Antrean jeriken di SPBU Karangketug, Kota Pasuruan. Foto: Amal Taufik.
Optika.id, Surabaya - Sejumlah daerah di Jawa Timur mengalami kelangkaan pasokan solar bahkan menimbulkan antrian panjang di beberapa titik di SPBU dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, hal ini juga disusul pasokan Pertalite yang diserbu usai Pertamax naik harga.
Baca Juga: Kehidupan Nelayan Terancam Akibat Harga Solar Naik, di Mana Posisi Pemerintah?
Anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi BUMN, Mufti Anam, menyebut hal tersebut sebagai kegagalan Pertamina dalam melakukan manajemen suplai BBM. Seharusnya, Pertamina menggunakan basis data serta analisis yang tepat dalam memitigasi berbagai potensi yang bisa menyebabkan terhambatnya pasokan.
"Beberapa daerah di Pasuruan, Probolinggo, dan berbagai daerah di Jatim termasuk jalur pantura sebagai jantung arus distribusi barang, banyak terjadi kelangkaan solar. Banyak yang sambat ke saya. Mulai dari bahan makanannya menjadi busuk, hingga pengusaha logistik yang harus merugi karena waktu tempuh semakin panjang lantaran truk harus antre bahkan menginap di SPBU," ujar Mufti kepada wartawan, Rabu (6/4/2022).
Ia menegaskan dampak hal ini telah memukul ekonomi rakyat yang kini tengah tertekan. Ia bahkan menerima laporan pengusaha SPBU yang tidak mendapatkan kiriman solar dari Pertamina selama 4 hari lamanya.
"Kami rapat beberapa hari lalu, laporannya stok BBM subsidi aman untuk 21 hari. Tetapi kenyataannya di mana-mana langka. Artinya ini kan urusan distribusi, kenapa lama dari Terminal BBM ke SPBU? Bagaimana optimalisasi mobil tangki? Masak Pertamina tidak punya mitigasi? Pertamina perusahaan migas besar, tapi akibat kesalahan manajemen suplai seperti ini telah memukul ekonomi masyarakat," jelas Mufti.
Mufti menerangkan ada dua dampak fatal terkait masalah kelangkaan BBM bagi kehidupan terutama ekonomi masyarakat Indonesia.
Pertama, memukul balik upaya pemulihan ekonomi.
Dia menyoroti instruksi presiden yang menginginkan percepatan pemulihan ekonomi, namun hal ini justru menghambat tujuan tersebut.
Baca Juga: Mulai 1 Juli, Beli Pertalite dan Solar Wajib Daftar Dulu
"Ini ibarat Presiden Jokowi menyuruh pacu pemulihan ekonomi, tapi Pertamina-nya malah tidak support, malah menghambat. Kementerian BUMN harus evaluasi total kinerja Pertamina, terutama terkait kisruh solar langka," jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kedua, menghambat distribusi barang.
"Langkanya BBM membuat sistem logistik makin tidak efisien. Distribusi barang terhambat. Kalau sudah terhambat, cost membengkak. Ujungnya inflasi. Apalagi ini menjelang Lebaran. Jadi dampaknya luar biasa menekan kehidupan ekonomi rakyat," papar mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim tersebut.
Hambatan pada distribusi barang juga membuat para pengusaha merugi, baik pengusaha logistik maupun pengguna jasa logistik untuk pengiriman barang.
Baca Juga: Polda Jatim Bongkar Kasus Penimbunan Solar Bersubsidi, Truk dan Pikap Dimodifikasi
"Mereka harus keluar cost tambahan," ujarnya.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi