Orasi Kebudayaan, Eros Djarot Bicara Budaya dan Politik

author angga kurnia putra

- Pewarta

Rabu, 13 Jul 2022 17:56 WIB

Orasi Kebudayaan, Eros Djarot Bicara Budaya dan Politik

i

IMG-20220712-WA0042

Optika.id- Pada Selasa (12/7/2022) malam Seduluran Semanggi Suroboyo menggelar acara orasi budaya oleh Eros Djarot di Balai Budaya Surabaya.

Dalam acara tersebut juga diwarnai dengan pagelaran musik yang diisi beberapa musisi Surabaya seperti Putri Ajeng, Dian Permana, Djatu Parmawati, Desy Agustina dan kawan-kawan. Lantunan lagu karya Eros Djarot dinyanyikan oleh para musisi tersebut secara bergantian.

Baca Juga: Banjir Parah di Greges Timur, Warga Desak Penanganan Cepat

Dalam wawancara setelah acara Eros menitipkan pesan untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur untuk menjaga budaya ludruk yang menjadi ciri khas Surabaya.

"Saya titip pesan kepada ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Dardak, tolong dilestarikan itu ludruk, jangan sampai mati. Teman-teman seniman itu jangan sampai kehilangan tempat untuk mengekspresikan seninya. Itu lebih mulia daripada mengurusi partai, itu titipan saya kepada beliau-beliau ini," ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan fundamen dasar dalam pembangunan politik di manapun.

"Kebudayaan merupakan fundamen dasar dalam pembangunan politik, pembangunan ekonomi, di atas kehendak kebudayaan itu. Kalau tidak ya akan terjadi seperti sekarang ini. Tidak jelas kan arahnya ke mana," ujar adik kandung artis senior Slamet Rahardjo ini.

Baca Juga: 5 Daerah Jatim Ini Hanya Miliki Paslon Tunggal

Untuk menyikapi kondisi politik, ekonomi saat ini Eros memberikan pesan menohok untuk pemimpin negara saat ini. Dia meminta semuanya untuk kembali pada UUD 1945.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Untuk saat ini saya minta lah, baca lagi itu UUD 1945. Itu harus dibaca betul ya, sekarang itu dilaksanakan tidak? Jadi kita juga ada rencana mau mengajak teman-teman untuk kursus kepemimpinan nasional. Sejauh mana ia (pemimpin) melaksanakan amanah UUD 1945, kalau cuma capaiannya membangun gedung-gedung besar, jalan-jalan besar tetapi rakyatnya bodoh dan melarat ya berarti gagal," tegasnya.

"Karena amanat UUD 1945 jelas pasal 33 aja sampai hari ini aja kan seperti tidak ada itu, kenapa kok kita diam?" herannya.

Baca Juga: Haedar Nashir Hadiri Milad Seabad RS PKU Muhammadiyah Surabaya

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU