Penyadapan Telepon yang Memalukan Jerman

author Dani

- Pewarta

Minggu, 03 Mar 2024 10:12 WIB

Penyadapan Telepon yang Memalukan Jerman

i

Rudal Taurus buatan Jerman

Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah

Baca Juga: Diiming-imingi HGU 500 tahun pun Investor Belum Mau Masuk

Surabaya (optika.id) - Perang antara Rusia dan negara tetangganya Ukraina sudah berlangsung selama tiga tahun dan pihak Ukraina menjadi pihak yang mengalami kekalahan telak menghadapi Rusia yang memiliki persenjataan canggih. Masyarakat dunia sudah mengetahui bahwa perang itu sebenarnya adalah perang antara Amerika Serikat dan sekutunya negara-negara Eropa yang tergabung dalam NATO (North Atlantic Treaty Organization) melawan Rusia dan Ukrainia dijadikan mereka sebagai proxy. Meskipun banyak kritikan dalam hal moral terhadap AS dan sekutunya itu karena dengan entengnya para pejabat tingginya mengatakan bahwa mereka tidak perlu mengerahkan tentaranya untuk berperang di Ukraina, biarkan Ukraina yang berperang dengan akibat sekitar 400.000 tentaranya meninggal dunia, ribuan yang diamputasi, jutaan penduduknya melarikan diri dari negaranya dan perekonomiannya hancur berkeping.Dengan kata lain “Biarkan tentara Ukraina yang mati asal bukan tentara kita”.

Rusia tidak percaya dengan retorika negara AS dan sekutunya NATO soal tidak ada tentaranya yang ikut berperang, karena Rusia punya bukti bahwa banyak tentara AS dan NATO yang menyaru sebagai “tentara bayaran” yang terbunuh dan tertangkap, selain itu banyak tenaga ahli militer mereka berada di Ukraina untuk membantu tentara Ukraina mengoperasikan senjata-senjata canggih yang diperoleh dari bantuan negara AS dan Eropa.

Rusia sudah mencaplok lebih dari 20% wilayah Ukraina, dan saat ini terus maju untuk mencaplok wilayah lainnyasetelah jatuhnya kota Avdiiivka yang strategis ketangan tentara Rusia. Pihak AS dan sekutunya akhirnya mengakui bahwa tentara Rusia berhasil menjadi pemenang dalam perang ini dimana sebelumnya pihak AS dan sekutunya lewat mesin propaganda medianya selalu mengatakan bahwa pihak Rusia Kalah.

Setelah Rusia mengumumkan kemenangan telak atas Avdiivka dan wilayah Ukrainya lainnya, muncul berita yang mengejutkan di AS dan Eropa tentang bocornya pembicaraan telpun para Jendral Jerman untuk menyerang wilayah Krimea yang dikuasai Rusia denag Rudal Taurus. Pembicaraan rahasia yang bocor ini menunjukkan bahwa ternyata Jerman secara terang-terangan terbukti terlibat dalam perang di Ukraina.

Baca Juga: Di Tempat Saya Satu Bungkus Nasi Rp 5.000,-

Pembicaraan rahasia para jendral Jerman itu ternyatadisadap oleh pihak Rusia, dan ini merupakan kejadian yang memalukan bagi pemerintah maupun dinas rahasia Jerman. Karena itu Kanselir Jerman Olaf Scholz berjanji melakukan penyelidikan penuh setelah rekaman pembicaraan rahasia militer tentang perang Ukraina diedarkan di media sosial Rusia, yang sangat memalukan bagi Berlin. Seorang juru bicara kementerian pertahanan Jerman mengkonfirmasi kepada AFP bahwa kementerian percaya percakapan di divisi angkatan udara di intersep atau dicegat oleh Rusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala saluran Russian Today (RT) yang didukung pemerintah Rusia, Margarita Simonyan, memposting rekaman audio 38 menit dari apa yang dia klaim sebagai perwira militer Jerman yang membahas potensi serangan di Krimea dalam konferensi video 19 Februari.

Dalam rekaman itu, diskusi dapat didengar tentang kemungkinan penggunaan rudal Taurus- rudal jarak jauh buatan Jerman oleh pasukan Ukraina dan potensi dampaknya.

Baca Juga: Komunikasi Politik Yang Menyentuh Perasaan

Topik termasuk mengarahkan rudal ke sasaran seperti jembatan utama di atas selat Kerch yang menghubungkan daratan Rusia ke Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014. Diskusi juga mencakup penggunaan rudal yang disediakan ke Ukraina oleh Prancis dan Inggris.Ukraina telah lama meminta Jerman untuk menyediakannya dengan rudal Taurus, yang dapat mencapai target hingga 500 kilometer (300 mil) jauhnya.Prancis, Inggris dan AS telah memasok Ukraina dengan rudal SCALP, Storm Shadow dan HIMARS, yang ketiganya memiliki jangkauan ratusan kilometer.

Menurut majalah Der Spiegel, konferensi video diadakan di platform WebEx, dan bukan di jaringan rahasia internal Angkatan Bersenjata Jerman.

Disadapnya pembicaraan para jendral Jerman oleh pihak Rusia menunjukkan bahwa apapun pembicaraan rahasia dikalangan pemerintah maupun militer bisa disadap oleh negara-negara maju. Hal ini juga menjelaskan bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi di negara-negara bukan maju seperti Indonesia ini yang segala pembicaraan rahasianyanya gampang disadap diretas pihak lain. Termasuk perhitungan suara pemilihan umum yang mudah diretas dan diatur pihak asing.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU