Menko Polhukam Apresiasi Usulan Duet Pemersatu Bangsa

author Seno

- Pewarta

Senin, 27 Jun 2022 16:30 WIB

Menko Polhukam Apresiasi Usulan Duet Pemersatu Bangsa

i

images - 2022-06-27T092721.145

Optika.id - Usulan duet pemersatu bangsa yang dicetuskan oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh saat diskusi dengan Presiden Joko Widodo untuk kontestasi Pemilihan Presiden 2024 mendatang diapresiasi oleh Menko Polhukam (Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM) Mahfud Md. Duet tersebut kata Surya Paloh demi menghentikan polarisasi.

"Kita harus apresiasi usulan Pak Surya Paloh. Soal formulanya seperti apa, ada baiknya terus disimulasikan dengan kebersamaan," kata Mahfud dalam keterangannya, Senin (27/6/2022).

Baca Juga: Ganjar: Saya Akan Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Mahfud menuturkan ada sejumlah tantangan Indonesia di 2024. Mahfud menyebut tantangan itu mulai dari polarisasi yang merongrong ideologi pemersatu bangsa hingga ancaman bagi penegakan hukum.

"Yang jelas tesis saya, tahun 2024 tantangan kita manifest sekaligus laten yakni polarisasi ideologi yang merongrong ideologi negara pemersatu dan ancaman bagi penegakan hukum," tuturnya.

Mahfud menilai duet pemersatu bangsa merupakan ide bagus. Menurutnya, substansi isu yang pernah dia sampaikan ke publik terkait polarisasi ideologi ternyata juga dirasakan tokoh publik.

"Ide Pak Surya Paloh itu bagus, berarti substansi isu yang pernah saya kemukakan dirasakan juga oleh tokoh politik," imbuhnya.

Anies Fokus Urus Jakarta 

Diketahui Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali menyebut Surya Paloh menyodorkan nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Anies Baswedan. Anies pun mengaku fokus mengurus Jakarta terlebih dahulu.

"Saya urus Jakarta dulu," kata Anies kepada wartawan di Jakarta International Stadium (JIS), Sabtu (25/6/2022).

Anies enggan menanggapi lebih lanjut usulan tersebut. Anies juga kembali menegaskan saat ini dirinya ingin fokus bekerja mengurus Jakarta.

"Fokusnya di situ (Jakarta)," ujar Anies.

Tanggapan PDIP 

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menanggapi usulan Ketum NasDem Surya Paloh soal duet pemersatu bangsa Anies-Ganjar ke Presiden Joko Widodo. Hasto menilai pemersatu bangsa jangan dipersempit hanya sebatas figur.

"Pemersatu bangsa itu adalah Pancasila. Jangan dipersempit pada urusan figur," kata Hasto di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Sabtu (25/6/2022).

"Pemersatu bangsa terbukti Pancasila karena Yugoslavia terbukti pecah beberapa negara. Karena Bung Karno dan Presiden itu ketika berdialog tentang legacy apa bagi bangsanya masing-masing, Bung Karno mengatakan Pancasila adalah pemersatu," imbuhnya.

Baca Juga: Partai Demokrat Nyatakan Dukungan untuk Eri-Armuji di Pilkada Mendatang

Tanggapan Demokrat 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Partai Demokrat menilai duet pemersatu bangsa itu belum tentu bisa menghindari polarisasi saat Pilpres 2024.

"Terkait dengan nama-nama calon yang dimunculkan Pak Surya (Paloh) belum tentu dapat menghindari polarisasi selama kontestasinya hanya dua calon, karena pemilih akan terbelah dua," ujar Ketua Badan Pembinaan Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Herman Khaeron, kepada wartawan, Sabtu (25/6/2022).

Herman menyarankan presidential threshold (PT) 20 persen dihapus agar polarisasi bisa dihindari. Dia mengatakan penghapusan PT bisa memunculkan banyak pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.

"Untuk menghilangkan polarisasi itu dengan menghapus PT 20 persen atau PT lebih kecil agar lebih banyak calon mengikuti kontestasi pilpres dan dengan sendirinya pemilih tidak akan terbelah," ujar Herman.

Lalu, siapa sosok yang bisa menjadi bagian dari duet pemersatu bangsa 2024 versi Demokrat?

"Saya menyebut nama Mas AHY, karena terbukti selama 10 tahun Pak SBY menjadi presiden, situasi sosial dan keamanan terjaga dengan baik," jawabnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Surya Paloh mengakui dirinya menyodorkan komposisi nama calon presiden dan calon wakil presiden pada Presiden Joko Widodo. Hal ini sebagai salah satu usaha membuat Pemilu 2024 berjalan damai, tanpa adanya polarisasi cebong-kadrun yang terjadi pada pemilihan presiden (pilpres) sebelum ini.

Baca Juga: Pilgub DKI Jakarta 2024: Muncul Nama Anies Baswedan, Ridwan Kamil Sampai Risma

"Suasana pemilu itu sendiri kalau kita memulainya dengan keadaan yang kacau balau, bertikai di antara kita, merusak, menghujat, terus bicara kamu kadrun, kamu cebong, kamu kadrun, kamu kampret, kamu tidak nasionalis, kamu akan bikin radikalisme, ini siapa?" ujar Surya di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/6/2022).

Surya menjelaskan, pihak yang bertikai karena pemilu itu merupakan anak bangsa. Mereka menjadi terbelah karena perbedaan pilihan dan beda pemahaman.

Dia mengapresiasi munculnya usulan duet dari dua kubu berbeda. Seperti Anies Baswedan-Puan Maharani, Ganjar Pranowo-Anies Baswedan, Anies Baswedan-Prabowo Subianto hingga Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar. Surya Paloh mengaku memberikan salah satu usulan komposisi tersebut. Tapi dia tak menjelaskan nama pasangan yang coba ditawarkan ke Presiden Jokowi.

"Saya, itu saya akui iya (menawarkan nama pasangan capres-cawapres ke Jokowi)," ujarnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU