Optika.id. Surabaya. Hari Rabu Pon, (03/11/2021) Surat Presiden (Surpres) Joko Widodo tentang pencalonan Panglima TNI (Tentara Nasional Indonesia), Jenderal TNI-AD Andika Perkasa, dikirim ke Ketua DPR RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia), Puan Maharani. Surat itu diantarkan oleh Mensekneg (Menteri Sekretaris Negara) Pratikno kepada Ketua DPR RI.
Setelah menerima Surpres Komisi I DPR RI hari Kamis (04/11/2021), pukul 14.00 WIB menggelar rapat untuk menentukan jadwal uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI (Tentara Nasional Indonesia).
Baca Juga: Pesan Anies ke Relawan, Perjalanan Masih Panjang
Seluruh anggota Komisi I siang ini segera rapat untuk menentukan jadwal fit and proper test, kata Ketua Komisi I, Meutya Hafid kepada wartawan.
Panglima TNI 1 Tahun
Jika disetujui DPR maka Jenderal TNI-AD Andika Perkasa bakal menjadi Panglima TNI paling cepat masa kedinasannya, 1 tahun. Andika lahir 21 Desember 1964 dan akan pensiunan Desember 2022. Hanya 1 tahun Andika menjadi Panglima TNI.
Hasil diskusi tim ahli Optika.id, Kamis (4/11/2021) menyimpulkan beberapa hal. Pertama, pergantian Panglima TNI kali ini sangat khusus karena berkait dengan kebutuhan reshuffle kabinet.
Ada hubungan kuat antara pergantian Panglima dan reshuffle kabinet. Pergantian Panglima TNI kali ini di samping bisa memberi warna pada reshuffle kabinet juga memberi arah manajemen pemerintahan menuju 2024.
Kedua, Jokowi merasa perlu memberi posisi Panglima TNI Hadi Tjahjanto dalam kabinetnya setelah pensiun November 2021 ini. Kemampuan berkoordinasi secara sistematis dan konsisten Hadi Tjahjanto dengan Jokowi memberi poin tersendiri. Pemberian jabatan Hadi Tjahjanto dalam kabinet merupakan konsekuensi kerja sama tersebut.
Sangat santer di kalangan wartawan kemungkinan Hadi Tjahjanto menjadi Kepala Staf Presiden (KSP) menggantikan Moeldoko atau Kepala BIN (Badan Intelejen Negara) menggantikan Budi Gunawan (BG).
Semula Andika Perkasa langsung masuk kabinet sementara kursi Panglima TNI diberikan kepada orang yang masa kedinasannya cukup lama. Hal itu diperlukan karena Jokowi membutuhkan keamanan dan keberhasilan memanaje pemilu 2024 sebagai legacy dan estafet kekuatan koalisi besar nasionalisme.
Ketiga, aspek keamanan dan keberhasilan pemilu 2024 yang didrive oleh Jokowi sejak saat ini memerlukan militer dan kepolisian yang dianggap berani. Karena itu konon Jokowi lebih cocok dengan Dudung Abdurachman, Pangkostrad. Namun melangkahi Andika Perkasa dan beberapa seniornya merupakan hal yang relative sensitif. Itu sebabnya Mensekneg (Menteri Sekretaris Negara) pratikno harus sowan ke Mabes (Markas Besar) TNI-AD.
Bagi prajurit karier menjadi Panglima TNI adalah impian tertinggi dan prestisius karena itu betapa pun hanya 1 tahun tampaknya penting bagi Andika Perkasa. Di samping kualitas dan integritas Andika Perkasa memang layak untuk menjadi Panglima TNI.
Ada kesan kuat, pasca jabatan Panglima TNI, Andika Perkasa masuk orbit Politik pemilu 2024. Jaringan politik yang kuat di sekitar Andika, mertuanya A.M Hendropriyono merupakan tokoh yang dekat dengan Megawati, Andika sendiri merupakan orang dekat Jokowi.
Baca Juga: Capres 02 Janji Siapkan Dana Abadi Budaya Tuk Lestarikan Kebudayaan Indonesia
Sebagian besar tantara adalah nasionalis, khususnya jaringan politik Andika Perkasa, dekat dengan kelompok nasionalisme, utamanya PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengamat Komunikasi Politik dan Militer dari Universitas Nasional (Unas), Slamet Ginting, berpendapat bahwa Andika Perkasa bisa masuk ke calon presiden atau wakil presiden ditahun 2024.
Tim ahli Optika.id membaca fenomena rezim Jokowi terakhir mendapat kesan Andika Perkasa merupakan salah satu tokoh yang diharapkan masuk dalam bagian kekuatan koalisi nasionalisme untuk pilpres 2024. Mungkin dipasangkan dengan Puan Maharani atau tokoh lain yang kuat elektabilitasnya saat ini.
Panglima TNI Jalan Menuju 2024
Tidak lama Andika Perkasa bakal menjabat Panglima TNI. Latar belakang studi, dari The Military College of Vermont, Norwich University (Amerika Serikat), National War College, National Defense University (Amerika Serikat), dan The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, Universitas George Washington (Amerika Serikat), memberi kontribusi kuat bagi karier militernya.
Satu tahun menjadi Panglima TNI akan dibaca masyarakat Indonesia: patut untuk dipercaya dalam pemilu 2024 atau tidak. Tampil di arena nasional, meskipun di sisi ketahanan negara, Panglima TNI bakal masuk ke kondisi kompetitif politik menuju 2024 dan pengaruh global politik yang semakin krusial.
Di sisi lain, selama satu tahun menjadi Panglima TNI, Andika Perkasa, bakal dinilai oleh parpol (partai politik) koalisi besar nasionalisme di sekitar Jokowi sebagai sosok yang kapabel, adaptif terhadap berbagai isu keamanan, sosial, dan politik dan bervisi kuat terhadap ketahanan, kemajuan dan kemakmuran negara.
Baca Juga: Mahfud Lepas Jabatan, TKN Ingin Prabowo Tetap Jadi Menhan
Jika ditilik dari perspektif ini maka Andika Perkasa, meskipun hanya 1 tahun menjabat sebagai Panglima TNI, tampaknya cukup istimewa. Kembali kepada diri bakal Panglima TNI Andika Perkasa: mampukah menjadi pemimpin ketahanan yang tegas dan adil?
Indepth: Aribowo
Editor; Amrizal Ananda Pahlevi
Tim Ahli Optika.id adalah Prof Dr Muhammad Zaidun, Prof Kacung Marijan, MA, Ph.D, Dr Abdul Aziz, Dr Wawan Sobari, Drs Ali Sahab, MSi, dan Prof Rahma Ida, MA, Ph.D
[removed][removed]
Editor : Pahlevi