Berikut Pandangan PKS dan Demokrat Soal Duet Pemersatu Bangsa

author Seno

- Pewarta

Sabtu, 25 Jun 2022 20:58 WIB

Berikut Pandangan PKS dan Demokrat Soal Duet Pemersatu Bangsa

i

images - 2022-06-25T135534.955

Optika.id - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengusulkan duet pemersatu bangsa, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat diskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). PKS menilai usulan tersebut menarik dan patut dipertimbangkan untuk Pilpres 2024.

"Usulan yang cukup menarik dan perlu dipertimbangkan," kata juru bicara PKS Muhammad Kholid dalam keterangannya, Sabtu (25/6/2022).

Baca Juga: Basuki Hadimuljono Pimpin Kagama 2024-2029 Gantikan Ganjar Pranowo

Bagi PKS, Jokowi merupakan king maker pada 2024. Jadi, menurut PKS, NasDem, yang dekat dengan Jokowi, dapat leluasa memberikan masukan soal duet pemersatu bangsa.

"Sebagai usulan itu sah-sah saja buat NasDem usulkan tersebut ke Pak Jokowi, karena NasDem kan anggota koalisi pemerintah. Jadi pandangan Pak Jokowi sebagai king maker Pilpres 2024 penting buat NasDem," ujar Kholid.

Sementara itu, lingkup internal PKS masih memantapkan sosok capres di tahun 2024. Nama untuk 2024 itu akan ditentukan oleh pimpinan tertinggi PKS.

"Kalau bagi PKS sendiri saat ini belum pada tahapan usulkan nama-nama capres. Kami masih tahapan menentukan kriteria calon dan berupaya membangun koalisi. Karena, Majelis Syuro belum putuskan siapa nama kandidat yang akan PKS dukung," imbuhnya.

Duet Pemersatu Bangsa Belum Tentu Bisa Hindari Polarisasi 

Sementara itu, Partai Demokrat menilai duet pemersatu bangsa itu belum tentu bisa menghindari polarisasi saat Pilpres 2024.

"Terkait dengan nama-nama calon yang dimunculkan Pak Surya (Paloh) belum tentu dapat menghindari polarisasi selama kontestasinya hanya dua calon, karena pemilih akan terbelah dua," ujar Ketua Badan Pembinaan Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Herman Khaeron, dalam keterangannya, Sabtu (25/6/2022).

Herman menyarankan presidential threshold (PT) 20 persen dihapus agar polarisasi bisa dihindari. Dia mengatakan penghapusan PT bisa memunculkan banyak pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.

"Untuk menghilangkan polarisasi itu dengan menghapus PT 20 persen atau PT lebih kecil agar lebih banyak calon mengikuti kontestasi pilpres dan dengan sendirinya pemilih tidak akan terbelah," ujar Herman.

Lantas, siapa sosok yang bisa menjadi bagian dari duet pemersatu bangsa 2024 versi Demokrat?

"Saya menyebut nama Mas AHY, karena terbukti selama 10 tahun Pak SBY menjadi presiden, situasi sosial dan keamanan terjaga dengan baik," jawabnya.

Baca Juga: Jubir PKS Sebut Dukungan Anies ke Pramono-Anung Justru Untungkan RK-Suswono

Duet Pemersatu Bangsa Versi NasDem

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai NasDem (Nasional Demokrat) Ahmad Ali menjelaskan skema duet pemersatu bangsa pada kontestasi Pemilihan Presiden 2024 yang dimunculkan Ketua Umum Partainya, Surya Paloh saat berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo. Dia menjelaskan duet pemersatu bangsa yang dimaksud, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Artinya, pikiran Pak Surya bahwa hari ini ada figur yang menonjol, yang kita kira, kalau kita mau objektif menilainya bahwa ada Anies dan ada Ganjar," kata Ali dalam keterangannya, Jumat (24/6/2022).

Ali juga menjelaskan alasan Surya Paloh memilih Anies dan Ganjar. Menurut dia, Anies dan Ganjar punya ceruk massa berbeda, yang diharapkan bisa mencegah polarisasi.

"Tentunya, kalau kita kualifikasi keduanya, ada pemilih Ganjar nasionalis, pemilih Anies kelompok Islam katakanlah, seperti itu. Sehingga tentunya, kalau dua figur ini dipersatukan, ini akan paling tidak meminimalisir munculnya polarisasi pada pemilihan presiden yang akan datang," imbuhnya.

Ali menekankan bahwa Surya Paloh bukan mengusulkan duet pemersatu kepada Presiden Jokowi. Menurutnya, bahasa yang lebih tepat adalah mendiskusikan.

Baca Juga: Intip Hangatnya Pertemuan Anies, Pramono, dan Rano di Lebak Bulus

"Lebih tepatnya mendiskusikan. Pak Jokowi tentunya punya tanggung jawab yang sama untuk kemudian melihat ke depan pemimpin atau anak bangsa yang kemudian pas," tukasnya.

Ahmad Ali menuturkan predikat duet pemersatu bagi Anies-Ganjar merupakan pandangan NasDem. Anggota DPR RI itu pun sadar bahwa tak semua orang setuju.

"Artinya, pikiran kita itu pasangan yang ideal kalau kemudian itu bisa dipasangkan. Ya artinya duet pemersatu, bisa jadi. Itu kan menurut kita, tapi kan belum tentu diaminkan oleh orang lain karena orang lain bisa berpandangan lain," tandasnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU