[caption id="attachment_12269" align="alignnone" width="264"] Dr. Sholikhul Huda, M.Fil.I Sekdir Pascasarjana Univ. Muhammadiyah Surabaya & Pengasuh Pesantren Bumi Al Quran Grand Masangan Sidoarjo[/caption]
Program APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) untuk Beasiswa Kuliah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya, patut di apresiasi oleh semua pihak dan dapat dicontoh oleh Pemkab atau Pemkot di daerah masing-masing di Jawa Timur.
Baca Juga: Mayoritas Siswa Pedesaan Alami Ketertinggalan Belajar
Pemkot Surabaya membuat program ABPD untuk beasiswa atau mengkuliahkan bagi anak-anak pinter di Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta di Seluruh Indonesia terutama di Surabaya.
Saya kira, kebijakan Pemerintah Kota Surabaya dapat dijadikan contoh bagi Pemerintah Daerah di seluruh wilayah Jawa Timur. Pemkot Surabaya sudah mengalokasikan setidaknya 3 ribu slot beasiswa disediakan untuk mahasiswa yang pingin kuliah baik di perguruan tinggi Negeri maupun swasta di surabaya.
Tujuannya agar anak-anak pintar yang kuliah di kampus-kampus top di Indonesia bisa tetap belajar hingga lulus tanpa harus bingung mikir bayar kuliah. Beasiswa APBD untuk beasiswa ini diprogramkan berupa bantuan pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) hingga uang saku 500 ribu perbulan. (Jawa Pos,4/4/2022)
Menurut saya, Program ini dapat membantu bagi mahasiswa yang terancam nasib kuliahnya karena orang tuanya tidak lagi bekerja karena PHK, sepi atau bahkan meninggal karena pandemi Covid19. Dimana selama ini mereka menggantungkan uang kuliah dari orang tuanya.
Baca Juga: Kesenjangan Belajar Siswa Indonesia Diakibatkan Kerentanan Berlapis, Apa Solusinya?
Intervensi dan kebajikan pemerintah yang pro rakyat terutama terkait nasib pendidikan generasi mudanya sangat dibutuhkan di masa-masa sekarang yang serba sulit.
Pemerintah daerah harus yakin bahwa kualitas pendidikan dan kesehatan adalah sektor penting yang bisa memutuskan rantai kemiskinan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kualitas pendidikan terutama pendidikan Tinggi tentu dapat menghasilkan kualitas SDM masyarakat lebih bermutu, lebih dihargai, dan mampu berdaya saing secara global, dibandingkan lulusan pendidikan dasar atau menengah.
Harapannya dengan kualitas pendidikan tinggi, mereka nantinya dapat menjadi pemimpin masa depan di daerahnya masing-masing dan bisa menjadi pengambil kebijakan ditempat pengabdian bekerja, bukan sekedar sebagai pekerja kasar.
Baca Juga: Mengapa Kekerasan di Sekolah Terus Berulang dan Seolah Dibiarkan?
Selain itu program ABPD untuk beasiswa Mahasiswa Perguruan Tinggi lebih bermanfaat (maslahah) daripada APBD digunakan untuk membiayai hal-hal yang mubazir, pencitraan demi memoles kepala daerah. Lebih baik digunakan untuk peningkatan kualitas SDM anak muda yang tinggal di pelosok desa di daerahnya. Daerah unggul tidak hanya diukur dari banyaknya infrastruktur yang memadai atau yang dibangun. Tetapi juga kualitas warganya yang banyak terdidik dan berilmu.
Editor : Pahlevi