Eks Ketum PP Muhammadiyah: Kemungkaran Struktural Bisa Lilit Kehidupan

author Danny

- Pewarta

Minggu, 12 Mei 2024 18:42 WIB

Eks Ketum PP Muhammadiyah: Kemungkaran Struktural Bisa Lilit Kehidupan

Jakarta (optika.id) - Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015 Prof. Dr. M. Din Syamsuddin tidak bosan-bosannya mengingatkan bahaya kemungkaran struktural yang melilit kehidupan bangsa dan negara.

Kemungkaran struktural ini, kata dia, berdaya rusak dahsyat dan berdampak sistemik efektik terhadap kehidupan bangsa dan negara.

Baca Juga: Din Syamsuddin: Pasti Ada Intervensi Jokowi ke MK

Demikian ditegaskannya pada Ceramah Halal Bihalal dan Hari Bermuhammadiyah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Barat, di Masjid Uswatun Hasanah, Jalan Daan Mogot, Sabtu, 11 Mei 2024

Ruang tengah masjid yang besar dan indah itu dipenuhi jamaah, baik laki-laki maupun perempuan, termasuk sejumlah anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, dan Dr. Ir. Narmodo, MAg, Ketua PDM Jakarta Barat dan sejumlah pengurus lainnya.

Din Syamsuddin, yang terakhir ini sering menyoroti masalah kemungkaran struktural, menegaskan bahwa jika kemungkaran struktural ini tidak dihentikan, maka potensial membawa bangsa dan negara ke arah kebangkrutan.

Secara khusus, menurut Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, kemungkaran struktural berupa sistem kenegaraan yang ultra liberal yang berlaku di Indonesia telah dan tengah meminggirkan kekuatan politik Islam formal.

Baca Juga: Din Syamsuddin dan Rizieq Shihab Ajukan Jadi Amicus Curiae

Dampaknya lebih buruk dari depolitisasi Islam oleh rezim Orde Baru, karena kemungkaran struktural telah berdampak pada kemungkaran kultural bangsa/umat dengan merajalelanya pragmatisme, materialisme, dan oportunisme politik. Umat Islam secara de facto memisahkan politik dari agama, katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal demikian melengkapi keterpurukan umat Islam dalam bidang ekonomi, yaitu dengan adanya kesenjangan ekonomi antara segelintir orang yang bersekongkol dengan rezim penguasa dan umat Islam atau rakyat Indonesia yang terpuruk secara ekonomi.

Solusinya, menurut Presidium Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat (GPKR) ini adalah perubahan dari dalam (change from within).

Baca Juga: Lantunkan Aksi Hingga 20 Maret, Din Syamsuddin: Jangan Biarkan Hak Kita Dirampas

Namun, rakyat Indonesia kehilangan momentum 10 tahun dengan kepemimpinan nasional yang tidak tampil sebagai penyelesai masalah, tapi sebagai bagian dari masalah, bahkan sebagai pencipta masalah.

Partai-partai politik pun tidak bisa diharapkan karena hampir semua mereka tiarap, dan para pemimpinnya tersandera kasus korupsi, sehingga lidahnya kelu dan kakinya kaku untuk menyuarakan kebenaran. Inilah lingkaran setan Indonesia, yang harus segera diatasi, ujarnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU