Optika.id-Pengamat politik, Rocky Gerung berbicara tentang perbandingan yang dilakukan publik terkait pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan Soeharto. Perbandingan tersebut berkaitan bisnis yang dimiliki oleh anak para petinggi negara.
Anak-anak Jokowi disorot karena telah masuk ke dalam berbagai ranah bisnis ketika Presiden memimpin negara pada periode kedua. Hal tersebut dibandingkan dengan anak-anak Soeharto yang setelah puluhan tahun mantan presiden Indonesia itu menjabat baru memasuki ke ranah bisnis.
Baca Juga: Pertemuan Tertutup Jokowi dan Prabowo: Momen Penting di Solo
"Mereka membandingkan Jokowi dan Pak Harto karena bisnis anak-anaknya. Anak Pak Harto berbisnis setelah puluhan tahun menjabat sebagai kepala negara. Namun, anak Jokowi telah banyak berbisnis ketika Jokowi masuk ke pertengahan periode kedua pemerintahannya," kata Rocky Gerung dikutip dari YouTube miliknya, Rabu (10/11/2021).
Menurut Rocky Gerung, ketika ada kecurigaan yang mengarah kepada Jokowi terkait bisnis anak-anaknya, itu adalah hal yang wajar. Pasalnya, yang sering terjadi dalam akumulasi bisnis yaitu paralel dengan akumulasi kekuasaan.
"Ini kesempatan orang untuk menilai apakah Presiden Jokowi mengerti apa yang terjadi di balik istana, siapa mensponsori anak-anaknya," ucap Rocky Gerung.
Baca Juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk
Pada masa Soeharto menjabat menjadi Presiden, ada pertanyaan terkait Bimantara, konsesi cengkeh, dan hal lainnya. Menurut Rocky Gerung, kejadian dan monopoli bisnis yang dilakukan para penguasa juga terjadi pada saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Sangat beralasan jika orang membandingkan model kapitalisme otoritarian dari orde baru karena itu juga dipraktekkan pada era Jokowi, walaupun dengan segala macam beralasan ini enggak ada hubungannya. Nanti akan terbaca secara lebih detail bahwa sejak awal Presiden Jokowi juga berada di lingkungan yang diasuh oligarki," tuturnya.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Baca Juga: Dosa-dosa Jokowi
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi