Optika.id - Menanggapi terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang diinisiasi Partai Golkar, PAN, dan PPP. Fahrul Muzaqqi selaku Dosen Ilmu Politik Universitas Airlangga menganggap bahwa tujuan awal didirikannya koalisi tersebut hanyalah menggabungkan kekuatan.
Apalagi kekuatan dari ketiga partai tersebut masih terbilang kurang dalam memasuki arena kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!
Barangkali tujuan utamanya untuk menggalang kekuatan sedari awal, dan juga barangkali bisa menarik perhatian partai-partai lain untuk bergabung. ungkap Fahrul saat memberikan keterangannya pada Optika.id pada Jumat, (13/5/2022).
Tak hanya itu, Fahrul mengatakan bahwa soliditas dalam KIB sendiri masih belum teruji adanya. Sehingga, masih diperlukan lagi adanya perkembangan dari keberlangsungan koalisi tersebut.
Jadi tujuan utamanya itu bagaimana menggalang kekuatan awal, tetapi kalau soliditas koalisi masih belum teruji, masih harus dicermati untuk perkembangan berikutnya, terangnya.
Saat ditanya mengenai ancaman KIB, dirinya mengungkapkan bahwa koalisi tersebut hanya dapat menjadi suatu peringatan bagi partai-partai politik besar lainnya.
Baca Juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
Terlebih lagi, partai-partai politik besar yang setara dengan Golkar juga belum memberikan statement-nya terkait terbentuknya koalisi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kalau menjadi warning iya, jadi menjadi alarm dari partai-partai menengah ini mulai menggeliat untuk menunjukkan bargaining nya dalam menggalang kekuatan alternatif tersendiri untuk 2024. ujar Fahrul.
Tapi kalau menjadi momok rasanya masih belum sejauh itu.
Baca Juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!
Karena di sisi lain, selama partai-partai besar yang levelnya setara dengan Golkar belum ada yang merespons secara serius terhadap koalisi itu, rasanya KIB belum menjadi momok," tutupnya.
Reporter: Akbar Danis
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi