Optika.id - Pengamat politik, Rocky Gerung mempertanyakan apa yang akan diingat tentang kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut berkaitan dengan unggahan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) mengenai julukan untuk mantan-mantan Presiden Indonesia.
Baca Juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk
Soekarno dijuluki Bapak Proklamator, Soeharto dijuluki Bapak Pembangunan, B. J. Habibie dijuluki Bapak Teknologi, Abdurrahman Wahid dijuluki Bapak Pluralisme, Megawati Soekarnoputri yang dijuluki Ibu Penegak Kostitusi, dan Soesilo Bambang Yudhoyono yang dijuluki Bapak Perdamaian.
Menurutnya, merupakan hal yang wajar ketika Kemensetneg mengunggah data mengenai julukan mantan Presiden Indonesia.
Namun, dinilai Rocky Gerung, waktu yang digunakan Kemensetneg tidak tepat.
"Kalau Kemensetneg sendiri punya radar yang tidak peka, akibatnya semua kampanye Kemensetneg akan berbalik untuk menyerang dia. Itu yang terjadi hari-hari ini," kata Rocky Gerung seperti dikutip Optika.id dari akun YouTube-nya, Senin (18/4/2022).
Menurut Rocky, pihak Kemensetneg seharusnya lebih peka dengan situasi yang sedang terjadi pada saat ini.
"Kan mesti peka sendiri. Ini pak Jokowi lagi dihajar, justru mancing-mancing begitu. Jadi kemampuan bangsa ini untuk mengingat keburukan jauh lebih banyak, jauh lebih kuat daripada kebaikan orang. Itu yang sedang dipelajari oleh antropolog bahwa dendam itu adalah bagian yang nyata dari peradaban politik kita," ujar Rocky.
Rocky mengungkapkan, 'dihajarnya' Presiden Jokowi berkaitan dengan isu saat ini termasuk demo mahasiswa 11 April dengan sejumlah tuntutannya.
Tuntutan tersebut, kata Rocky, tak hanya berkaitan dalam hal ekonomi, tetapi juga politik yang membuat pemerintah dianggap tidak bijak dalam mengambil keputusan.
Unggahan yang diunggah Kemensetneg pada waktu yang dinilai tidak tepat disebutkan Rocky Gerung akan membuat orang akan mengingat hal buruk.
Baca Juga: Dosa-dosa Jokowi
"Kan sayang sekali nanti di ujung pemerintahannya yang secara formal tinggal 20 bulan lagi, orang akan ingat pak Jokowi bukan sebagai Bapak Infrastruktur karenan diletakkan pada pak Harto. Orang akan ingat apa yang diucapkan BEM UI kalau Jokowi adalah king of lips service," sindirnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, kata Rocky, di tengah kepempinan Jokowi, Amerika Serikat menyoroti kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.
Sorotan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) tersebut berkaitan dengan aplikasi PeduliLindungi.
Bagi AS, PeduliLindungi merupakan aplikasi yang melanggar privasi masyarakat meskipun pemerintah Indonesia mengeklaimnya tidak demikian.
"Jadi kalau ada peribahasa mikul duwur mendhem jero (menjunjung tinggi derajat orangtua dan menutup kekurangan aib keluarga), kelihatannya tidak berlaku pada pemerintahan pak Jokowi," katanya.
Baca Juga: Kunjungi Jatim, Jokowi Resmikan Flyover Djuanda dan RS Kemenkes Surabaya
Hal tersebut diucapkan Rocky Gerung dengan melihat pada perlakuan AS terhadap Indonesia.
"Apalagi di ujung pemerintahan beliau, AS secara detail memaparkan pelanggaran HAM pada era Jokowi. Jadi apa yang mau diingat dari beliau?" pungkas mantan dosen Universitas Indonesia ini.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi