Optika.id - Teroris bernama Ilham Alfarizi yang ditangkap Densus 88 Anti-teror di Malang adalah mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) asal dari Lampung.
Pihak kampus UB membenarkan pria asal Lampung tersebut mahasiswa perguruan tinggi negeri di kota Malang.
Baca Juga: Antisipasi Paham Radikalisme, FKPT Jatim Jelaskan Pola Penyebarannya pada Kaum Muda
Ilham merupakan warga kelahiran Bandar Lampung pada tahun 2000, tapi Ilham bertempat tinggal di Jalan Darma Bakti, Desa Bukit Kemuning, Kecamatan Bukit Kemuning, Kabupaten Lampung Utara.
Selama berkuliah di UB Malang, Ilham Alfarizi diduga aktif dalam pembuatan jurnal ilmiah selama menjadi mahasiswa.
Ilham Alfarizi diketahui tercatat sebagai mahasiswa di jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UB Malang.
Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan mengaku tidak kaget bila ada mahasiswa dari Lampung terpapar paham radikalisme dan aksi terorisme, bahkan ada mahasiswa S2 di Lampung yang lapor ke NII Crisis Center menceritakan peta geraran radikalisme di Lampung yang dinilai sudah mengkhawatirkan.
Ken menyebut bahwa rata rata para pelaku terorisme di Lampung itu kalau tidak JI ya JAD, tapi kebanyakan sebelumnya dasar pemikiran terorisme itu mereka dapat dari belajar di NII dan Khilafatul Muslimin.
"90 persen pimpinan Khilafatul Muslimin adalah pengikut NII yang ganti Baju, termasuk Imam atau Kholifah atau Amirul Mukminin Khilafatul Muslimin yaitu Abdul Qadir Hasan Baraja yang merupakan mantan narapidana pelaku Bom Borobudur," ujar Ken, Sabtu (28/5/2022).
Jumlah pengikut aktif NII yang kini menjelma menjadi Khilafatul Muslimin di Lampung sekitar 2500 orang yang tersebar di 15 Kabupaten/ Kota, kini mereka juga tersebar di setiap provinsi di Indonesia.
Baca Juga: BNPT Klaim Indonesia Negara Satu-Satunya yang Memiliki Program Deradikalisasi Napiter
Bahkan mereka punya kampung khilafah di kabupaten Lampung Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Mereka anti demokrasi tapi pasang plang organisasi disetiap kabupaten, bahkan di kota Bandar Lampung mereka ada disetiap kecamatan dan menguasai beberapa masjid sebagai basis pergerakan mereka," terangnya.
Ken mengaku sudah mensosialisasikan bahaya radikalisme di Lampung, namun dinilai kurang direspon positif oleh aparat kepolisian.
Bahkan ada seorang kasat intel di Lampung melakukan konferensi pers ke media dan menyatakan bahwa daerahnya dipastikan aman dari bahaya terorisme, selang sehari setelah konferensi pers tersebut ada 2 orang didaerahnya ditangkap Densus 88.
Baca Juga: BNPT Sosialisasikan Ideologi Terorisme, Masyarakat Perlu Sadar Bahaya
Kasus radikalisme dan terorisme di Lampung saat ini seperti puncak gunung es, artinya, kasus yang sebenarnya di daerah Lampung jauh lebih serius dan akan menjadi bom waktu bila tidak ditindaklanjuti dengan bijaksana.
"Kita harus waspada dan tidak boleh merasa aman, jusru ketika kita merasa aman adalah hal yang sangat berbahaya, kita mudah terlena," tutup Ken.
Reporter: Denny Setiawan
Editor Pahlevi
Editor : Pahlevi