Optika.id - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyebut pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 ada kemungkinan munculnya koalisi poros partai Islam. Mengenai poros Islam, dia mengatakan, PPP ingin agar koalisi itu inklusif.
"Nah, jadi semangat yang ada, kalau saya harus bicara di lingkaran PPP itu dulu, kami ingin agar kita itu lebih inklusif. Jadi koalisi itu tidak kemudian mengharuskan kalau partai Islam, partai Islam saja, (juga untuk) partai nasional. Kita ini inklusiflah supaya negara ini diurusnya bareng-barenglah, gitu," ujar Arsul dalam keterangannya, Selasa (30/11/2021).
Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
Arsul mengatakan, PPP tidak terburu-buru mengusung calon presiden untuk Pilpres 2024. Sebab, lanjutnya, ada banyak tokoh politik yang berpotensial menjadi calon presiden (capres). Di antaranya ada Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, dan Khofifah Indar Parawansa.
"Ya memang harus seperti itu ya, apa, karena kan saya pernah sampaikan juga Pak Erick itu salah satu untuk calon potensial kan gitu," ujar dia.
"Tentu kan begini, melihat gabung atau tidak gabung itu banyak faktor. Faktornya antara lain, misalnya siapa capres dan cawapresnya," kata Wakil Ketua MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) RI ini.
"Kemudian bagaimana kesepakatan politiknya, kan akan seperti itu. Jadi kalau bicara akan gabung atau tidak, masih terlalu pagi jawabnya. Barang kali nanti ada koalisi lain yang tawarannya lebih menarik, ya why not, gitu," imbuhnya.
Sementara itu, Arsul mengatakan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih pikir-pikir untuk bergabung bila koalisi Gerindra dan PDIP terbentuk. Diketahui, Partai Gerindra berniat berkoalisi dengan PDIP pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca Juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!
Sebelumnya, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani berbicara soal kepentingan Gerindra pada Pemilu 2024 di Provinsi Jawa Tengah. Menurutnya, Jawa Tengah adalah provinsi yang punya geopolitik khas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejak Pemilu 1999 sampai 2019, PDIP diklaim selalu mendominasi Jateng sebagai pemenang pemilu. Berbeda dengan provinsi lainnya di Pulau Jawa yang selalu bergantian pemenangnya dalam setiap pemilu. Untuk itu, Muzani meminta agar Gerindra belajar dengan PDIP tentang cara mempertahankan kepercayaan rakyat di Jawa Tengah.
"Gerindra Jateng harus belajar dari bagaimana PDIP Jateng mengelola kepercayaan rakyat, sehingga selalu menang dalam setiap pemilu. Kita pernah mengalami fase naik turun dalam hubungan dengan PDIP," kata dia, Minggu (28/11/2021).
Baca Juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim
"Kita pernah bekerja sama pada 2009, lalu 2014 berpisah karena Gerindra oposisi. Dan kini kembali bersama dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, dan ke depan kita ingin bekerja sama lagi untuk membesarkan dan membangun Indonesia," sambung dia.
(Pahlevi)
Editor : Pahlevi