Jakarta (optika)- Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri mengkritisi membengkaknya biaya proyek (cost overrun) pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Faisal pun mengangkat kembali tulisanya pada 6 tahun lalu,6 tahun lalu pada tahun 2015 faisal pernah mengkritisi rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, Karena menganggap urgensinya tidak terlalu penting untuk membangun proyek tersebut.
Karena menurut Faisal, moda transportasi yang ada di pulau jawa sudah memiliki banyak variasi, dan sudah banyak pilihan moda transportasinya. Sebagai contoh dari Jakarta ke Kota bandung, kita bisa memilih banyak moda transportasi, mulai dari Travel, kendaraan pribadi, kereta. Melalui jalan tol yang tersedia pun cukup dengan waktu 1,5-2,5 jam Jakarta-Bandung Sudah bisa di jangkau.dengan kereta argo parahiyangan cukup 3 jam.
Sedangkan untuk kereta cepat estimasi waktu yang di butuhka 45 menit, itu hanya akan menghemat waktu 2 jam 15 menit bila di bandingkan kereta argo parahiyangan,dan 1-1,5 jam dengan kendaraan pribadi, bila tidak terkendala macet.
"Rasanya kehadiran kereta cepat sangat tidak mendesak. Apalagi mengingat kereta cepat sejenis shinkansen pada dasarnya hadir untuk jarak jauh seperti Tokyo-Osaka yang jaraknya hampir sama Jakarta - Surabaya" ucap Faisal.
Sejatinya Menurut Faisal kereta cepat dengan beberapa kelebihannya adalah subtansi atau pesaing untuk moda transportasi seperti pesawat terbang. Sehingga dengan kereta cepat waktu tempuh perjalanan Jakarta-Surabaya hanya membutuhkan waktu tempuh 2,5 jam. Dan beda 5 menit sebelum keberangkatan tidak menjadi masalah, berbeda dengan pesawat terbang yang butuh waktu persiapan keberangkatan lebih lama. Jadi bisa dikatakan dengan kereta lebih efisien waktu.
Kalau kereta cepat dibangun untuk rute Jakarta-Surabaya maka, setidaknya bisa singgah di beberapa kota besar seperti Cirebon atau Semarang. Dengan load faktor yang ada, kedua kota itu bisa di manfaatkan, karena memiliki daya beli yang cukup memadai untuk memanfaatkan jasa kereta yang cepat dang mewah.
Jadi, dari segi permintaan konsumen tampaknya kereta cepat Jakarta-Surabaya jauh lebih menjanjikan dan kompetitor dekatnya hanya pesawat terbang. Situasi berbeda dengan pembangunan proyek kereta Jakarta-Bandung.
Dan perlu kita ketahui bersama proyek kereta cepat Jakarta bandung mengalami pembengkakan biaya ivestasi, pembiayaan proyek tersebut berasal dari kerjasama 2 negera yaitu Indonesia dan cina melalui PT. Konsorsium Kereta Cepat Indonesia-China.
Awalnya pihak china menawarkan pinjaman sebesar US$5,5 miliar dengan jangka waktu 50 tahun dan tingkat bunga 2% pertahun. Bila di taksir dalam rupiah pinjaman awal tersebut bernilai sekitar Rp.78 triliun.
Kemudian ketika proyek dijalankan biaya melonjak menjadi US$ 5,98 miliar atau sekitar 84 triliun dalam kurs terkini. Biaya proyek pun belum berhenti membengkak terakhir kali biaya membengkak sebesar US$ 6,07 miliarbatau 86 triliun. Dan pada akhirnya membengkak lagi menjadi US$ 7,97 miliar atau Rp.113 triliun.
Intruksi Menko Marves
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan sudah memberikan intruksi menyusul bengkaknya biaya (cost overrun) proyek kereta cepat Jakarta-Bandung(KCJB).
Hal ini disampaikan oleh juru bicara Menteri Koordinasi Bidang kemaritiman dan investasi, Jodi Mahardi. Jodi mengatakan PT. Kereta Cepat Indonesia China Diminta untuk melakukan berbagai langkah.
"Pemerintah meminta PT.KCIC untuk melakukan efisiensi-efisiensi yang bisa dilakukan agar biaya pembangunan bisa di hemat. Range cost overrun nanti masih subject dari audit BPKP supaya angkanya bisa lebih akurat" Ujarnya.
"Mengenai dana untuk keperluan cost overrun saat ini masih dalam pembahasan pemerintah Indonesia dan BUMN sponsor. Pendanaan kenaikan biaya proyek direncanakan untuk diperoleh dari pinjaman Bank" lanjut Jodi.
Lebih lanjut, kata Jodi berdasarkan intruksi Menteri Luhut semua perusahaan BUMN terkait, terutama KAI diminta untuk fokus menyelesaikan persoalan KCIC." Diharapkan semua yang dari awal ikut terlibat proyek, terutama saat menegosiasikan struktur proyek, feasibility study, pendanaan, dan aspek legalitas tetap fokus pada solusi" kata dia.
Pesoalan kenaikan biaya ini, sedang dalam tahap verifikasi. Namun kenaikan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirakan akibat biaya pembebasan lahan dan bahan kontruksi.
Editor : Pahlevi