[caption id="attachment_19035" align="aligncenter" width="150"] Ruby Kay[/caption]
Optika.id - Daripada ke Kiev, mending Jokowi fokus mendamaikan polarisasi sosial politik yang terjadi di dalam negeri.
Baca Juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk
Jokowi bukanlah seorang juru damai, ia tak punya karakter untuk merekatkan pihak-pihak yang bertikai. Jokowi justru membiarkan polarisasi sosial politik di tengah masyarakat. Sebagai kepala Negara, Jokowi tak berada di tengah, namun sejak berkuasa ia sangat terlihat memihak pada salah satu kelompok.
Dengan track record seperti itu, apa urgensi Jokowi pergi ke Ukraina? Kiev sedang digempur oleh tentara Rusia. Letusan senjata api, ledakan mortir dan bom hingga kini masih terjadi. Sudah tahu begitu, kenapa masih nekat pergi ke daerah konflik?
Maaf, tahu apa Jokowi tentang latar belakang perang Rusia vs Ukraina? Ini tak hanya sekedar konflik teritorial, tak cuma tentang Putin melawan Zelensky, namun juga pertarungan ideologi sosialis melawan kapitalis. Perang untuk menguasai pundi-pundi ekonomi, memperebutkan jalur perdagangan gas dan minyak. Last but not least, ini tentang Vladimir Putin yang tengah menjaga marwah Rusia dihadapan NATO.
Baca Juga: Dosa-dosa Jokowi
Apakah Jokowi bisa mengurai sebab musabab konflik Rusia-Ukraina itu? Wong di dalam negeri saja permusuhan malah dibiarkan. Jokowi justru ikut memupuk dan memelihara kebencian terhadap khilafah, cingkrang, hijab, cadar. Bukannya menghilangkan sekat, Jokowi malah dengan lantang mengucap kata "lawan!" saat berorasi di depan massa pendukungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Belum lagi gerakan separatisme di Papua yang dalam beberapa tahun belakangan telah memakan banyak korban sipil. Adakah Jokowi punya niat berbicara dari hati ke hati dengan pemimpin OPM? Adakah Jokowi berniat mendengar apa yang menjadi keinginan mereka? Gak ada. Berkali-kali ke Papua ya begitu-begitu saja. Lempar hadiah, memberi kuis nama-nama ikan berhadiah sepeda.
Daripada ke Ukraina, jauh lebih urgen bertemu pemimpin kelompok separatis di Papua. Tiru cara Jusuf Kalla mendamaikan konflik RI versus GAM di Aceh. Alhamdulillah sejak JK menginisiasi perundingan damai, sampai sekarang situasi di bumi serambi Mekkah terbilang kondusif.
Baca Juga: Kunjungi Jatim, Jokowi Resmikan Flyover Djuanda dan RS Kemenkes Surabaya
Konflik Rusia - Ukraina tak sama dengan konflik Bosnia - Serbia. Jokowi sudah tentu levelnya berbeda dari Pak Harto. Keduanya tak dapat dibandingkan, jauh. Maka dari itu, tak usahlah ke Ukraina. Walau oposisi terhadap penguasa, tapi gue gak mau juga terjadi apa-apa terhadap kepala Negara. Toh kunjungan Jokowi ke Kiev dipastikan tak membawa pengaruh apapun. Ia tak punya nilai tawar dihadapan Zelensky. Putin pun menerima Jokowi sekedar basa-basi diplomasi.
Editor : Pahlevi