Optika.id-Kolumnis politik Timur Fomenko menilai gagasan ambisius Komisi Uni Eropa mengembargo minyak dan gas (migas) Rusia akan menghancurkan ekonomi anggota blok itu.
Presiden Komisi Ursula Von Der Leyden menyatakan langkah-langkah ini akan dilaksanakan secara bertahap sepanjang tahun, Minggu (8/5/2022).
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Melemah di Tahun Pemilu?
Sejumlah negara anggota sudah menyatakan sangat keberatan. Hungaria mengatakan, embargo itu seperti menjatuhkan bom nuklir ke negaranya.
Slovakia yang sangat tergantung pada minyak dan gas Rusia, juga keberatan. Kalangan bisnis industri Jerman juga keberatan dan tidak siap.
Timur Fomenko dalam artikelnya di Russia Today, Minggu (8/5/2022) menjelaskan, harga minyak mentah secara cepat naik di atas $ 114 per barel pada Jumat (6/5/2022) pagi.
Pejabat Moskow memperkirakan blok Uni Eropa tersebut masih akan membeli minyak Rusia melalui negara ketiga dan perantara.
Ini strategi yang diduga telah digunakan oleh Iran di bawah embargo Amerika yang keras selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Masyarakat Diminta Lakukan Gaya Hidup Ramah Lingkungan Untuk Dukung Ekonomi Hijau
Meskipun Langkah itu sulit, menurut Fomenko, Uni Eropa akan menjadi pecundang terbesar dari upaya semacam itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Embargo yang diusulkan mengungkapkan kerentanan strategis yang sangat besar dalam keamanan energi.
Ini mencakup kemampuan suatu negara, atau sekelompok negara, untuk mengamankan akses ke sumber daya energi ketika mereka tidak mampu memproduksi cukup sumber daya mereka sendiri.
Baca Juga: INDEF: Siapapun yang Jadi Presiden, Tak Boleh Setengah Hati Garap Ekonomi Biru!
Ketika Anda mempertimbangkan berapa banyak perang yang telah dilakukan barat semata-mata atas akses ke pasokan minyak, termasuk dua di Irak, ini adalah masalah besar, kata Fomenko.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi