Pengamat: Motif Ciptakan Kerusuhan Berhasil, Terjadi Pengalihan Isu

author Seno

- Pewarta

Rabu, 13 Apr 2022 05:48 WIB

Pengamat: Motif Ciptakan Kerusuhan Berhasil, Terjadi Pengalihan Isu

i

images - 2022-04-12T224223.159

Optika.id - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menyebut aksi kekerasan yang menimpa pegiat media sosial sekaligus Dosen FISIP UI (Universitas Indonesia) Ade Armando pada aksi demonstrasi mahasiswa di depan gedung DPR/MPR RI pada Senin (11/4/2022) kemarin hanya pengalihan isu belaka.

Menurutnya, pemukulan yang dilakukan sejumlah massa pada Ade Armando telah menghilangkan substansi demo yang dilakukan mahasiswa. Media massa akhirnya lebih banyak memuat proses pemukulan Ade Armando dibandingkan tuntutan dari mahasiswa terhadap pemerintah.

Baca Juga: Pengamat Politik Sebut Pilkada Bukan Pesta Rakyat, tapi Pesta Elite Parpol

"Pemberitaan media terkesan sudah tidak lagi mengangkat tuntutan mahasiswa. Justru yang menonjol pemberitaan kekerasan yang dilakukan massa terhadap Ade Armando," kata Jamiluddin dalam keterangannya, Selasa (12/4/2022).

Jadi, menurut Jamiluddin, terjadi pergeseran isu di media dari tuntutan mahasiswa menjadi kekerasan yang dilakukan massa. Pergeseran tersebut dinilai sebagai pengalihan isu. Perubahan framing tersebut tentu sangat disesalkan. Sebab, media terkesan lebih menonjolkan kekerasan yang dilakukan massa daripada tuntutan yang diperjuangkan.

"Kesannya, para pendemo di-frame melakukan kekerasan, yang tidak sejalan dengan demokrasi. Kesan tersebut ingin ditanamkan kepada mahsiswa yang melakukan aksi," jelas mantan dekan FIKOM IISIP Jakarta ini.

Menurutnya, pengeroyokan itu dilakukan kelompok yang menjadi penumpang gelap dalam aksi itu, dia yakin betul aksi brutal ini bukan dilakukan mahasiswa.

Jamiluddin menegaskan, yang melakukan demo itu tidak semua mahasiswa. Karena itu, bisa saja yang melakukan aksi kekerasan itu orang-orang yang disusupkan untuk melakukan kekerasan agar reputasi mahasiswa jatuh. Para penyusup itu bisa saja agenda dari pihak-pihak yang tidak menghendaki mahasiswa demo.

"Mereka mendesain tindak kekerasan untuk menciptakan keributan sehingga mengalihkan wartawan dari agenda utama mahasiswa melakukan demo," tandasnya.

Baca Juga: Analis Sebut Wajar PDIP Tak Bersama Anies, Bukan Elektoral Penentu Utama

Dalam kasus tersebut, sambungnya, tampaknya motif menciptakan kerusuhan sudah berhasil. Pengalihan isu benar-benar terjadi. Karena itu, sebaiknya media melihat aksi demo mahasiswa lebih proporsional. Pemberitaan tidak menonjolkan kekerasan, tapi tetap konsisten pada tuntutan mahasiswa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adapun salah satu tuntutan yang dibawa mahasiswa dalam aksi unjuk rasa kali ini adalah menolak perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu 2024.

Diketahui, Ade Armando dikeroyok sejumlah orang saat tengah mencari pengunjuk rasa untuk diwawancara. Massa terlihat membabi buta menghajar Ade tanpa ampun. Tak hanya mengeroyok, massa juga melucuti celana Ade saat dirinya roboh dan tak berdaya.

Akibat kekerasan yang diterimanya, Ade mengalami gegar otak dan pendarahan di kepala, bahkan sempat beberapa kali muntah darah. Saat ini Ade tengah dirawat di Rumah Sakit.

Baca Juga: Pengamat Sebut Anies Segera Gabung Partai, Tak Selamanya Bisa Independen!

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU