[caption id="attachment_14301" align="alignnone" width="150"] Ruby Kay[/caption]
Optika.id - Sinetron dan talk show yang tayang di televisi swasta itu kebanyakan kejar target. Sepintas jadi mirip supir oplet. Boro-boro mengedepankan kualitas, yang ada malah tersaji tontonan tak berkelas.
Baca Juga: Set Top Box (STB) di Rumahmu Tak Ada Sinyal, Begini Cara Mengatasinya
Dulu, sinetron Si Doel Anak Sekolahan disaksikan pemirsa seminggu sekali. Kita tertawa melihat Nyak dan Babe ngomelin bang Mandra yang malas-malasan bekerja. Suasana kehidupan warga betawi kental terasa. Namun saat ini, sinetron berjudul sama tayang setiap hari. Sang sutradara pun kebingungan, lalu membuat skrip asal-asalan. Dialog yang tersaji terdengar murahan, kualitas acting para pemerannya pun jadi berantakan.
Program talk show juga shallow. Host terlihat kaku, tak bisa menyentuh kalbu. Dialog datar, narasumber hanya dicecar untuk sekedar berkelakar atau sesumbar. Tepuk tangan penonton bayaran dipaksakan, kegaduhan dibuat agar studio tak sunyi senyap.
Dan semenjak kemunculan acara seperti Dahsyat yang dipandu Raffi Ahmad, gue tak lagi berminat menonton program televisi swasta yang cuma menjual aurat, curhat. Katanya reality show, tapi kok penuh dengan tipu muslihat? Tempat sepi dijadikan lokasi uji nyali berharap penampakan mbak kunti. Apa-apaan ini? Sama sekali tak punya nilai edukasi.
Baca Juga: Ada TV Swasta "Bandel" Masih Siaran Jalur Analog, DPR RI Beri Peringatan Bisa Cabut Izin
Mending nonton channel Discovery, Animal Planet atau mengakses Youtube via internet. Melihat monyet sibuk mencari kutu, sejarah peradaban manusia dijaman batu, kepompong berubah jadi kupu-kupu, setidaknya semua itu mengandung ilmu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ini hanya gerutu seorang netizen ketika Jakarta tengah dilanda gerimis syahdu. Dunia pertelevisian kita semakin tak bermutu.
Baca Juga: 182 Wilayah di Indonesia Mulai Hari Ini, Tak Bisa Akses TV Analog
Ruby Kay
Editor : Pahlevi