Gunung Semeru Masih Berstatus Siaga, Potensi Bahaya Masih ada

author Jenik Mauliddina

- Pewarta

Jumat, 10 Jun 2022 14:51 WIB

Gunung Semeru Masih Berstatus Siaga, Potensi Bahaya Masih ada

i

Gunung Semeru Masih Berstatus Siaga, Potensi Bahaya Masih ada

Optika.id, Lumajang - Saat ini akivitas Gunung Semeru masih dalam status SIAGA atau Level III. Hal ini berdasarkan pengamatan Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM) terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru baik secara visual, instrumental maupun potensi ancaman bahayanya.

Melalui suratnya, Kamis (9/6/2022) yang disampaikan kepada Kominfo Jatim terkait evaluasi tingkat aktivitas Gunungapi Semeru hingga 5 Juni 2022, Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, menyampaikan, pengamatan secara visual, Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Baca Juga: Bank Jatim Kirim Bantuan Untuk Korban Erupsi Semeru

Saat gunung api jelas, teramati api diam, asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50600 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timurlaut, selatan, baratdaya, barat dan baratlaut. Suhu udara sekitar 19 - 30 derajat Celsius.

Asap letusan pun teramati putih kelabu tinggi 200 - 700 meter arah utara, barat, baratlaut dan baratdaya. Guguran lava pijar dari ujung lidah lava dengan jarak luncur 200 meter dan dari pusat guguran dengan jarak luncur 600 m dari kawah arah besuk Kobokan.

Sedangkan pengamatan secara instrumenal, diketahui bahwa jumlah dan jenis gempa yang terekam masih didominasi oleh jenis gempa permukaan seperti Gempa Letusan, Gempa Guguran, dan Gempa Hembusan. Selama perioda 30 Mei 5 Juni 2022 terjadi 372 kali gempa Letusan/Erupsi, 9 kali gempa Guguran, 52 kali gempa Hembusan, 70 kali gempa Harmonik, 2 kali gempa Vulkanik Dalam, 1 kali gempa Tektonik Lokal, 19 kali gempa Tektonik Jauh.

Lebih lanjut dikatakan Eko Budi Lelono dalam suratnya, data pemantauan Tiltmeter pada stasiun Argosuko hingga tanggal 5 Juni 2022 masih berfluktuatif namun terus menunjukkan kecenderungan inflasi, sedangkan stasiun Tiltmeter Jawar hingga tanggal 5 Juni 2022 secara berfluktuatif menunjukkan pola deflasi.

Baca Juga: Warga Terdampak Letusan Semeru Berharap Miliki Hunian Tetap

Hal ini menunjukkan proses keluarnya material (erupsi dan guguran lava) dari permukaan, terjadi bersamaan dengan pergerakan fluida (batuan, gas, cairan) ke permukaan yang lebih dangkal. Data pemantauan GPS kontinyu pada 3 stasiun (Sawur, Argosuko, dan Leker) Gunung Semeru pada periode tanggal 1 Mei hingga 5 Juni 2022 menunjukan arah vector di semua stasiun menjauhi tubuh Gunung Semeru (inflasi) dan perubahan jarak antar Baseline pada semua stasiun GPS mengindikasikan masih terjadi inflasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Oleh karenanya dalam tingkat aktivitas Level III (SIAGA), Badan Geologi mengimbau masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak

Selain itu, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Baca Juga: Pagi ini, Letusan Gunung Semeru Masih dalam Intensitas Tinggi

Badan Geologi juga mengimbau untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU