Anggia Erma Rini Soroti Kelangkaan Beras di Blitar dan Sekitarnya

Reporter : Danny

Optika.id, Blitar - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini menyoroti kelangkaan beras di wilayah Kabupaten Blitar dan sejumlah daerah lain di Indonesia. Menurut Anggia, kelangkaan beras itu memicu terjadinya peningkatan harga di pasaran.

Baca juga: Panen Raya Sudah Dimulai, Bapanas Klaim Harga Beras Bakal Segera Turun

Politisi PKB tersebut telah meninjau ke sejumlah penggilingan padi di wilayah kabupaten Blitar dan sekitarnya. Hasilnya terjadi kelangkaan beras akibat cuaca buruk dan belum memasukinya musim panen di wilayah kabupaten Blitar dan sekitarnya.

Sehingga hal itu memicu terjadinya peningkatan harga beras di pasaran. Hal ini pun menjadi pertanyaan komisi IV DPR RI pasalnya sebentar lagi wilayah Indonesia akan menghadapi bulan puasa dan lebaran di mana kebutuhan beras akan meningkat.

Kemarin saya dua hari yang lalu meninjau ketersediaan beras sekarang lagi mahal harganya terus kemudian ini memasuki musim gadu, meskipun di lapangan ketika kami datang memang nggak ada berasnya sih bukannya nggak ada tapi berkurang sampai 50% jumlahnya, kata Anggia Erma Rini, Senin (6/2/2023).

Menurut Anggia ada ketidak-sinkronan data antara Badan Pangan Nasional (Bapanas) dengan Kementerian Pertanian RI. Dari data Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan bahwa ada Kekurangan pasokan sejak 6 bulan terakhir.

Namun, Kementerian Pertanian RI mengatakan bahwa stok beras yang dimiliki oleh Indonesia surplus. Namun nyatanya di lapangan justru stok beras berkurang hingga 50 persen dari biasanya.

Hal itulah yang diperkirakan menjadi penyebab melonjaknya harga beras di pasaran. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI pun meminta agar Badan Pangan Nasional dan Kementerian Pertanian RI menyesuaikan data mereka.

Selain meminta menyelaraskan data, Anggia juga meminta agar Kementan mencari tahu sebab terjadinya peredaran stok beras di pasaran. Hal itu lantaran Kementan mengeluarkan data bahwa stok beras surplus.

Menurut Anggia ada dua kemungkinan yang membuat kelangkaan beras di pasaran. Mulai dari belum memasukinya musim panen. Hingga kemungkinan adanya pelaku pasar yang sengaja mebimbun beras.

Baca juga: Pengamat Ekonomi Sebut Pemerintah Gagal Mengelola Harga Pangan

Sehingga harga beras di pasaran menjadi langka dan mahal. Maka dari itu Wakil Ketua Komisi IV DPR RI meminta agar pemerintah pusat melakukan penyelidikan terkait hal itu.

Karena kemarin kami mendapat data dari Bepenas terkait stok beras jika ada kelangkaan selama 6 bulan terakhir, tapi Kementan bulan kalau berasnya surplus, ini harus disinkronkan, imbuhnya.

Wakil Ketua komisi IV DPR RI juga mempertanyakan soal kebijakan impor beras 250 ribu ton. Menurutnya hingga kini efek dari impor beras tersebut tidak terlihat. Bahkan harga beras lokal terus merangkak naik.

Menurut Anggia rencananya beras 250 ribu ton dari impor tersebut bakal tiba di Indonesia pada bulan Februari hingga Maret. Sekali lagi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI tersebut mempertanyakan hal tersebut.

Pasalnya di bulan Maret hingga April akan terjadi panen raya. Sehingga Anggia khawatir jika impor beras tersebut justru akan membuat harga beras lokal anjlok pada waktu panen raya.

Baca juga: PKS: Kebijakan Bansos Ugal-Ugalan Jokowi Sebabkan Beras Langka, Bukan Karena Cuaca

Lebih lanjut menurut Anggia jika beras impor tersebut disimpan apakah pemerintah pusat memiliki tempat penyimpanan yang cukup menampungnya.

Bahkan menurut Bulog pada bulan Februari hingga Maret ini beras yang 250 tersebut akan tiba padahal sebentar lagi rakyat panen raya, lantas apakah hal itu efektif, dan yang kedua apakah nantinya langkah tersebut justru membuat harga beras lokal anjlok itu yang perlu dipikirkan, papar Anggia.

Anggia pun meminta agar pemerintah pusat memiliki aturan yang jelas mengenai ketersediaan dan harga beras. Sehingga laju harga dan stok beras nasional bisa diatur dengan baik.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI tersebut juga meminta agar pihak terkait memiliki data yang sama. Hal itu demi menciptakan keputusan yang sama dan paling efektif untuk mengatasi mahalnya harga beras.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru