Optika.id, Surabaya - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair) menghadirkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pembicara pada gelaran Diskusi dan Kuliah umum dengan mengusung tema "Memperkukuh Karakter Kebangsaan Generasi Milenial menuju Indonesia Emas 2045".
Dalam acara yang digelar secara daring dan luring (Hybrid), Selasa (22/2/2022) tersebut, turut hadir pula Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, Dekan Fisip Prof. Bagong Suyanto, Dosen Fisip Unair Airlangga Pribadi Kusman dan undangan lainnya.
Baca Juga: AHY Sebut Presiden Jokowi Tak Pernah Tawarkan Kaesang ke Demokrat
Pada acara yang diikuti ratusan peserta secara virtual tersebut, AHY menekan perlunya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk menyongsong bonus demografi 2030.
"Pada tahun tersebut 70 persen penduduk Indonesia adalah usia produktif. Jika hal itu dimanfaatkan maka Indonesia bisa menjadi masa emas di tahun 2045. SDM yang berkualitas akan mempercepat pertumbuhan dan kemajuan bangsa," ujar AHY yang juga mahasiswa Program Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia Sekolah Pascasarjana Unair.
AHY juga berbicara tiga tantangan Demokrasi Indonesia pada saat ini dan kedepannya. Money politics, politik identitas, dan politik post-truth (pasca kebenaran/hoax) menjadi isu yang putra sulung SBY itu soroti.
"Saya mengajak generasi milenial untuk berfikir kritis dan berani berbicara, jangan takut. Mari lakukan aksi nyata dan lawan disinformasi. Pendidikan politik itu penting dan mari memperkuat sinergitas dan kolaborasi," ajak AHY.
[caption id="attachment_16700" align="alignnone" width="300"] Dok: Tangkapan Layar YouTube/Fisip Unair[/caption]
Baca Juga: Berikut Nama-nama yang Akan Diusung Demokrat di Pilkada Serentak 2024!
Dosen Fisip Unair, Airlangga Pribadi Kusman menyatakan sepemikiran dengan apa yang diutarakan AHY. Tiga tantangan tersebut memang menjadi musuh bagi Indonesia bahkan di Amerika Serikat dan Prancis juga mengalami hal serupa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Tidak sinkronnya antara ekspektasi dan realitas di masyarakat menyebabkan beberapa kalangan menjadi kelompok yang mengambil jalur ekstrim. Hal ini diakibatkan oleh saluran politik yang tersumbat. Ini yang perlu menjadi catatan penting bagi para politikus untuk melibatkan masyarakat dalam setiap kebijakannya," ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengajak generasi muda untuk menayangkan apakah demokrasi penting di Indonesia dan apakah kita mempedulikannya.
"Mari kita jaga demokrasi di Indonesia. Jangan biarkan demokrasi itu hilang digondol Wewe (hilang begitu saja). Jangan biarkan demokrasi di Indonesia rusak, kuncinya kita harus peduli," pungkas Emil.
Baca Juga: Menteri ATR/BPN AHY Ungkap Sertifikat Tanah Digital Lebih Sulit Terkena Mafia
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi