Oleh: Daniel Mohammad Rosyid
Rosyid College of Arts
Baca Juga: Politik Islam di Simpang Jalan
Surabaya (optika.id) - Hiruk pikuk Pemilu 2024, terutama Pilpresnya, dapat dipahami dalam sebuah konteks yang oleh Fareed Zakarya disebut a Post-American World. Dunia yang selama 30 tahun terakhir monopolar didominasi oleh AS kini sedang berubah cepat menjadi multipolar dengan kehadiran China terutama sebagai raksasa ekonomi dan teknologi baru yang mulai mengalahkan AS dan sekutunya. China bahkan membangun kerjasama global melalui BRICS melibatkan Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan. BYD sekarang menjadi raksasa otomotive EV mengalahkan Jepang dan Eropa, serta AS. Tesla pun mulai terancam.
Sebagai adikuasa yang mulai runtuh, AS makin banyak melakukan kesalahan akibat over-stretched seperti imperium Romawi dahulu. Blundernya di Afganistan kini diikuti blunder lebih besar di Ukraina. Perang dagangnya melawan China terus kalah. Sikap AS terhadap China yang makin bermusuhan justru meniru blunder the Britsih Empire dulu saat menghadapi jajahannya AS yang tumbuh makin mandiri dan kuat. Sekutunya di Eropa Barat bahkan diseret untuk melakukan blunder dengan memusuhi tetangganya sendiri Rusia dengan memprovokasi Ukraina agar menjadi anggota NATO. Sangsi ekonomi Barat terhadap pendudukan Rusia di Ukraina kini malah menjadi bumerang bagi ekonomi Eropa Barat yg kini kelimpungan menghadapi kelangkaan gas murah dari Rusia bagi industri-industri mereka.
Perlu dicatat bahwa cawe-cawe AS di Indonesia bahkan sudah menjadi kebijakan luar negeri AS sejak operasi untuk menjatuhkan Bung Karno yang makin dekat dengan Komunis Rusia maupun China. G30S/PKI adalah instrumen AS untuk menjatuhkan Soekarno, sekaligus menjadikan komunis China sebagai bahaya laten, terutama bagi ummat Islam. Kebangkitan Soeharto semula sesuai dengan skenario AS yaitu menjadikan rezim Soeharto sebagai musuh ummat Islam di dalam negeri, sekaligus menjadikan Cina Komunis sebagai musuh luar negeri. Pencaplokan Timor Timur juga hasil provokasi AS terhadap Soeharto.
Baca Juga: Parpol Adalah Organisasi yang Paling Berbahaya
Namun kemudian Soeharto menyadari bahwa memusuhi ummat Islam adalah kebijakan strategis domestik yang keliru. Kedekatannya dengan pemimpin2 muslim di awal 1990an kemudian dilihat sebagai ancaman atas kepentingan AS di Indonesia. Oleh karena itu, Soeharto pun dijatuhkan dalam gerakan reformasi 1998 oleh elemen-elemen pro AS dan sekuler anti-Islam di dalam negeri. Pengganti Soeharto, BJ Habibie sebagai tokoh teknokrat muslim yang paling berpengaruhpun kemudian dijatuhkan. Kita melihat bahwa gelombang reformasi ternyata adalah agenda untuk menggusur UUD45 sebagai pernyataan perlawanan terhadap penjajah menjadi UUD2002 melalui amandemen ugal2an yg disponsori oleh banyak LSM pro AS. Draft konstitusi yg disiapkan oleh Komisi Konstitusi dibuang ke tempat sampah oleh MPR yg sedang euforia dengan era demokrasi liberal ala AS. UUD2002 adalah instrumen proxy war AS untuk mengamankan eksploitasinya atas Indonesia sekaligus melalui Pilpres yg fraud-prone ini memecah belah bangsa ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengganti Habibie, Gus Dur pun sebagai tokoh muslim moderat pun dijatuhkan. Megawati sebagai pengganti Gus Dur khawatir mengalami nasib yang sama dengan Gus Dur malah memperparah desain konstitusi yang sudah cacat. Kemunculan SBY melalui Pilpres langsung 2004 sebagai produk paling iconic dari UUD 2002 melahirkan rezim yang sangat ramah pada AS. Dalam masa 10 tahun pemerintahannya, SBY bisa disebut sebagai _a good kid on the block_ bagi kepentingan AS.
Kemunculan Jokowi pada 2014 semula dirayakan sebagai penerus SBY. Namun sikap politiknya yang makin dekat ke China, lalu kebijakan hilirisasinya makin menjadikan Jokowi sebagai a bad kid on the block bagi AS dan sekutunya. Kemenangan sementara Prabowo, mantan tentara patriot nasionalis, dalam Pilpres 2024 sebagai penerus Jokowi akan menjadi tanda kemunculan a new, naughty kid on the Block.
Baca Juga: UUD 1945 adalah Bendera Perang Melawan Penjajah
Sebelum pelantikannya pada 20 Oktober 2024, upaya-upaya AS untuk cawe-cawe mengulang reformasi palsu akan semakin keras. Saya berkeyakinan, cawe-cawe AS kali ini akan gagal seperti kegagalannya di Afganistan dan Ukraina. Prabowo akan memimpin bangsa ini agar bangsa ini merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur memastikan agar Garuda yang bebas-aktif tidak ditelan Naga, apalagi diinjak Gajah.
Gunung Anyar, 24 Maret 2024.
Editor : Pahlevi