Berikut Hasil Survei IPS dan IPO, Terkait Elektabilitas Capres dan Parpol

author Seno

- Pewarta

Selasa, 29 Mar 2022 04:29 WIB

Berikut Hasil Survei IPS dan IPO, Terkait Elektabilitas Capres dan Parpol

i

images (40)

Optika.id - Lembaga riset Indonesia Polling Stations (IPS) merilis hasil survei tokoh nasional yang akan berkontestasi di Pemilihan Presiden 2024. Hasilnya, elektabilitas tertinggi masih dipegang Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Pemilih loyal (loyal voters) yang memilih Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 tampaknya sebagian besar masih setia untuk kembali memilih Ketua Umum Partai Gerindra itu pada Pilpres 2024 mendatang," tulis IPS dalam rilisnya, Senin (28/3/2022).

Baca Juga: Survei IPO: Pasangan AMIN Semakin Moncer, Faktor Cak Imin?

Berikut Elektabilitas Capres 2024:

1. Prabowo Subianto 27,4%

2. Ganjar Pranowo 18,9%

3. Anies Baswedan 15,9%

4. Sandiaga Uno 7,2%

5. Ridwan Kamil 6,2%

6. Basuki Tjahaja Purnama 4,1%

7. Dedi Mulyadi 3%

8. Agus Harimurti Yudhoyono 2,8%

9. Erick Thohir 2,5%

10. Moeldoko 1,9%

11. Mahfud Md 1,2%

12. Gatot Nurmantyo 1,1%

13. La Nyalla Mattalitti 0,9%

14. Airlangga Hartarto 0,9%

15. Muhaimin Iskandar 0,9%

16. Puan Maharani 0,6%

- Tidak tahu/tidak jawab 4,5%

PDIP Dikuntit Gerindra

Sementara untuk elektabilitas partai politik, berdasarkan survei IPS, PDI Perjuangan menjadi parpol dengan elektabilitas paling tinggi sebesar 20,9%. PDIP dikuntit Partai Gerindra yang berada di posisi kedua dengan 16,5%.

"Elektabilitas partai-partai parlemen tak berbeda jauh dengan perolehan suara mereka dalam Pemilu 2019," tulis IPS.

Berikut Elektabilitas Partai Politik:

1. PDIP 20,9%

2. Gerindra 16,5%

3. Golkar 11,4%

4. Demokrat 8,3%

5. PKS 7,1%

6. PKB 7,1%

7. NasDem 5,5%

8. PAN 2,6%

9. Perindo 2,2%

10. PPP 2,1%

74,6% Responden Tak Setuju Pemilu Ditunda

Selain parpol, dalam survei IPS juga menunjukkan sebesar 74,6% responden tak setuju pemilu 2024 ditunda, 15,2% setuju, 10,2% tak menjawab atau tidak tahu.

Baca Juga: Elektabilitas Prabowo-Gibran Terus Naik di Survei IPO, Ganjar-Mahfud Tersingkir

"Ini berarti bahwa pernyataan Menko Luhut Binsar Panjaitan mengenai 100 juta lebih rakyat Indonesia mendukung penundaan Pemilu 2024 layak dipertanyakan akurasinya," tulisnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Diketahui, IPS menggelar survei pada 8-18 Maret 2022 di 34 provinsi di Indonesia. Dengan jumlah responden 1.220, dengan kategori WNI minimal berusia 17 tahun atau telah memiliki KTP.

Pengambilan sampel responden dilakukan dengan teknik multistage random sampling. Margin of error survei IPS ini kurang-lebih 2,8ngan tingkat kepercayaan 95%.

Demokrat Sodok 3 Besar

Sementara itu, Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) juga merilis hasil survei elektabilitas partai politik.

Berikut Elektabilitas Partai Politik:

1. PDI Perjuangan 26,1%

2. Gerindra 12,7%

3. Demokrat 10,3%

4. Golkar 8,5%

5. PKS 6,1%

6. NasDem 5,8%

7. PKB 4,6%

8. Perindo 3,8%

9. PPP 2,6%

10. PAN 2,2%

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah menyebut, elektabilitas Golkar dan PKB turun signifikan dari survei terakhir pada Bulan Februari lalu.

Dia menjelaskan, penurunan elektabilitas ini merupakan imbas dari wacana penundaan Pemilu yang digulirkan oleh dua parpol tersebut.

Baca Juga: Direktur IPO Ungkap Hasil Survei Bukan untuk Jangka Panjang

"Elektabilitas Golkar turun signifikan, pada Februari itu masih di angka dua digit, posisi tiga besar. Sekarang sudah disalip Demokrat. PKB juga mengalami penurunan signifikan dari sebelumnya posisi kelima, turun ke posisi tujuh, diungguli NasDem dan PKS. Jadi wacana penundaan Pemilu yang digulirkan ketua-ketua umum partai berdampak negatif pada elektoral partai. Sebaliknya, partai yang menolak atau menunjukkan sikap antitesa terhadap wacana itu, elektabilitasnya cenderung naik," jelas Dedi dalam keterangannya, Senin (28/3/2022).

77% Responden Tak Setuju Pemilu Ditunda

Dalam survei IPO juga menunjukkan mayoritas responden sebesar 77% tak setuju usulan Pemilu 2024 ditunda. Sebanyak 46% tidak setuju dan 31% sangat tidak setuju. Sementara yang setuju dan sangat setuju pemilu ditunda hanya 24%.

"Jadi hasil survei kami dan beberapa survei lembaga lainnya menunjukkan angka ini kontradiktif dengan klaim Menko Luhut bahwa ada big data 110 juta masyarakat setuju penundaan pemilu," kata Dedi.

61% Responden Tak Setuju Jokowi 3 periode

Terkait wacana penambahan periode Presiden Jokowi menjadi tiga periode, sebanyak 61% tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sementara yang setuju hanya 39%.

Jika wacana penambahan periode presiden dilakukan dan Presiden Joko Widodo kembali mengikuti Pemilihan Presiden untuk ketiga kalinya, mayoritas juga menyatakan tidak akan memilih Jokowi.

"Sebanyak 61% menyatakan tidak memilih dan pasti tidak memilih. Hanya 39% yang menyatakan akan memilih. Jadi memang kesadaran masyarakat akan demokrasi sudah cukup tinggi, sehingga mereka tidak akan memilih calon lebih dari dua periode," jelasnya.

51% Responden Tak Puas Kinerja Presiden

Survei IPO juga menunjukkan sebanyak 49% puas dan sangat puas akan kinerja presiden. Sementara 51% menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas.

"Padahal pada Februari lalu, tingkat kepuasan akan kinerja presiden 69 persen, dalam sebulan terjadi penurunan signifikan bahkan tidak sampai 50 persen," tukas Dedi.

Penurunan ekstrem ini, lanjutnya, ditengarai berkaitan dengan kelangkaan serta peningkatan tajam harga minyak goreng yang terjadi pada awal Maret.

"Selain itu, penurunan ekstrem ini juga kemungkinan terjadi akibat isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Jadi setelah pemerintah dipercaya sebegitunya, kemudian langsung turun dengan isu-isu ini," tutur Dedi.

Diketahui, survei IPO dilakukan pada periode 11-17 Maret 2022. Wawancara penelitian ini dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden. Dengan merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019-2021. Dari total populasi tersebut terdapat 7.200 responden yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 1.220 responden. Dengan pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling. Dengan margin of error kurang lebih 2,9ngan tingkat akurasi data 95%.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU