Melihat Kebelakang, Menyusun Sejarah Muhammadiyah Secara Komprehensif

author Dani

- Pewarta

Minggu, 24 Mar 2024 09:56 WIB

Melihat Kebelakang, Menyusun Sejarah Muhammadiyah Secara Komprehensif

Surabaya (optika.id) - Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Purnawan Basundoro memberikan pencerahan bahwa Sejarawan Indonesia yang juga aktivis Muhammadiyah, Kuntowijoyo menulis dalam bukunya Metodologi Sejarah bahwa terus ditulisnya sejarah menunjukkan bahwa sejarah itu penting. 

Muhammadiyah sebagai organisasi islam besar dan tertua di Indonesia tentu saja memiliki kepentingan untuk terus menulis sejarahnya. "Iniloh, peran penting dari Muhammadiyah itu, hanya dengan itu cara yang bisa kita tunjukkan. Narasi berseliweran di masyarakat, terutama di media sosial," ujar Purnawan Basundoro kepada Optika.id, Minggu, (24/3/2024). 

Baca Juga: Dorong Ekonomi Berkeadilan, KPPU Kolaborasi dengan Muhammadiyah

Hal ini dilakukan untuk, Pertama, mendokumentasikan perjalanan organisasi/gerakan Muhammadiyah yang telah berusia lebih dari satu abad, baik di tingkat nasional, regional maupun lokal (tingkat PP, PWM, PDM, PCM, PRM). 

"Sudah saatnya bergerak, elemen organisasi Muhammadiyah ada tingkat besar sampai ranting dengan seluruh ortomnya kita harus membuat narasi sejarah. Dengan demikian, kita bisa menunjukkan bahwa kita eksis, berkiprah dan memiliki peran," terangnya. 

Kedua, menunjukkan berbagai kiprah organisasi Muhammadiyah (beserta ortom dan amal usaha) kepada masyarakat luas, bahwa Muhammadiyah memiliki kontribusi besar serta memiliki saham atas berdirinya NKRI. 

Baca Juga: Menghimpun Sumber untuk Menulis Sejarah Muhammadiyah

"Kesadaran berbudaya Muhammadiyah masih rendah, ini yang menyebabkan kita kadang-kadang menjadi organisasi yang kehilangan jejak, sehingga kontribusi kita menjadi hilang. Oleh karena itu, peran besar harus dimunculkan, salah satunya dengan melalui narasi Sejarah, Rekonstruksi Sejarah Muhammadiyah dari berbagai struktur itu sangat penting," jelasnya. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketiga, menjaga asset Muhammadiyah yang masih ada serta menemukan kembali asset yang sempat hilang. "Muhammadiyah berusia panjang, satu abad lebih dan struktur organisasi Muhammadiyah dari pusat sampai ranting pasti menempati banyak asset, tetapi karena entah persoalan politik, sosial, ekonomi terkadang asset itu bisa hilang, berpindah tangan, kemudian kita tidak tahu lagi jejaknya ada dimana," urainya. 

Baca Juga: Muhammadiyah Perlu Mengukir Sejarah

Dengan menulis sejarah, masyarakat Muhammadiyah bisa menemukan kembali untuk kemudian bisa ditata bahwa sesuatu hal ini milik Muhammadiyah. Selain itu, paling tidak asset yang dimiliki Muhammadiyah dan menjadi perjalanan penting itu ada. 

"Kalau mau menggali sejarha Muhammadiyah, dengan membaca dan menelusur berbagai sumber, maka kita bisa mengungkap kembali bahwa ternyata perjalanan Muhammadiyah pernah di gedung ini, pernah menjadi kegiatan Muhammadiyah pada tahun sekian. Kalau detail InsyaAllah bisa menemukan asset Muhammadiyah yang mungkin sudah tidak ada lagi," pungkasnya. 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU