[caption id="attachment_9675" align="alignnone" width="150"] Oleh: Cak A. Cholis Hamzah[/caption]
Optika.id - Bank Dunia dalam Siaran Persnya pada 26 November 2019 menyatakan bahwa Bank Dunia mendukung pemerintah Timor Leste (Timor Timur) untuk mengubah kekayaan alamnya menjadi sumber daya manusia yang lebih baik dan infrastruktur berkelanjutan adalah elemen kunci dari Kerangka Kerja Kemitraan Negara (CPF) 2020-2024 grup Bank Dunia yang baru untuk Timor Leste. Strategi Kelompok Bank Dunia difokuskan pada penguatan fondasi pertumbuhan yang dipimpin sektor swasta, khususnya di bidang pertanian dan pariwisata; meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan mendorong investasi di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, air dan sanitasi; dan meningkatkan produktivitas dengan menghubungkan masyarakat, khususnya petani, melalui investasi di bidang transportasi dan infrastruktur digital.
Baca Juga: Suriah Jatuh
Sebagai negara yang baru lahir memang Timor Leste perlu mengembangkan sektor-sektor penting antara lain pendidikan dan kesehatan karena merupakan dua tantangan terpenting yang dihadapi oleh negara terutama dalam mengembangkan sumber daya manusia dan meningkatkan kualitas belanja masyarakat.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) melihat tantangan penting negara tersebut dan memperluas kolaborasi strategis dengan lembaga pendidikan di Timor Leste An Nur Foundation dan telah menawarkan program beasiswa penuh kepada siswa yang ingin melanjutkan studi mereka di UNUSA. Seiring dengan menurunnya kasus Covid-19 yang merebak membuat antusiasme mahasiswa Timor Leste untuk belajar di luar negeri. Tiga siswa menerima tawaran tersebut dan mereka sekarang belajar di Universitas ini untuk mengambil studi bidang keperawatan sebagai jurusan mereka. Para mahasiswa ini mendapat informasi yang baik bahwa UNUSA adalah universitas dengan pertumbuhan tercepat di Jawa Timur dan berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU) organisasi Muslim terbesar di Indonesia.
Sebagai penasihat GENUS (Global Engagement of UNUSA) sebuah institusi akademik di dalam universitas yang bertanggung jawab atas urusan kerja sama internasional saya memiliki kesempatan untuk berbicara dengan ketiga siswa ini. Mereka adalah Koiru Nisa Ramos Costa, Adnan Manuel Hermansyah dan Nofa Amalia Soares.
Koiru Nisa Ramos Costa dan Adnan Manuel Hermanyah mengatakan bahwa mereka berasal dari sebuah desa bernama Afabuko Lakawa di Timor Leste yang berjarak sekitar 8 jam berkendara dengan transportasi umum dari ibu kota Dili. Mereka berasal dari keluarga petani yang membudidayakan padi dan jagung. Para petani ini memberikan dukungan penuh dan sangat mendorong mereka ke Surabaya untuk mencapai impian mereka untuk belajar di luar negeri. Di desa yang damai ini terdapat 200 muslim dan 300 orang Kristen dan sebagai orang muslim, mereka bangga bahwa tingkat toleransi di desa mereka sangat tinggi. Nisa bersekolah di SMA di tempat lain, Lautem-Los Palos sekitar 4 jam perjalanan. Nisa adalah siswa yang cerdas dan sejak SMP ia telah mengikuti Youth of the Parliament sebuah organisasi kepemudaan di Dili, dan baru-baru ini pada tanggal 26 April 2022 mengikuti Forum Mahasiswa Internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga Surabaya (perguruan tinggi negeri).
Sedangkan Amalia Soares berasal dari desa ManatutoLaelo sekitar 4 jam berkendara dari Dili. Seperti Koiru Nisa dan Adnan, dia ingin mengejar keperawatan karena dia memiliki pengalaman tentang betapa sulitnya merawat ayahnya yang sakit. Oleh karena itu, mereka memiliki keinginan kuat untuk menjadi profesional kesehatan yang andal di negara mereka.
Baca Juga: Lagi-Lagi Soal Komunikasi
Ketiga siswa ini merasa sangat senang karena dukungan orang tuanya dan bahkan mendorong mereka untuk belajar di Indonesia seperti banyak pemuda Timor Leste lainnya yang sedang belajar di berbagai kota di Indonesia. Mereka memperoleh informasi mengenai beasiswa dari banyak institusi, ada yang menawarkan beasiswa ke kota-kota lain di Indonesia, namun mereka memilih UNUSA karena universitas ini memberikan beasiswa penuh. Mereka juga mencari informasi tentang UNUSA dan menemukan bahwa ia memiliki kekuatan akademis di bidang ilmu kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka juga tidak mengalami guncangan budaya yang serius karena kota Surabaya dan masyarakatnya sangat baik kepada orang asing. Satu-satunya adaptasi mereka adalah makanan karena makanan di Surabaya pedas dan asin. Terlepas dari masalah itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan; bahkan, banyak orang yang menganggap mereka orang Jawa karena warna kulitnya seperti orang Jawa.
Rektor Unusa, Prof. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., mengapresiasi semangat para mahasiswa Timor Leste yang memiliki kemauan kuat untuk melanjutkan studinya di Unusa. Rektor berharap ke depannya akan lebih banyak lagi mahasiswa asing dari Timor Leste yang melanjutkan studinya di Unusa. Rektor mengatakan: "Kami akan mempromosikan kerja sama pendidikan di Timor Leste dan berharap banyak orang Timor Leste dapat belajar di Unusa karena kami memiliki budaya yang sama,".
Baca Juga: Kita Harus Paham DNA Media Barat
Para mahasiswa yang antusias ini memiliki komitmen yang kuat untuk membangun negaranya setelah menyelesaikan studinya di UNUSA.
Penulis: Cak A. Cholis Hamzah
Editor : Aribowo
Editor : Pahlevi