Pilwali Surabaya 2024 Kurang 8 Bulan Lagi, Siapa Saja Calon Kuatnya?

author Pahlevi

- Pewarta

Jumat, 29 Mar 2024 16:26 WIB

Pilwali Surabaya 2024 Kurang 8 Bulan Lagi, Siapa Saja Calon Kuatnya?

Surabaya (optika.id) - Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2024 kurang 8 bulan lagi, diketahui akan digelar pada 27 November 2024. Siapa saja nama-nama yang akan bertarung memperebutkan L1 dan L2?

Ada sejumlah nama yang berpotensi maju di Pilwali Surabaya 2024. Baik sebagai calon wali kota (Cawali) maupun calon wakil wali kota (Cawawali)

Baca Juga: Rahmat Muhajirin Masuk Radar Pilwali, Saingan Baru Eri Cahyadi?

Dari nama-nama itu, yang dapat dipastikan maju di Pilwali Surabaya 2024 adalah Wali Kota Incumbent Eri Cahyadi. Sejauh ini Mantan Kepala Bappeko Pemkot Surabaya tersebut sudah melakukan komunikasi politik ke sejumlah parpol. Di antaranya ke PKB dan Golkar.

Sementara, PDI Perjuangan (PDIP) hingga sekarang belum menentukan calon yang akan diusung sebagai Calon Wali Kota di Pilwali Surabaya 2024.

Pada Pilwali Surabaya 2020, PDIP mengusung dua kadernya, yakni Eri Cahyadi dan Armuji. Pasangan ini mengalahkan mantan Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin yang berduet dengan mantan Dirut PDAM Mudjiaman.

Lalu, siapa saja nama-nama yang potensial maju di Pilwali Surabaya 2024? Dari informasi yang dihimpun Optika.id, ini nama-nama yang mencuat ke publik:

1. Eri Cahyadi
Eri Cahyadi dilantik sebagai Wali Kota Surabaya sejak 26 Februari 2021. Pria kelahiran 27 Mei 1977 ini merupakan birokrat tulen.

Sebelum terpilih sebagai Wali Kota di Pilwali Surabaya 2020, Eri Cahyadi memiliki sejumlah jabatan mentereng. Mulai Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Kepala Dinas Pertamanan, hingga Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.

Ia kemudian terjun politik dan menjadi kader PDIP agar bisa diusung di Pilwali. Namun hingga kini, ia belum mendapat rekomendasi dari DPP PDIP untuk maju lagi di Pilwali Surabaya 2024.

Sejumlah parpol pun melirik Eri Cahyadi. Bahkan Partai Golkar melontarkan wacana koalisi besar untuk mengusung Eri Cahyadi.

2. Armuji
Armuji merupakan politisi senior PDIP Surabaya. Pria kelahiran 8 Juni 1965 ini sudah berkali-kali menjadi anggota DPRD Kota Surabaya. Bahkan, ia pernah menjadi Ketua DPRD Surabaya dua kali, yakni periode 2003–2004 dan 2014–2019.

Sebelum memutuskan maju di Pilwali Surabaya 2020 dan berpasangan dengan Eri Cahyadi, Armuji tercatat sebagai anggota DPRD Jatim hasil Pemilu 2019.

Kini Armuji di eksekutif dengan jabatan Wakil Wali Kota Surabaya. Gayanya sangat khas, karena Armuji masih suka blusukan ke masyarakat.

3. Azrul Ananda
Nama Azrul Ananda sempat disebut-sebut di bursa Pilwali 2020, namun ia memutuskan tidak terjun politik praktis. Ia lebih memilih membesarkan Persebaya Surabaya, klub kebanggaan masyarakat Surabaya.

Menjadi CEO Persebaya Surabaya, popularitas Azrul Ananda tak diragukan lagi. Apalagi dia pernah menjadi bos Jawa Pos dan putra dari Dahlan Iskan, pengusaha media yang juga mantan Menteri BUMN di era Presiden SBY.

Pria kelahiran 4 Juli 1977 ini juga dekat dengan sejumlah kalangan elit. Mulai dari Wali Kota Eri Cahyadi hingga kalangan menteri.

4. Ahmad Dhani
Popularitas Ahmad Dhani Prasetyo tak perlu dipertanyakan lagi. Sebelum menjadi kader Partai Gerindra, musisi kelahiran Surabaya 26 Mei 1972 ini adalah pendiri band Dewa 19.

Pada Pemilu 2024, Ahmad Dhani lolos ke Senayan (DPR RI) dari Dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo) mendampingi Bambang Haryo, pengusaha kapal dan kader senior Gerindra.

Melalui Dewa 19, Ahmad Dhani memiliki fans setianya bernama Bala Dewa. Tentu ini bisa menjadi modal politiknya untuk meraih suara.

5. Reni Astuti
Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Surabaya ini membuat kejutan di Pemilu 2024. Tak disangka Reni Astuti lolos ke Senayan (DPR RI), mengalahkan seniornya di PKS.

Reni Astuti mulai menjadi anggota DPRD Surabaya sejak tahun 2009. Saat ini ia masih menjabat Wakil Ketua DPRD Surabaya periode 2019-2024.

6. Adi Sutarwijono
Awi sapaan akrabnya saat ini menjabat Ketua DPC PDIP Surabaya dan Ketua DPRD Surabaya periode 2019-2024.

Mantan wartawan ini dipastikan menjadi anggota DPRD Kota Surabaya periode 2024-2019, hasil Pemilu 2024.

7. Dyah Katarina
Wanita ini merupakan istri dari Bambang DH, mantan Wali Kota Surabaya dua periode sebelum Tri Rismaharini. Saat ini Dyah Katharina masih tercatat sebagai anggota DPRD Surabaya periode 2019-2024.

Sayangnya, pada Pemilu 2024, ia gagal lolos lagi ke DPRD Surabaya. Meski demikian, dua periode menjadi anggota DPRD dan dua periode pula menjadi Ketua Penggerak PKK selama mendampingi suaminya sebagai Wali Kota, tentu menjadi modal berharga.

8. Musyafak Rouf
Musyafak Rouf naik turun dalam menjalani karir politiknya. Pernah menjabat Ketua DPRD Surabaya, lalu 'jatuh' karena terseret korupsi japung Pemkot Surabaya.

Kini Musyafak Rouf bangkit lagi setelah menjadi Ketua DPC PKB Surabaya. Bahkan, ia lolos menjadi anggota DPRD Jatim pada Pemilu 2024 dari dapil Jatim 1 (Surabaya).

9. Fuad Bernardi
Fuad Bernardi merupakan putra dari Tri Rismaharini, Menteri Sosial dan mantan Wali Kota Surabaya dua periode.

Mengikuti jejak ibunya, Fuad Bernardi juga menjadi kader PDIP. Dengan kendaraan PDIP pula, politisi muda ini berhasil lolos ke DPRD Jatim pada Pemilu 2024 dari Dapil Jatim 1 (Surabaya).

Sebelum itu, Fuad menjadi Ketua Karang Taruna (Kartar) Surabaya. Tentu saja dukungan dari anggota Kartar tak bisa diremehkan.

Baca Juga: Ini 4 Nama Kuat Cawali Surabaya, Calon Independen Diprediksi Sulit Muncul

10. Lucy Kurniasari
Nama Lucy Kurniasari cukup 'menjual' jika dimajukan lagi di Pilwali Surabaya 2024. Karir politiknya semakin moncer setelah menjadi anggota DPR RI dari Partai Demokrat pada Pemilu 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kini, Lucy Kurniasari kembali lolos ke Senayan (DPR RI) pada Pemilu 2024 dari Dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo).

Selain menjadi anggota DPR RI, wanita kelahiran 4 Februari 1968 juga menjabat Ketua DPC Demokrat Surabaya. Menariknya, ia pernah maju di Pilwali Surabaya 2015 berpasangan dengan Rasiyo, mantan Kadiknas Jatim. Namun kalah melawan pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana.

11. Hadi Dediansyah
Politisi Gerindra yang sebelumnya anggota DPRD Provinsi Jawa Timur ini
namanya juga mulai disebut-sebut publik Kota Pahlawan ini. Pada Pileg 2024 ini, Dedi tak lolos ke DPRD Jatim, dia kalah dengan Cahyo Haryo Prakoso di dapil 1 yang meliputi Kota Surabaya. Nama arek Suroboyo ini pun akan bersaing dengan politisi Gerindra yang lain.

12. Lia Istifhama
Nama Calon anggota DPD RI yang juga Keponakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ini mencuat ke publik pada gelaran Pilwali Surabaya 2024. Sebelumnya pada Pilwali Surabaya 2020 namanya juga muncul. Alumnus IAIN Surabaya (sekarang UINSA) ini patut diperhitungkan, dengan perolehan suara 2.739.123 atau nomer tiga terbanyak perolehan suaranya setelah Ahmad Nawardi dan LaNyalla Mahmud Mattalitti, ia dianggap dapat mewakili suara kaum perempuan pada kontestasi pilihan DPD RI. Sukses menjadi senator, apakah Lia akan maju sebagai bacawali Surabaya?

13. Cahyo Haryo Prakoso
Ketua DPC Gerindra Surabaya yang juga anak kandung Bambang Haryo Soekartono (BHS) ini namanya mulai mencuat sebagai bacawali Surabaya. Setelah berhasil memperoleh suara terbanyak Caleg DPRD Provinsi Jatim. Dengan perolehan suara 94.149, alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga ini memperoleh suara terbanyak. Sebagai sosok muda, nama Cahyo cukup dikenal oleh Gen Z dan Milenial.

14. Bambang Haryo Soekartono
Nama peraih suara terbanyak Caleg DPR RI Dapil Jatim I (Surabaya-Sidoarjo) ini harus diperhitungkan. Dengan perolehan suara 190.742, BHS sapaan akrabnya menjadi peraih suara terbanyak. Pada Pilkada 2020 lalu, ia maju sebagai calon Bupati Sidoarjo, namun dewi fortuna belum berpihak. Ia kalah dengan Ahmad Muhdlor Ali. Kini apakah BHS akan maju sebagai Cawali Surabaya meninggalkan kursi DPR RI?

15. M Sholeh
Pengacara kondang ini pada Pilwali 2020 ingin maju lewat jalur independen namun gagal. Pada Pileg 2024, ia juga mencoba peruntungan maju sebagai Caleg DPR RI lewat Partai Nasdem namun gagal. Ia kalah dengan Lita Machfud Arifin.

16. Mochammad Nur Arifin
Nama Bupati Trenggalek ini juga mencuat di grassroot PDI Perjuangan. Nama Ipin sapaan akrabnya muncul, karena dia besar dan tumbuh di Surabaya. Ipin adalah alumnus SMPN 12 Surabaya dan SMAN 6 Surabaya. Jika PDIP ingin mengusung kadernya dari internal, nama Ipin juga turut diperhitungkan.

17. Ali Affandi Mattalitti
Putra dari Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga ini maju Caleg DPR RI pada pileg 2024, namun ia gagal, suaranya kalah dengan Lucy Kurniasari. Menjabat sebagai Ketua Kadin Surabaya, Andi sapaan akrabnya punya potensi meramaikan gelaran Pilwali Surabaya 2024.

18. Herlina Harsono Nyoto
Anggota DPRD Kota Surabaya dari Fraksi Demokrat ini disebut berpeluang meramaikan kontestasi Pilwali Surabaya. Alumnus Doktoral Psikologi Universitas Airlangga ini adalah anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya. Maju dari Dapil 3 Kota Surabaya yang meliputi Kecamatan Sukolilo, Mulyorejo, Bulak, Rungkut, Gunung Anyar, Tenggilis Mejoyo, dan Wonocolo ini mampu meraup 8.261 suara.

Pilwali Surabaya Ibarat Liga 1

Sementara itu, pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam mengungkapkan sudah ada sejumlah nama yang berpotensi maju pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya mendatang.

"Pilwali kota Surabaya itu ibarat pertandingan bola masuk kategori liga 1, karena rekom biasanya langsung dari ketua DPP partai politik, sehingga calon yang bertanding biasanya punya prasyarat khusus dan punya daya saing kompetitif. Reputasinya better kelas nasional. Apalagi kalau yang dilawan petahana butuh calon yang juga kompetitif," katanya pada Optika.id melalui sambungan telepon, Jumat (29/3/2024) petang.

Wakil Rektor UTM ini menambahkan sejumlah nama mulai dari Eri Cahyadi petahana Wali Kota Surabaya, Musyafak Rauf Ketua DPC PKB Surabaya, Reni Astuti Sekertaris PKS Surabaya, Armuji Kader Senior PDIP sekaligus Wakil Wali Kota Surabaya, Adi Sutarwijono ketua DPC PDIP Surabaya, dan Fuad Bernardi Anak Menteri Sosial RI.

Baca Juga: Eri-Armuji Mulai Panaskan Mesin Politiknya, Bagaimana dengan Penantangnya?

"Tentang nama jika dilihat dari arus bawah masyarakat selama ini nama-nama itu yang sudah relatif dikenal masyarakat Surabaya dan para politisi yang sudah ikut kontestasi pileg punya kans dan keuntungan lebih dulu dikenal masyarakat," kata peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) ini.

"Nama Ahmad Dhani saya kira populer di Pileg 2024 kali ini, para legislator nasional seperti Lucy Kurniasari, tokoh milenial dan pengusaha seperti Azrul Ananda, Ketua Kadin Surabaya dan para direktur BUMD saya pikir punya potensi. Politisi senior seperti pak Armuji, pak Awi Ketua DPRD, tokoh-tokoh politisi perempuan Surabaya seperti Reni Astuti, Herlina punya kans juga jika ada yang mengusung," imbuh Surokim.

Kemudian ada juga nama pengacara terkenal Surabaya M. Soleh, Dyah Katarina Kader PDIP yang juga istri Bambang DH, hingga Bambang Haryo Soekartono kader Gerindra anggota DPR RI terpilih, Hedi Dediansya kader Gerindra, dan Cahyo Haryo Prakoso Ketua DPC Gerindra.

Meski demikian, kata dia, sejumlah nama yang muncul itu kemungkinannya masih cukup sulit karena faktor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai masing-masing.

“Sejauh ini masih agak sulit memunculkan nama-nama karena faktor dark zone itu ada di pusat (DPP Partai) yang kita tidak tahu,” katanya.

Dari beberapa nama yang disebutnya, dianggap punya kans atau peluang maju karena popularitas dan keunikan yang khas.

“(Nama-nama tersebut muncul karena) ya sementara karena popularitas di Kota Surabaya dan punya keunikan yang khas. Kekhasan sebagai tokoh yang saya pikir itu bisa menjadi daya saing,” ungkap dia.

Dari semuanya, lanjutnya, yang paling banyak dibicarakan masih Eri Cahyadi, karena masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dan Ahmad Dhani karena punya popularitas yang baik. “(Ahmad Dhani) popularitasnya oke” imbuhnya.

Jika Ahmad Dhani mencalonkan diri, menurut Surokim, akan ada tugas yang cukup berat terutama mengontrol kapasitas dan kapabilitas mengelola birokrasinya.

“Tugas beratnya mengatrol kapasitas dan kapabilitas mengelola birokrasinya yang agak berat, ya untuk mengelola organisasi publik perlu jam terbang,” tuturnya.

Surokim menegaskan calon-calon Wali Kota Surabaya tetap ditentukan dari DPP yang belum bisa diprediksi.

“Kuda hitam ya tetap calon-calon dari Jakarta mbak yang kita juga susah memprediksi siapa karena itu wewenang DPP,” pungkasnya.

Soal peluang Eri Cahyadi seperti apa?

"Sejauh ini masih kuat kalau petahana. Tingkat kepuasan publik masuk kategori baik dan masyarakat Kota Surabaya juga puas dengan kinerjanya," jawabnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU