Jika Koalisi NasDem-Gerindra Terjadi, Prabowo Diprediksi Jadi Capresnya

author Seno

- Pewarta

Kamis, 02 Jun 2022 16:52 WIB

Jika Koalisi NasDem-Gerindra Terjadi, Prabowo Diprediksi Jadi Capresnya

i

pertemuan-ketum-gerindra-prabowo-subianto-dengan-ketum-nasdem-surya-paloh-instagram-officialnasdem-1_43

Optika.id - Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh disebut berpeluang besar menjadi koalisi saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Prabowo diprediksi akan menjadi calon presiden di 2024, jika koalisi NasDem dan Gerindra terjadi.

Baca Juga: Jokowi Presiden: Usai Dilantik, Pak Prabowo Milik Seluruh Indonesia!

"Ini sekaligus, katakanlah, membuka ruang kemungkinan yang sangat lebar bagi peta politik yang akan datang. Selama ini kan Prabowo diwacanakan dengan Puan, lalu kemudian NasDem mengusung Anies," kata pendiri lembaga survei Indo Barometer Muhammad Qodari dalam keterangannya, Kamis (2/6/2022).

Meski pertemuan Surya Paloh dan Prabowo Subianto belum dimaknai secara nyata sebagai arah koalisi, kemungkinan koalisi NasDem dan Gerindra terbuka lebar.

"Calon presidennya pasti Prabowo, kebetulan kursi Gerindra lebih besar dari pada NasDem. Nah, sekarang pertanyaannya, wakilnya siapa dari NasDem?" ujarnya.

Qodari menilai NasDem punya kelebihan di banding partai lain, karena NasDem sangat fleksibel. Apa lagi Surya Paloh dinilai tak ada ambisi ingin maju jadi capres 2024.

"Tapi rasa-rasanya sih pasti bukan Anies (wapresnya), karena Anies pasti inginnya maju sebagai calon presiden, begitu. Yang jelas, jika NasDem dan Gerindra berkoalisi, menjadi satu konstelasi bisa terjadi. Sebab, NasDem jika berpasangan dengan Gerindra sudah cukup dengan ambang batas pencalonan presiden. Dugaan saya wakilnya nanti dari warna yang agak berbeda, katakanlah begitu, dengan Pak Prabowo, itu bisa siapa saja," jelasnya.

Diketahui, Prabowo Subianto bertemu dengan Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta, Rabu (1/6/2022). Prabowo mengaku tak bisa terburu-buru menentukan dan main atur sendiri untuk berkoalisi dengan NasDem.

"Iya tapi kan beliau pemimpin partai, saya pemimpin partai. Kita nggak bisa bertindak, karena teman, kita atur-atur sendiri, kan nggak bisa. Beliau punya konstituen, saya punya konstituen. Kita bertanggung jawab, Pak, ya, kepada partai kita," kata Menteri Pertahanan ini. Prabowo mengatakan partainya dan NasDem sepakat menjaga Indonesia.

"Tapi kita komit apa pun terjadi, kita komit bersama-sama menjaga Pancasila, menjaga keutuhan Republik Indonesia. Jadi kita tidak hanya untuk pemilu, kita lebih dari itu," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga bicara kriteria sosok calon presiden 2024. Menurut Prabowo, kriteria sosok capres 2024 tidak mesti seperti dirinya.

"Tapi intinya saya kira, kita harus ada sosok yang sungguh-sungguh komit dan setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar '45, seutuhnya, tidak sebagai mantra, tapi seutuhnya. Saya kira itu kriteria paling penting. Dan juga kalau bisa yang berpengalaman," ucap Prabowo kemudian bicara dengan jajaran elite NasDem dan Gerindra di belakangnya disambut gelak tawa.

Prabowo kemudian ditanya kembali, apakah dengan kriteria seperti yang dia ucap berarti capres tidak harus Prabowo lagi. Prabowo menjawab tidak harus dia kembali menjadi capres pada 2024.

"Ya tidak usah. Tidak harus Prabowo, siapa saja, masa republik ini. Jadi begini ya, saya ini belajar dari sejarah, dari suatu republik yang baik adalah kewajiban setiap warga negara yang mampu fisik, intelek, jasmani, dan kondisi ekonomi dirinya dan keluarganya wajib untuk menawarkan dirinya kepada negara dan bangsa, jadi wajib," ujar Prabowo.

Dia ingin setiap warga justru mengajukan diri maju melayani negara. Budaya seperti itulah yang menurut Prabowo perlu ditanamkan kepada generasi muda.

"Ini yang ingin kita budayakan, anak-anak muda, kita ingin nanti anak-anak muda yang tadi itu harus berani menawarkan diri untuk mengabdi kepada negara dan bangsa," imbuhnya.

Prabowo Anggap Paloh Senior

Prabowo mengatakan Surya Paloh sebagai senior beda 3 bulan. Untuk itu kata Prabowo, dia memanggilnya dengan 'Bang Surya'.

"Terima kasih, Bang Surya. Jadi Pak Surya ini, lebih senior dari saya, jadi saya panggilnya Bang Surya walaupun seniornya hanya tiga bulan. Tapi kalau adat istiadat kita walaupun satu hari, kalau lebih tua ya tetap kita harus panggil abang," kata Prabowo.

Prabowo mengatakan dirinya dan Surya Paloh telah bersahabat selama 40 tahun. Prabowo juga menyebut satu kesamaan antara dirinya dan Paloh, yaitu sama-sama alumni kader Partai Golkar.

"Jadi benar, saya sama Pak Surya hubungannya sudah ada 30 tahun 40 tahun? 40 tahun. Kita bersahabat, dan kita juga alumni Golkar," ujarnya.

Dia mengatakan dirinya dan Paloh juga pernah berbeda pandangan meski telah bersahabat lama. Menurutnya rasa cinta terhadap NKRI membuat dirinya dan Paloh tetap berhubungan baik meski memilih jalan yang berbeda.

"Dalam perjalanan walaupun sahabat kadang-kadang kita apa berbeda pilihan, kita memilih jalan yang berbeda tapi kita tetep bersahabat. Kita pernah bersaing kita pernah kadang-kadang berbeda pandangan, tapi di ujungnya karena kita saling menyakini bahwa kita sama-sama cinta merah putih, sama-sama cinta tanah air," tuturnya.

Baca Juga: Prabowo Minta Kader Tak Jumawa Usai Menang Pilpres 2024

Sementara itu, Surya Paloh mengatakan selama 40 tahun persahabatannya dengan Prabowo kerap mengalami pasang surut. Dia menyebut dirinya dan Ketum Gerindra itu punya visi yang sama mengabdikan diri untuk kemajuan bangsa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Pertemanan mendekati 40 tahun saya pikir itu suatu ukuran yang bisa menjadi parameter juga, ada masalah kadang-kadang pasang surut, kadang-kadang Mas Prabowo kan nggak terlalu senyum sama saya, tetapi kami tahu kita semua memiliki niat baik yang sama, kami ingin mengabdikan diri kami bagi sumbangsih kami bagi kemajuan bangsa dan negara ini," kata Paloh.

Surya Paloh juga mengatakan partainya dan Partai Gerindra sepakat menjaga stabilitas nasional.

"Nah antara Gerindra dan NasDem atau sebaliknya antara NasDem dan Gerindra terjadi kesepakatan stabilitas nasional harus kita jaga, pemilu kita ajak untuk membangun kesadaran bagaimana kita menghargai budaya politik yang lebih sehat," katanya.

Paloh mengatakan sikap saling menghormati satu sama lain antara dirinya dan Prabowo juga harus dijaga. Dia menyebut kompetisi dalam kancah politik seharusnya tidak dilakukan dengan saling menjatuhkan.

"Penghormatan kita satu sama lain harus tetap terjaga, berkompetisi bukan dengan saling menjatuhkan tapi berkompetisi di dalam harmoni," ujarnya.

Kecil Kemungkinan Berkoalisi

Pakar politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menjelaskan Prabowo Subianto dan Surya Paloh memang memiliki kedekatan sejak lama. Dia menyebut keduanya bahkan sempat sama-sama menjadi kader Golkar.

"Surya Paloh dan Prabowo memang memiliki kedekatan tersendiri, karena keduanya dulu pernah menjadi kader Golkar hingga keduanya keluar dengan membentuk partai masing-masing," kata Umam dalam keterangannya, Kamis (2/6/2022).

Dia juga memastikan pertemuan keduanya bukan hanya sebatas silaturahmi melainkan koalisi menuju Pemilu 2024. Meski begitu, dia menilai kecil kemungkinan Gerindra dan NasDem akan berkoalisi lantaran Prabowo dan Surya Paloh memiliki cara pandang yang berbeda.

"Pertemuan kedua hari ini jelas bukan pertemuan seremonial. Besar kemungkinan terkait penjajakan koalisi menuju 2024. Namun saya menilai, potensi koalisi NasDem dan Gerindra relatif kecil. Kedua pemimpin partai itu memiliki cara pandang dan model pendekatan yang jauh berbeda," ucapnya.

Baca Juga: Surya Paloh Kembali Jadi Ketum, Ingin Kader Tak Ganggu Parpol Lain!

Dia menjelaskan perbedaan pandangan ini kerap terjadi pada beberapa momen, salah satunya pada Pilpres 2019. Selain itu, kata dia, Prabowo dan Surya Paloh juga sempat berbeda pandangan saat Prabowo memutuskan masuk ke pemerintahan Jokowi. Meski begitu dia menekankan di dalam politik segala kemungkinan selalu ada.

"Ingat, salah satu pihak yang terus mengingatkan bahaya eksploitasi politik identitas di Pilpres 2019, selain mantan Presiden SBY waktu itu, adalah Surya Paloh. Demikian pula ketika Prabowo mengajukan proposal masuk di pemerintahan Jokowi jilid 2 pasca kekalahannya di Pilpres 2019, salah satu yang merasa keberatan adalah Paloh. Jadi, cairnya suasana silaturahmi Paloh-Prabowo hari ini, sejatinya diletakkan di atas visi politik kebangsaan yang berbeda secara fundamental. Namun, dalam politik, selalu ada kemungkinan," jelasnya.

Meski begitu, Umam kembali menilai kemungkinan itu tetap kecil terjadi. Pasalnya, lanjutnya, Surya Paloh memiliki sikap ingin menjadi king maker untuk 2024 yang tidak mau dikunci oleh partai lain terkait pencapresan.

"Kemungkinan itu semakin kecil, tatkala ekspektasi keduanya sangat berbeda. Paloh salah satu Ketum partai politik yang sejak awal ia ingin menjadi King Maker, sehingga ia tidak mau langkahnya dikunci oleh pihak-pihak yang ingin mencapreskan diri mereka masing-masing. Itulah mengapa, NasDem sejak awal menolak ikut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dipimpin Golkar, yang sejak awal ingin mengunci langkah partner koalisinya demi pencapresan Airlangga Hartarto. Dalam konteks pertemuan Paloh-Prabowo, saya juga berkeyakinan Paloh menolak dikunci langkahnya demi pencapresan Prabowo," tukasnya.

Selain itu, founder Lembaga KedaiKOPI Hendri Satrio memandang pertemuan Surya Paloh dan Prabowo terkait Pemilu 2024. Namun, bisa juga keduanya membahas soal performa pemerintahan Jokowi.

"Nah apakah ada kaitannya dengan 2024, kemungkinannya ada karena kan 2 orang ini ada di dalam koalisi pemerintahan Pak Jokowi, mungkin saja bicaranya saat ini bicara bagaimana pemerintahan Pak Jokowi selesai dengan baik, landing smooth, kita melihatnya itu keakraban yang tadi. Apa bicara tentang 2024? Seperti saya katakan mungkin saja dilakukan, apa lagi keduanya memang sahabat lama," ujarnya.

Dia juga menilai Gerindra dan NasDem sangat berpotensi berkoalisi. Menurutnya pertemuan itu merupakan sinyal yang positif.

"Kalau peluang Gerindra-NasDem mungkin mungkin aja karena belum ada kata final, tapi minimal sinyal positifnya ini 2 ketum parpol ini bisa silaturahim, kemudian tidak ada sekat di antara mereka, dan membawa hal positif," pungkasnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU