Kotak Kosong Masih Belum Pasti Terjadi untuk Pilgub DKI Jakarta!

author Danny

- Pewarta

Rabu, 07 Agu 2024 14:10 WIB

Kotak Kosong Masih Belum Pasti Terjadi untuk Pilgub DKI Jakarta!

Jakarta (optika.id) - Aktivis organisasi massa Islam, Dr Ahmad Yani, mengatakan meski persaingan mendapatkan pasangan calon di Pilkada Jakarta 2024, namun keputusan akhirnya masih jauh terjadi. Saat ini semua pihak masih terus bermanuver mencari posisi masing-masing.

"Saya akui memang persaingan menjelang pencalonan Pilkada Jakarta kini semakin seru. Semua partai bermanuver dan memainkan kartu. Tapi ingat belum ada keputusan akhir sebab masih menunggu sekitar 20 hari ke depan, yakni pada 27 Agustus. Sekarang partai politik di Jakarta hanya melakukan manuver dan perang statemen saja," kata Ahmad Yani, Rabu, (7/8/2024). 

Baca Juga: Pramono-Rano Unggul dalam Survei Pilgub DKI 2024, RK-Suswono Menyusul Ketat

Menurut Yani, meski semua sibuk partai yang punya kursi di DPRD Jakarta terus bermanuver, tapi diyakini Anies Baswedan tetap akan dapat maju dalam Pilkada Jakarta kali ini.

"Saya sadar Anies tetap bisa maju dalam Pilkada Jakarta. Nanti akhirnya bisa saja terjadi koalisi PKB, NasDem, dan PKS. Bahkan PDI Perjuangan akan ikut juga," katanya.

"Ya memang ada usaha mengarah untuk membuat kursi kosong di Pilkada Jakarta 2024. Ini bisa saja terjadi sebagai usaha agar Kaesang dapat maju dalam pilkada ini. Tapi apakah mereka berani? Ini yang saya yakin mereka akan berpikir keras bagi pihak yang akan membuat satu pasang calon maju melawan kotak kosong di Pilkada Jakarta," ungkap Yani.

Bagi Yani, bila terjadi kotak kosong melawan satu calon di Pilkada Jakarta, maka pihak partai yang mendorong skenario harus berpikir berulang kali. Ini karena risikonya sangat besar. Kotak kosong justru akan menang pilkada sebab warga Jakarta itu sangat rasional dan paham politik serta lebih mapan ekonominya bila dibanding pemilih lain. Pokoknya, nekat sekali bila sampai buat kotak kosong di Jakarta, kata Ahmad Yani.

Baca Juga: 7 Politikus KIM Plus Kunjungi Pramono Anung, Siapa Saja?

Pada sisi lain, peluang Anies maju dan tidak akan terwujudnya kotak kosong di Pilkada Jakarta 2024 juga karena faktor Prabowo yang berbeda dengan Jokowi. Prabowo paham betapa susahnya mengurus sebuah partai. "Ini beda dengan Jokowi yang tak tahu demokrasi karena dia hanya penumpang politik. Maka ketika jadi presiden, antara Prabowo dan Jokowi akan sangat berbeda. Jokowi tak melek demokrasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tak hanya itu, lanjut Yani, pada akhirnya nanti menjelang pencalonan PKS pun akan bertindak rasional. Dia tak akan bisa memaksakan diri. "Apalagi partai ini kini sudah punya catatan hitam ketika mencalonkan menantu presiden Jokowi di Pilkada Sumut. Kini Boby Nasution tersandung  karena diduga punya masalah hukum terkait soal izin tambang di Maluku Utara.

Namun yang paling penting dicatat, menurut pengamatan Yani adalah bagaimana Jokowi terus berusaha cawe-cawe dalam Pilkada Jakarta 2024. Dia berusaha terus memainkan kartu anak bungsunya Kaesang Pengarep agar dapat maju dalam pilkada.

Baca Juga: Pramono Anung Janji Hidupkan Kembali +Jakarta dan Sentuhan Betawi di Panggung Pilkada DKI 2024

"Saya lebih yakin, Kaesang akan dimajukan di Pilkada Jawa Tengah. Jalan di pilkada itu sudah diratakan. Ini beda dengan Jakarta, di mana Kaesang mendapat tantangan yang sangat tidak mudah dan dukungan kepadanya pun rendah."

"Mengapa Jokowi terus berusaha campur tangan, karena kini di masa akhir kekuasanya dia mengalami ketakutan. Dia takut bila Anies jadi gubernur di Jakarta, Airin jadi gubernur di Banten, atau Edy Rachmayadi jadi gubernur di Sumatera Utara. Semua jelas menjadi ancaman bagi kelangsungan dinasti politiknya. Jadi di sini juga terbukti Koalisi Indonesia Maju (KIM) juga sudah terpecah sebenarnya. Sampai kini semuanya masih omon-omon saja," tandas Ahmad Yani.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU