13 Hipotesis Skandal Perselingkuhan AH-Rifa Handayani

author Aribowo

- Pewarta

Kamis, 23 Des 2021 16:26 WIB

13 Hipotesis Skandal Perselingkuhan AH-Rifa Handayani

i

13 Hipotesis Skandal Perselingkuhan AH-Rifa Handayani

Optika.id. Surabaya. Isu skandal yang diduga menerpa salah seorang Menteri Kabinet Presiden Joko Widodo berinisial AH, tampaknya akan menjadi bola liar, lantaran belum ada klarifikasi dari Menteri AH. Salah satu pihak, yakni Rifa Handayani, tetap ngotot agar AH bertanggung jawab terhadap kasus tersebut di meja hijau.

Rifa Handayani menyebut AH kini telah mengancam keselamatan dirinya dan harga diri keluarganya. Bahkan dia dituduh melakukan pemerasan dan pencemaran nama baik. Karena itu Rifa Handayani bertekad, tidak akan mundur atau berdamai dengan AH atas kasus ini. 

Baca Juga: Aliansi Peduli Rifa Handayani Desak Presiden Copot Airlangga dari Menko Perekenomian!

Jadi sebelum saya mengungkap aib ini dan melakukan pelaporan, saya dan suami disomasi dan isinya dituduh memeras. Akhirnya suami saya sakit hati karena dituduh memeras. Jadi kami tidak terima untuk berdamai. Kalau saya berdamai, ya nanti saya dianggap membenarkan tuduhan memeras seperti yang ada di surat somasi itu, ujar Rifa dalam keterangannya, Selasa (21/12/2021).

Hipotesis Skandal Perselingkuhan AH-Rifa Versi Rifa

Sejak isu skandal perselingkuhan AH-Rifa muncul informasi yang berkembang hanya dari pihak Rifa Handayani. Dia memberi keterangan setelah mengadu ke Bareskrim Polri, Komnas Ham, podcast cannal Youtube Hersubeno Arif FNN, dan media pinggiran lainnya. Belum muncul keterangan dari pihak AH sedikit pun meskipun diserang begitu rupa oleh Rifa.

Baca Juga: Disebut Gadis Manis, Airlangga Hartanto Sangat Potensial di Pemilu 2024

Optika.id memperoleh informasi berbagai pihak dari lingkungan partai politiknya AH, namun semuanya minta off the record. Informasi yang dikumpulkan Optika.id dari berbagai media sosial dan internet sedikit membantu informasi tentang skandal perselingkuhan ini, meskipun sangat terbatas. Atas dasar hal tersebut maka Optika.id menyusun hipotesis sebagai berikut

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

  1. Sampai hari ini belum ada media massa atau pihak tertentu yang berani mengungkap siapa inisial AH itu? Apa partai politiknya AH? Optika.id yakin banyak orang tahu inisial AH dan apa parpolnya, namun belum ada yang memulai membukanya. Hal ini menunjukkan besarnya power AH di kalangan Istana. 
  2. Ada sikap diam media massa besar terhadap skandal ini sebagai bagian upaya melokalisir kasus ini. Kalangan elite partai AH mengakui itu sebagai upaya pengendalian kasus ini. Akibatnya kasus ini meluncur deras di media sosial dan media digital pinggiran. Hanya media sosial dan digital yang susah dibendung oleh kekuasaan.
  3. Sebenarnya media massa sangat faham bahwa skandal ini diduga ada bau transaksi, menyangkut moral hazard, dan spekulasi politik sehingga mereka mesti memilih sikap hitam atau putih. Bagi media massa yang merasa besar dan faham tekanan power maka lebih baik mengambil sikap diam sambil menunggu berkembangnya disrupsi politik dan itu cenderung berada di arah angin AH. Minimal didasari sikap moral: kasihan AH yang ditimpa transaksi dan dihajar bom tuduhan sepihak.
  4. Bagi media sosial dan digital lain skandal seks ini secara faktual adalah news. Bahkan news penting karena menyangkut seorang ketua umum parpol dan menteri penting di mata Presiden Joko Widodo. Lebih dari itu skandal seks terhadap politisi dan pejabat politik, apalagi terkait dengan momen politik ke arah 2024, merupakan news dan fenomena penting. Bahwa ada dugaan bau transaksi semua faham, tetapi adanya asas praduga tidak bersalah dan hak sosial dan politik seseorang dalam negara demokrasi maka sekecil apa pun suara Rifa Handayani perlu ditulis oleh media massa. Meskipun tidak perlu memanjakannya.
  5. Dalam isu politik, munculnya kasus ini dimaknai ada dugaan persaingan politik di internal partai AH. Dugaan yang berkembang kasus skandal AH ini dimanfaatkan pihak tertentu untuk menyudutkan AH sehingga tersingkir dari Ketua Umum DPP partai politik dan pencalonan presiden 2024. Minimal menyudutkan AH agar tidak bisa lagi berperan besar dalam parpolnya dan pencapresan 2024. Dugaan itu muncul karena diamnya AH atas kasus ini sehingga berbagai isu liar muncul bertebaran. Termasuk belum ada keterangan resmi atau yang mewakili partainya untuk membela atau memberi keterangan yang obyektif. Sebagai konsekuensi skandal politik maka isu konflik, faksi, perebutan kekuasaan, dan permainan politik cepat berkembang liar.
  6. Spekulasi politik yang muncul sebagai isu politik, kasus ini dikipasi oleh beberapa faksi agar kekuasaan AH terkontrol sehingga formulasi pencapresan bisa dikendalikan sepenuhnya. Minimal faksi tertentu mengambil manfaat dari kasus ini. Spekulasi politik ini bisa semakin jelas jika disrupsi politik telah terjadi. Sebaliknya berbagai faksi akan melemah dan menghilang jika disrupsi politik tidak terjadi.
  7. Rifa sendiri menolak bahwa memunculkan kembali kasus ini berkait dengan politik. Dia menolak ada back up politik di belakangnya. Namun jika kasus ini berkembang liar maka aspek politik pasti merebak. Prof Rachma Ida mengatakan bisa terjadi disrupsi politik.
  8. Skandal ini memang terjadi ditahun 2012. Diakui dengan vulgar oleh Rifa Handayani sebagai perselingkuhan. Menurut Rifa, diakuijuga oleh AH melalui jawaban di Blackberry M dan atau WA tatkala didesak oleh Rifa dan suaminya. Dengan cepat pihak AH berusaha mengajukan perdamaian. Perdamaian 2012 diiringi langkah-langkah menenggelamkan kasus tersebut.
  9. Skandal AH-Rifa sempat ke Badan Kehormatan DPP Partai X karena diajukan oleh pihak Rifa. Tampaknya DPP Partai X coba meneruskan perdamaian sehingga kasus ini tidak ramai di masyarakat saat itu.
  10. Ada tuduhan kepada Rifa dan suami melakukan pemerasan kepada AH. Imaje pemerasan itu muncul berkait dengan upaya perdamaian dan lenyapnya kasus tersebut setelah 2012. Imaje pemerasan itu sebagai konsekuensi dari realita hilangnya kasus tersebut setelah 2012.
  11. Rifa melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri tentang adanya ancaman terhadap dirinya oleh AH dan seorang perempuan. Isu masuknya aktor perempuan yang diduga mengancam Rifa merupakan salah satu faktor pemicu kasus ini muncul kembali ke media massa. Faktor emosional antar perempuan tampaknya memperuncing kasus skandal ini.
  12. Banyak yang menilai perilaku Rifa sebagai sesuatu yang aneh. Suatu perselingkuhan pasti dilakukan oleh kedua aktor. Sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga pernyataan yang gamblang Rifa Handayani ke media massa bahwa dirinya telah berselingkuh sebagai sesuatu yang negatif. Apalagi pernyataan selingkuh itu dilakukan tanpa menunjukkan sikap kesedihan sama sekali. Dia memang mengakui menyesal dan meminta maaf kepada suaminya, tetapi sikap dan perilakunya bukanlah mimik seorang yang sedih dan benar-benar mengalami shock mendalam. Semacam aktor di panggung teater yang menarik untuk ditonton. Hal inilah yang memunculkan pendapat bahwa dugaan skandal ini sebagai suatu upaya transaksi menuju perdamaian. Karena itu dianggap sebagai hal yang tidak serius oleh kalangan tertentu.
  13. Besar atau kecilnya skandal perselingkuhan ini di media massa dan media sosial bergantung dari kesediaan penyelesaian kekeluargaan 2 pihak. Biasanya perlu ada mediasi pihak ketiga yang dihormati kedua belah pihak. Minimal yang dihormati oleh pihak Rifa sekeluarga.

Reporter: Aribowo

Baca Juga: Selamatkan Rifa Handayani, dari Pecinta Layangan Putus!

Editor: Amrizal Ananda Pahlevi

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU