Optika.id - Sering mengantuk bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti kurangnya jam tidur, aktivitas yang melelahkan hingga penyakit tertentu.
Akhir - akhir ini banyak orang yang mengeluhkan terkait gejala seperti ini, padahal terdapat beberapa kerugian yang didapat dari kurangnya tidur atau sering mengantuk seperti mengganggu konsentrasi, rentan melakukan kesalahan dalam pekerjaan.
Baca Juga: China Salahkan Covid-19, Jadi Penyebab Gelombang Resesi Seks
Kebutuhan Tidur Sesuai Usia
Kebutuhan tubuh untuk beristirahat saat tidur bervariasi, sesuai dengan usia seseorang. Berdasarkan sejumlah studi, berikut durasi tidur yang direkomendasikan:
- Orang dewasa berusia 65 tahun ke atas membutuhkan waktu tidur antara 78 jam.
- Usia remaja hingga dewasa pada rentang usia 1864 tahun, membutuhkan waktu tidur ideal antara 79 jam.
- Usia anak sekolah yang berkisar antara 617 tahun, membutuhkan waktu tidur antara 911
- Anak-anak usia prasekolah yang umumnya berkisar 35 tahun, membutuhkan 1013 jam untuk tidur.
- Balita usia 12 tahun, butuh tidur selama 1114 jam.
- Bayi usia 411 bulan, butuh tidur selama 1215 jam.
- Bayi baru lahir hingga berusia 3 bulan, butuh tidur selama 1417 jam.
Pada umumnya penyebab mengantuk adalah jet lag, yaitu mengurangi kebiasaan tidur normal akibat padatnya jadwal pekerjaan, yang mengharuskan kita untuk melawan siklus tidur orang normal.
Dikutip dari laman alodokter, Selasa (30/11/2021) terdapat beberapa gejala yang menyebabkan seseorang menjadi mudah mengantuk, seperti:
Depresi
HIlangnya semangat, dan minat seseorang untuk menjalani hidup merupakan tanda awal dari gejala awal depresi.
Gejala awal dari depresi adalah mudah mengantuk, kehilangan ketertarikan dalam menjalani aktivitas yang sebelumnya sangat digemari, merasa cemas, hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri.
Narkolepsi
Jika seseorang kerap mengantuk secara berlebihan di siang hari, bisa jadi merupakan gejala terkena narkolepsi. Narkolepsi juga ditandai dengan ketidakmampuan menahan rasa ingin tidur yang terjadi secara berkelanjutan di luar waktu tidur normal.
Baca Juga: Diduga Faktor Penyebab Jembatan Balun Lamongan Ambles, Truk Kelebihan Muatan?
Gejala narkolepsi lain adalah tiba-tiba merasakan otot lemas saat merasakan kegembiraan hingga terjatuh. Kelumpuhan saat tidur juga bisa menjadi salah satu indikasi seseorang menderita narkolepsi akut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kelumpuhan tidur ini biasanya berupa keadaan seseorang yang tidak mampu menggerakkan tubuh saat tidur atau ketika terbangun dari tidur. Gejala lain dari narkolepsi adalah mimpi yang sangat jelas seolah-olah nyata atau halusinasi saat tidur atau baru bangun.
Sindrom kaki gelisah
Sindrom kaki gelisah yaitu sindrom yang mendorong seseorang untuk menggerak - gerak kan kaki nya saat tertidur.
Saat sindrom ini muncul seseorang cenderung merasakan sesuatu yang merayapi dan rasa nyeri atau bahkan rasa sakit pada area kaki.
Baca Juga: Rumini: Kisah Haru dari Semeru, Berkorban Demi Ibu
Reporter: Mei Nurkholifah
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi