Jakarta (optika.id) - Sebagai partai yang mendahulukan akhlaqul karimah dan berorientasi kepada agama Islam, sulit dimengerti PKS akan mengkhianati nilai-nilai yang mereka miliki. Dianggap sebagai satu-satunya partai yang tidak transaksional, sikap PKS yang mendekat rezim menimbulkan tanya besar.
Pengamat ekonomi politik Ben Bendri Ermanto menyatakan hal itu, Selasa, 13 Agustus 2024 menanggapi pengumuman Presiden PKS Achmad Syaikhu akan membuka komunikasi dengan Prabowo dan Koalisi Indonesia Maju (KIM). Tindakan itu berpotensi partai itu akan meninggalkan Anies dalam Pilgub Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Baca Juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!
"Sampai saat ini saya belum menyakini 100hwa PKS akan meninggalkan Anies, karena eskalasi politik untuk Pilkada Jakarta setiap waktu terjadi perubahan. Tetapi kalau mereka betul-betul meninggalkan Anies, berarti mereka sudah mengkhianati ideologi sendiri, kata ahli perbankan dan keuangan syariah itu.
Dia mengingatkan, PKS betul-betul harus berhitung cermat dampak elektoral lima tahun yang akan datang jika mereka meninggalkan Anies. Partai pemenang pemilu di Jakarta itu akan kehilangan loyalis dan pendukung jika membelot ke kubu KIM.
Efek negatifnya akan terjadi di pemilu berikutnya, PKS akan banyak kehilangan kursi di Jakarta. Nama PKS juga akan buruk. Dia dianggap melakukan pengkhianatan hanya untuk mengejar dua tiga kursi kabinet Prabowo, katanya.
Ditambahkannya, adanya berita heboh politik, di mana Ketum Partai Golkar Airlangga Hartato mundur sebagai Ketua Umum, partai tiga besar pemenang Pemilu, ini akan menjadi pertimbangan dan mempengaruhi peta politik Jakarta, sambung konsultan keuangan syariah tersebut.
Baca Juga: Tokoh Masyarakat Ingin Anies Terus Jadi Pemimpin Perubahan untuk Indonesia
Menurutnya, Anies adalah calon gubenur terbaik di antara calon lain yang muncul. Bahkan ada motto: Anies adalah Jakarta dan Jakarta adalah Anies. Semua elemen, relawan, dan masyarakat sepakat Anies adalah pemimpin Jakarta yang telah menunjukkan kapasitasnya sebagai gubernur dengan segala karyanya untuk kemaslahatan umat Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
PKS jangan sampai keluar dari khittah partai, dan jangan pula atas nama kekuasaan demokrasi dikorbankan. Keputusan PKS tidak hanya menentukan nasib Anies Baswedan, tapi juga menentukan masa depan PKS itu sendiri, tegasnya.
PKS akan berhadapan dengan konstituennya sendiri di seluruh Indonesia. Itu akan memberikan dampak elektoral negatif bagi PKS. Dia bisa kehilangan suara di daerah-daerah yang secara tradisional kuat seperti di Sumbar dan Aceh.
Baca Juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!
Ben juga menegaskan, bahwa Pilkada Jakarta tetap merupakan role model dan seksi bagi partai untuk menancapkan hegomoninya, khususnya di mata penguasa.Mereka berkepentingan untuk mengawal putera mahkota dan penguasa baru berkepentingan utk menjaga stabilitas rezim dimasa depan.
Mudah-mudahan PKS masih ada nurani, bukan tirani. Tetap sadar dan mantap mendukung kebenaran. Tidak tergoda oleh kekuaaaan dan materi, demikian Ben Bendri Ermanto.
Editor : Pahlevi