Uji Klinis Vaksin Merah Putih Tetap Berjalan, Target Uji Tahap Satu Bulan Depan

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Rabu, 05 Jan 2022 01:35 WIB

Uji Klinis Vaksin Merah Putih Tetap Berjalan, Target Uji Tahap Satu Bulan Depan

i

Uji Klinis Vaksin Merah Putih Tetap Berjalan, Target Uji Tahap Satu Bulan Depan

Optika.id, Surabaya - Ketua Peneliti Vaksin Merah-Putih Unjdiversitas Airlangga (Unair) Prof Dr drh Fedik Abdul Rantam mengatakan, penelitian vaksinasi merah putih terus berjalan. Uji klinis Vaksin Merah Putih pada manusia rencananya akan mulai dilakukan pada awal Februari 2022.

"Kami masih siapkan. Mulai awal bulan depan, tanggal 5 bulan depan harapan kami uji klinis fase satu sudah bisa dilaksanakan," ujarnya saat dihubungi Optikai.id, Selasa (4/1/2022).

Baca Juga: Airlangga SDGs School, Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa di Berbagai Pilar!

Dia menambahkan, sudah ada sekitar 500 relawan yang bersedia melakukan uji klinis terhadap vaksin buat dalam negeri ini. Harapannya uji klinis fase satu bisa segera dilakukan dengan hasil yang memuaskan. 

"Pilot skill uji klinik fase satu hanya dilakukan di RSU dr Soetomo, tidak ada tempat lain. Terpusat di sana," tambahnya.

Ia menambahkan, mengenai varian Omicron yang baru ditemukan di Jawa Timur, ia meyakini vaksin merah putih bisa melawan varian tersebut. Tapi, yang perlu digarisbawahi adalah vaksin bukan mencegah virus COVID-19 masuk, melainkan memproduksi antibodi yang bertugas melawan di dalam tubuh. 

"Kami cukup optimis vaksin merah putih bisa melawan Omicron. kami sudah lakukan uji dengan Delta dan B1 hasilnya bagus, Omicron seharusnya tidak ada masalah,"  tegasnya. 

Baca Juga: Rangkaian Kegiatan SDGs Unair, Mulai dari SDGs School hingga Festival Kelulusan Peserta!

Segi kandungan vaksin merah putih, ia menjelaskan, memuat 4 protein yakni Receptor Binding Domain (RBD), spike, nukleoprotein dan membran protein. Untuk itu, pihaknya percaya Vaksin Merah Putih bisa menetralisir varian Omicron. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Dari situ memang Omicron penularan cepat karena mudah adaptasi. Banyak menular, tapi belum diperhatikan. Sehingga mudah menginfeksi orang lain tapi tidak menimbulkan keganasan," urainya. 

Reporter: Jenik Mauliddina

Baca Juga: ICAS 13: Gelar Pameran Poster dengan Tajuk Sejarah-Budaya

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU