Eri Tidak Ingin Ada Sikut-sikutan Antar OPD

author Seno

- Pewarta

Kamis, 06 Jan 2022 23:07 WIB

Eri Tidak Ingin Ada Sikut-sikutan Antar OPD

i

IMG-20220104-WA0022

Optika.id, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan tidak ingin ada sikut-sikutan antar OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Hal ini dikatakan Eri saat wawancara eksklusif dengan Optika.id di ruang kerjanya, lantai 2 Balai Kota Surabaya, Senin (3/1/2022). "Karena dalam memimpin Kota Surabaya itu, tadi saya katakan kepada semua kepala dinas, tidak boleh dalam memimpin itu terjadi persaingan, sikut-sikutan, dan saling menjatuhkan antar kepala dinas, karena semua kepala OPD itu derajatnya sama tidak saya wujudkan persaingan," ujar alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini.

"Saya sampaikan tidak ada Kepala Bapekko itu lebih hebat daripada dinas arsip, tidak ada cipta karya lebih hebat daripada DP 5A (Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), meskipun anggaran cipta karya itu sampai trilliunan rupiah, itu trilliunan jangan bandingkan dengan anggaran DP 5A yang anggarannya itu cuma 300 miliar rupiah, maka jangan dibandingkan kalau PU uangnya gede iya tetapi tupoksi PU tidak bisa dia mengatakan orang miskin berkurang karena dia membangun infrastruktur," jelasnya.

Baca Juga: Eri Cahyadi-Armuji Menang Telak Lawan Kotak Kosong di Pilwalkot Surabaya 2024

"Tidak bisa dibandingkan dengan perpustakaan, kalau perpustakaan tugasnya berat saya tidak mau, Surabaya harus bisa baca semua, ada gemar membaca tidak main PS, tidak main gadget berarti apa tugasnya perpustakaan meskipun tidak kasat mata dan tidak terlihat tapi sama beratnya," imbuhnya.

Eri memberikan contoh menjadi seorang pemimpin harus mengerti semua keluhan dan apa yang terjadi pada warganya, apalagi seorang lurah dan camat.

"Kalau ada warganya yang enggak bisa sekolah enggak tahu, yo sik onok bayi stunting gak ngerti opo pantes kita menjadi seorang pemimpin, maka saya bilang letakkan jabatan itu kalau kamu nggak mampu, jangan hanya mau jabatannya tapi kamu nggak bisa mempertanggung jawabkan apa yang menjadi tanggung jawabmu, di situlah kami menghitung, oh dilakukan perombakan wes mari siji hasilnya keluar, dilakukan mutasi OPD totalnya ada 1400 sampai 1600 lah yang saya lakukan," tukasnya.

Buang Mindset Pegawai Buangan

Eri juga membuang mindset bahwa tidak ada yang namanya pegawai buangan.

"Terakhir di kelurahan tidak ada dinas buangan, yang ada di mindset sekarang, dinas buangan, staff ahli buangan saya bilang tidak saya harus mengembalikan ke khittahnya. Staf ahli pun demikian, kepala dinas pun demikian bukan orang yang tidak bisa bekerja di pakai staf ahli, karena Wali Kota itu harus punya tangan yang sempurna, badan ini sempurna, kepala ini Wali Kota, tangan kanannya staf ahli Wali Kota, tangan kirinya tim perpajakan dan anggaran, kaki kananya kepala OPD, kaki kirinya lurah sehingga jadi sempurna. Tapi kalau saya lepas tangan saya staf ahli kepada orang-orang yang tidak berkompeten selesai, tangan saya hilang tangan kanan saya, berarti saya bukan orang yang sempurna. Maka saya merubah mindset kepemimpinan yang dari puluhan tahun selalu begitu, ini yang saya ubah," tandasnya.

Menurut Eri, pemerintah yang bagus itu pemerintah yang dekat dengan masyarakatnya. "Menjadi garda terdepan pemerintah dengan masyarakatnya itu siapa ya lurah, makanya lurah itu adalah orang-orang yang hebat, memang kualitasnya harus bagus dia harus punya komunikasi yang baik, dia ngerti anggaran, dia ngerti renja, dia renstra bukan orang-orang yang tidak mampu di kelurahan, mindset ini yang saya ubah," tegasnya.

Sehingga, Eri menyampaikan ke bawahannya di tahun 2022 ini tidak ada persaingan antar kepala dinas, tidak ada lagi persaingan antar OPD.

"Jadi jangan pernah lagi melihat temen-temennya (OPD lain) tapi kamu melihat kerjamu dengan cara apa kontrak kinerjamu yang saya buat, kontrak kinerja ini harus ditandatangani di minggu keempat bulan ini (januari), kontrak kinerja ini akan tercantum output dan outcome nya, disitu bunyi nanti ketika saya dalam satu tahun memimpin tidak sesuai dengan output dan outcomenya, maka saya menindak lanjuti ini maka saya mengundurkan diri atau saya tidak menuntut apapun jika saya diberhentikan sekaligus dilampiri surat pengunduran diri," ucapnya.

Baca Juga: Eri Cahyadi Siap Lanjutkan Apresiasi dan Sanksi ASN untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik

"Di surat pengunduran diri berbunyi saya melakukan pengunduran diri ketika output dan outcome ini tidak terpenuhi yang dinilai oleh tim ini dan ini sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga kontrak kinerja ada dua termasuk surat pengunduran diri kalau dia gugur, saya takut dia berubah pikiran ketika nyamannya menjadi pejabat jadi saya sudah lampiri dua-duanya," sambung Eri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di situlah, kata Eri, nanti di bulan Januari 2022, tidak akan melihat persaingan antar OPD lagi.

"Yang melihat sini sana tapi dia akan fokus kontrak kinerja output outcome tertulis tadi. Karena nanti di minggu keempat bulan januari ini, output outcome ini akan saya munculkan di media. Ini loh dinas cipta karya output outcomenya tertulis ini anggarannya ini, ini loh dinas perpustakaan output outcomenya ini, jadi saya pigura jadi saya taruh di tempat pelayanannya di semua dinas, kelurahan, dan kecamatan biar semua orang bisa lihat. Oh ini output dan outcomenya sekaligus saya sampaikan ke media, jadi dia teringat terus," katanya.

Sehingga, menurut Eri para bawahannya akan bekerja dengan hatinya. Sesuai perjanjian dengan output dan outcomenya, bukan Wali Kota yang meminta.

"Karena saya menjadi seorang pemimpin juga tak akan lama, wali kota juga ada batas waktunya, waktunya dua periode sepuluh tahun. Tapi saya tidak ingin meninggalkan Kota Surabaya itu hanya oh sing apik iku walikotane Eri, saya tidak mau, karena saya tidak mau ketika meninggalkan nama baik saya tapi sistem tidak berjalan, maka itu gagal menjadi seorang pemimpin," tuturnya.

Baca Juga: Penghinaan Rakyat sebagai Pemegang Kedaulatan : Pemilihan Daerah Kota Surabaya

"Makanya saya membuat sistem, ketika saya meninggalkan Surabaya sudah tidak lagi menjadi wali kota dan di sini sudah tidak ada persaingan, tetapi disini yang bekerja sudah sesuai output outcome yang dijanjikan maka betapa indahnya betapa makmurnya warga Surabaya bukan karena persaingan tapi karena pekerjaan dia dan ini yang ingin saya bentuk di Kota Surabaya ini," harap Eri.

Reporter: Denny dan Amrizal

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU