Ganjar Semprot Arteria Dahlan dan Edy Mulyadi

author Denny Setiawan

- Pewarta

Senin, 24 Jan 2022 22:12 WIB

Ganjar Semprot Arteria Dahlan dan Edy Mulyadi

i

Ganjar Semprot Arteria Dahlan dan Edy Mulyadi

Optika.id, Semarang - Ganjar Pranowo meminta para elite politik untuk menahan diri dan tak mengeluarkan statement yang berpotensi menyinggung bahkan menyakiti hati masyarakat.

Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah, merespons ramainya statement tokoh politik akhir-akhir ini yang menyinggung soal suku, agama, ras dan bahasa.

Baca Juga: PKS Ungkap Alasan Pilih Suswono Jadi Cawagub RK di Pilgub Jakarta

Belum lama ini, jelas Ganjar, anggota DPR RI, Arteria Dahlan telah mengeluarkan statemen yang dinilai telah menyakiti yang menyinggung perasaan masyarakat Sunda.

"Tak hanya Arteria, eks kader PKS, Edy Mulyadi juga memunculkan pernyataan terkait ibu kota negara baru yang dinilai menyinggung dan menyakiti masyarakat Kalimantan," jelasnya, di Semarang, Senin (24/1/2022).

Menurut Ganjar, statemen tokoh politik yang terkait suku, agama, ras, bahasa memicu reaksi di tengah- tengah masyarakat. Oleh karena itu, sekarang saatnya semua bisa  menahan diri dan memilih diksi-diksi lebih tepat. 

"Jika statement- statement itu berpotensi bisa menyakiti hati masyarakat, mbok ya jangan dikeluarkan," tambahnya.

Menurut Ganjar, kritik otokritik itu sesuatu yang menyehatkan jika disampaikan dengan tepat. Tapi jika pilihan diksi dan intonasi yang tidak tepat membuat penerimaan di masyarakat menjadi berbeda.

Akhirnya muncul reaksi dari masyarakat, seperti di Jawa Barat kemudian juga di Kalimantan. Maka siapapun elite yang dipercaya masyarakat semestinya juga mengerti persoalan dan perasaan warga.

Baca Juga: Survei SMRC: Pemilih PKB, NasDem dan PKS Pilih Anies Jika Bersanding dengan RK

"Mari kita bicara yang baik- baik, kritik boleh, tapi kalau kemudian apa yang disampaikan itu ada potensi menyakiti hati, lebih baik jangan dikeluarkan," tegasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebaliknya, Ganjar juga meminta masyarakat tidak perlu mudah terprovokasi, namun juga diminta menahan diri dan menyelesaikan persoalan itu juga dengan cara bijak.

Penyampai pernyataan kontroversial itu lebih baik diundang dan memberi klarifikasi. Sehingga orang yang membuat pernyataan juga 'gentle', datang bertemu kelompok masyarakat.

"Jadi masyarakat jangan terprovokasi, hingga muncul berbagai reaksi," tandas Ganjar.

Baca Juga: Warga DKI Jakarta Sangat Kecewa Usai PKS, NasDem, PKB Tak Dukung Anies!

Reporter: Denny Setiawan

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU