Surabaya (optika.id) - Pilkada Jawa Timur 2024 akan dicatat sebagai sejarah baru dalam pesta demokrasi Indonesia. Tiga bakal calon gubernur yang akan bertarung adalah perempuan.
Ketiganya adalah Khofifah-Emil didukung 14 partai politik. Khofifah akan kembali melanjutkan program yang telah diusung selama 5 tahun memimpin Jatim.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Soroti Faktor Kemenangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilgub DKI 2024
"Ini bagian dari doa, mudah-mudahan Allah memudahkan kami untuk menjabat di periode kedua. Dan ada 9 program yang ingin kita baktikan untuk memuliakan masyarakat Jatim, sekarang fokus pada peningkatan kualitas SDM, Jatim Cerdas dan Jatim Sehat," ujar Khofifah, beberapa hari lalu.
Sedangkan, PDIP mengusung nama Menteri Sosial Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans). Risma mengaku telah mengetahui data kondisi Jatim dan bertekad meningkatkan kesejahteraan warga Jawa Timur.
"Kami lakukan yang pertama, adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Itu menjadi penting karena sekali lagi itu akan mengakibatkan dengan kemiskinan akan memberikan impact macam-macam bentuknya, terutama terhadap masalah sosial masyarakat ," tegas Risma.
Baca Juga: Daftar Lengkap Kepala dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 2024 di Jatim
Di sisi lain, PKB mengusung Anggota DPR RI Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim. Luluk optimistis bisa membawa kemajuan untuk Jawa Timur, ia menyebut Jatim membutuhkan kepemimpinan baru yang tidak terbebani masa lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Kita butuh kepemimpinan baru, sebuah kepemimpinan visioner dan tidak mempunyai beban dengan masa lalu, kecuali beban masa depan bagaimana membuat rakyat Jatim bahagia, sejahtera dan berdaya," kata Luluk Nur Hamidah.
Baca Juga: Eri Cahyadi-Armuji Menang Telak Lawan Kotak Kosong di Pilwalkot Surabaya 2024
Lebih lanjut, Pakar Pemilu Titi Anggraini menilai tiga kepemimpinan yang bertarung diantaranya bakal calon gubernur memiliki keunggulan masing-masing.
"Khususnya Bu Khofifah dan Bu Risma sama-sama pernah menjadi Mensos. Kepemimpinan dekat dengan kelompok marginal, kelompok terpinggirkan. Jadi gaya memimpin tidak jauh dari kepemimpinan etis. Sedangkan Mbak Luluk, orang yang sudah teruji dari sisi perjuangan RUU menjadi UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual, Kesejahteraan Ibu dan Anak. Jatim ini to the next lah," pungkas Titi Anggraini.
Editor : Pahlevi