Optika.id - 1000 hari pertama kehidupan anak merupakan momen yang penting bagi pertumbuhannya. Untuk mendapatkan stimulasi yang cukup pada masa-masa emas tersebut, salah satu upaya yang dilakukan oleh orangtua ialah memperbanyak interaksi antara ibu dan bayi.
Menurut Endah Sri Rejeki selaku Pelaksana Tugas Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), sejak anak masih dalam kandungan, penting untuk membangun interaksi dengan sang anak.
Baca Juga: BRIN Jelaskan Penanganan Stunting Secara Efektif
Adapun membangun interaksi dan komunikasi antar bayi dan orangtua dapat dilakukan melalui sentuhan.
"Hal ini merupakan salah satu faktor penting untuk perkembangan bayi yang sehat dan bahagia. Penelitian penunjukkan bahwa sentuhan dan pijatan rutin pada bayi merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan, komunikasi, serta proses belajar si kecil," ujar Endah dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/6/2022).
Membangun interaksi dengan sentuhan salah satunya dapat memberikan pijatan terhadap bayi yang memiliki banyak manfaat, misalnya meningkatkan sensorik dan motorik bagi bayi.
Manfaat pijat bayi juga dapat membantu bayi untuk tidur lelap, membentuk ikatan atau bonding dengan orang tua, melancarkan sistem pencernaan, meningkatkan frekuensi menyusui pada bayi, mencegah bayi mengalami tantrum, dan masih banyak manfaat bagi orang tua dan si bayi.
Di satu sisi, memberikan pijatan pada bayi tergolong salah satu bentuk pengasuhan untuk memenuhi hak anak.
"Bagi sebuah negara sumber daya yang paling berharga bukanlah hasil tambang, minyak, atau gas bumi, tapi sumber daya manusianya. Oleh karena itu, investasi terbesar kita sebenarnya ada pada 84,4 juta anak Indonesia yang mencakup 31,6 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia. Jika saat ini hak-hak mereka terpenuhi, maka akan menghasilkan sumber daya manusia berkualitas di masa depan," ujar Endah.
Baca Juga: BKKBN: Seluruh Pemda se-Indonesia Wajib Terlibat Tangani Stunting
Sementara itu, menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, pemberian pijatan pada bayi merupakan upaya untuk menurunkan angka stunting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Stimulasi dalam hal ini pijat bayi bisa meningkatkan frekuensi menyusui, sehingga meningkatkan berat badan bayi karena ketika 3 bulan berturut-turut berat badan bayi tidak naik, maka panjang badannya terancam tidak naik juga. Hal ini mencerminkan pertumbuhan dan perkembangannya terganggu sehingga stunting itu terjadi. Harapan kami pijat bayi bisa mengurangi kejadian stunting di masyarakat," tutur Hasto.
Hasto menerangkan, saat ini angka stunting di Indonesia masih mencapai 24,4 persen dan pada 2024 ditargetkan turun menjadi 14 persen.
"Mengejar agar bayi tidak stunting hanya bisa dilakukan sampai 1000 hari kehidupan pertama, dengan kata lain hanya sampai mendekati usia 24 bulan. Oleh karena itu, penting untuk bisa diberikan stimulasi," ujar Hasto.
Baca Juga: Bupati Lamongan Launching Ferrameg Untuk Cegah Stunting
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi