[caption id="attachment_15157" align="alignnone" width="300"] Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah[/caption]
Optika.id - Saya menyaksikan lewat video youtube ceramah Datuk Sri Dr. Mahathir Muhammad mantan Perdana Menteri Malaysia di acara Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem baru-baru ini di Jakarta tentang kepemimpinan nasional. Saya tidak membahas isi ceramah beliau tapi secara singkat tentang kekaguman saya terhadap beliau yang usianya sudah mencapai 97 tahun tapi masih memiliki pemikiran yang cemerlang dan staminanya yang tinggi.
Baca Juga: Suriah Jatuh
Saya kagum ketika melihat beliau berjalan naik panggung untuk memberikan ceramah tanpa bantuan tongkat (sementara saya yang hampir 70 th kesulitan berjalan karena asam urat) dan mengeluarkan pendapat-pendapat intelektualnya dengan runtut.
Dunia pernah tercengang menyaksikan Pemilihan Raya di Malaysia pada 9 Mei 2018 dengan perasaan kagum ketika Datuk Sri Dr. Mahathir Muhammad mantan Perdana Menteri Malaysia memenangkan Pemilihan Raya itu dan dilantik sebagai perdana menteri tertua di dunia, membuat comeback politik yang luar biasa sebagai pemimpin Malaysia pada waktu itu usianya 92-93 tahun. Kemenangannya mengejutkan publik setelah seharian drama politik yang dimulai pada dini hari sebelum upacara pengambilan sumpah dengan koalisi oposisi Dr Mahathir yang mengalahkan Najib Razak, perdana menteri petahana, dan koalisi Barisan Nasional (BN) yang berkuasa, dalam kemenangan pemilu yang mengejutkan itu.
Seperti presiden Indonesia pertama dan kedua, Sukarno dan Soeharto, Dr. Mahathir atau terkenal dengan panggilan Dr.M ketika ia berkuasa pada tahun 1980-an dianggap oleh lawan-lawannya dan media barat sebagai diktator karena ia dan kedua presiden Indonesia sering menangkap lawan politik mereka dan mengirim mereka ke penjara dan media yang dikendalikan.
Namun, Sukarno diakui oleh teman-teman dan musuh-musuhnya sebagai pemimpin yang mampu menyatukan Indonesia yang kompleks yang memiliki 17.000 Pulau, ratusan suku bangsa dan bahasa lokal serta agama yang berbeda. Masyarakat Indonesia yang mendukung dan menentang Soeharto juga mengakui prestasinya dalam membangun Indonesia secara ekonomi. Semua orang di Malaysia juga mengakui bahwa Malaysia menjadi modern dan makmur karena pencapaian panjang Dr.M.
Dr.M selama pemerintahannya berfokus pada perubahan pola pikir orang Malaysia dengan memperkenalkan Kebijakan Look East-nya pada tahun 1981, yang bertujuan untuk meniru beberapa karakteristik baik secara ekonomi maupun etis negara-negara Asia terutama Korea Selatan dan Jepang. Itu adalah pergeseran fokus hubungan dengan barat khususnya Inggris mantan penjajah Malaysia. Ini juga mendorong Malaysia untuk mengikuti negara-negara Asia Timur dalam menjadi tekun, pekerja keras, kesetiaan, semangat komunal dan ketekunan untuk mencapai tingkat perkembangan yang sama dari negara-negara tersebut.
Baca Juga: Lagi-Lagi Soal Komunikasi
Dr.M juga dikenal sebagai pemimpin yang berfokus pada pendidikan. Sebagai menteri pendidikan pada tahun 1970-an ia bertanggung jawab atas pengenalan kurikulum baru yang dirancang untuk menawarkan pendidikan holistik. Ketika dia menjadi Wakil Perdana Menteri dia mempertahankan portofolio pendidikan. Dia tetap menarik dalam pendidikan setelah menjadi Perdana Menteri pada tahun 1980-an dan Dia bahkan terus melakukannya sebagai Perdana Menteri baru pada tahun 2018 ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terlepas dari prestasi politiknya, orang-orang di seluruh dunia hanya bertanya-tanya bagaimana seseorang seorang warga senior di usia diatas 90 tahun masih memiliki stamina mental dan fisik serta intelektual karena sebagian besar orang pada usia itu hanya tinggal di rumah, tidur dan tidak melakukan apa-apa. Ketika dia diwawancarai oleh The Strait Times menanyakan rahasia staminanya, dia mengatakan bahwa dia tidak pernah makan berlebihan - itu adalah saran dari ibunya yang mengatakan "ketika makanannya enak, berhentilah. Dia tidak terlalu terlatih, dan secara mental muda karena aktivitasnya untuk membaca banyak buku tentang subjek apa pun, dari buku-buku yang dia pelajari nilai-nilai penting seperti benar, tepat dan disiplin. Sarannya untuk kaum muda: membaca buku.
Belajar dari kisah Dr.M saya teringat almarhum ibu saya yang meninggal dunia pada tahun 2007 pada usia 0f 93-94 tahun. Dia adalah seorang wanita yang tidak berpendidikan tetapi dipengaruhi oleh mendiang ayah saya - seorang Kiainya Kodam Brawijaya di Surabaya - Indonesia yang membeli ratusan buku dari Mesir, AS, Inggris dan Jepang pada tahun 1940-an; ibu saya mulai belajar membaca dan menulis. Akibatnya dia membaca banyak buku dan majalah, juga sering membaca Alquran menuliskan dalam bahasa Arab dan Indonesia ayat-ayat tertentu. Teman saya seorang dokter medis mengatakan bahwa jika seseorang di atas 40 tidak bergerak hanya berbaring di tempat tidur maka kekuatannya menurun hingga 10%.
Baca Juga: Kita Harus Paham DNA Media Barat
Saya kemudian memahami rahasia Dr.M dan ibu saya untuk memiliki stamina mental dan fisik yang berkepanjangan itu yaitu terus bergerak dan membaca buku.
Oleh: Cak A.Cholis Hamzah
Editor : Pahlevi