, yang itu sering dijadikan tagline promo produk air tersebut 'yang ada manis-manisnya', maka itu sebenarnya adalah tidak benar, karena bromat itu tidak berasa,” ucap Zullies dalam keterangan pers di laman resmi UGM, dikutip Optika.id, Rabu (28/2/2024).

Bromate tersebut muncul ketika ozon yang digunakan untuk mendisinfeksi air minum bereaksi dengan bromide alami yang terkandung di dalam air. Adapun bromide mengandung unsur brom (Br) bermuatan negatif. Dalam proses ozonisasi, brom bermuatan negatif bisa bereaksi dengan ozon (O3) serta membentuk bromate (BrO3). Bromate tersebut bisa masuk ke air minum kemasan apabila penyaringannya tidak dilakukan secara hati-hati, atau jika sumber airnya terkontaminasi.

"Kandungan bromat dalam air minum masih dibolehkan, asal tidak melebihi 10 mcg/liter,” ujarnya.

Berdasarkan World Health Organization (WHO), batas aman bromate yang diterapkan adalah 10 ppb (part per bilon) atau 10 mikrogram/liter. Hal ini berdasarkan batas atas potensi kanker untuk bromate itu sendiri yakni 0,19 per mg/kg berat badan per harinya.

Baca Juga: Selain Melindungi dari Paparan Sinar Matahari, Apa Saja Manfaat Sunscreen?

Berdasarkan studi, kata Zullies, bromate memang bisa memicu kanker pada hewan. Akan tetapi, dampak bromate pada manusia masih belum diketahui.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara itu, kasus keracunan bromate dosis tinggi menurut Zullies sangat jarang terjadi. Keracunan ini hanya terjadi pada orang yang secara sengaja atau tidak menelan cairan kimia yang mengandung bromate.

Adapun efek yang ditimbulkan jika keracunan bromate adalah muntah-muntah, diare dan sakit perut. Selain itu juga mengakibatkan hilang refleks, kelelahan, dan masalah pada sistem saraf pusat. Kendati demikian, dampak ini tidak menetap dan bisa kembali normal.

Lebih lanjut, Zullies menegaskan jika regulasi terkait makanan dan minuman di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Adpaun regulasi BPOM sudah mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diatur juga oleh Badan Standarisasi Nasional). Termasuk untuk air mineral.

Baca Juga: Komitmen Pengendalian Tembakau Masing-Masing Capres Dipertanyakan

“Pada SNI tersebut, terkait dengan kandungan bromat juga ditetapkan sama dengan standar aman WHO,” tuturnya.

Terakhir, dia menegaskan bahwa unggahan influencer terkait kadar bormat dalam salah satu AMDK merupakan hoaks. Dia pun meminta agar masyarakat bijak mencerna segala informasi yang didapatkan dari internat, kemudian melakukan verifikasi pada sumber yang kredibel.

"Jangan langsung percaya dan menyebarkannya lagi, tanyakan pada yang dirasa lebih ahli," pungkasnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU