Pengamat Ungkap Fenomena Calon Tunggal Pilkada Harus Dilawan

author Danny

- Pewarta

Minggu, 11 Agu 2024 18:39 WIB

Pengamat Ungkap Fenomena Calon Tunggal Pilkada Harus Dilawan

Jakarta (optika.id) - Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampow menilai fenomena calon tunggal adalah kecelakaan sejarah. Sebab dibolehkannya calon tunggal dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) membuka ruang bagi partai politik dan elite politik untuk mengatur siasat agar calon kepala daerah bisa mereka tentukan, bukan lagi ditentukan oleh rakyat melalui Pilkada.

Demikian Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampow merespons isu calon tunggal atau kotak kosong pada Pilkada Jakarta, Sabtu (10/8/2024).

Baca Juga: Jika Kotak Kosong Menang, Ada 3 Skenario yang Diambil

Artinya dukungan partai terhadap Paslon dibuat dalam koalisi gemuk sehingga yang muncul hanya bisa satu Paslon, ucap Jeirry.

Menurut Jeirry, fenomena calon tunggal ditunjang dengan syarat rekomendasi partai politik harus dari Pimpinan Pusat. Akibatnya proses penjaringan dan pencalonan dari bawah yang dilakukan di daerah, tak lagi bermakna.

Baca Juga: Paslon Pilkada Jatim Risma-Gus Hans Kunjungi Makam Sunan Ampel Surabaya

"Sebab semua ditentukan oleh pusat. Pimpinan Pusat bahkan bisa mendrop calon dari pusat yang tak mengakar dan tak dikenal rakyat di daerah itu untuk menjadi calon tunggal dengan dukungan koalisi parpol mayoritas yang ditentukan oleh Pusat, kata Jeirry.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Oleh karena itu, Jeirry menilai calon tunggal bertentangan dengan prinsip demokrasi. Sebab menurutnya, lewat calon tunggal ini, para elit kekuasaan mengebiri kehendak rakyat untuk kepentingan kekuasaan mereka saja.

Baca Juga: Dinamika Pilkada Trenggalek, Pertahana Ipin-Syah Fix Lawan Kotak Kosong

Mereka ingin mendapatkan kekuasaan dengan jalan demokrasi yang cacat. Mereka ingin menduduki jabatan dengan memanipulasi suara rakyat tanpa rakyat menyadarinya. Jadi seolah-olah demokratis padahal demokrasi yang dikebiri oleh mereka. Rakyat memang memilih, tapi memilih yang sudah mereka tentukan lewat prosedur yang dibajak, ujarnya.

"Karena itu, maka calon tunggal dalam Pilkada harus dilawan. Rakyat harus bangkit untuk melawan pemilu yang dikebiri oleh para elit tersebut, tambah Jeirry.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU