Optika.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan ancaman kenaikan utang saat ini bukan hanya terjadi di negara-negara miskin, tapi juga di negara menengah dan maju karena mulai terbatasnya kondisi fiskal berbagai negara di tengah meningkatnya tekanan global.
Hal ini ia sampaikan dalam pembukaan atau sesi I pertemuan menteri keuangan dan bank sentral. Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Mulai Perhitungkan Dana Makan Siang Gratis Prabowo
Sri Mulyani mengatakan saat ini 60ri negara miskin terancam. Sementara negara berkembang memiliki kemungkinan tidak bisa membayar utang di tahun depan.
"Sekitar 60ri negara-negara berpenghasilan rendah sudah atau hampir bangkrut. Sementara banyak negara berkembang mungkin tidak dapat memenuhi pembayaran utang selama tahun depan. Jadi ini bukan hanya satu atau dua kasus luar biasa, ini menjadi meluas ini menjadi masalah yang perlu menjadi perhatian menteri keuangan dan gubernur bank sentral bersama dengan organisasi internasional lembaga multilateral," kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, perang antara Rusia dan Ukraina telah berimbas pada kenaikan inflasi secara global dan harga komoditas serta arah pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif juga berdampak terhadap aliran modal asing keluar (capital outflow) dari negara berkembang dan mendorong kenaikan utang di banyak negara.
Baca Juga: Pernyataan Menkeu Sri Mulyani Dinilai Janggal, Benarkah?
Peningkatan risiko sisi moneter ini, akan terus diwaspadai karena dampaknya juga akan memberikan tekanan nilai tukar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Jadi perang ini memberikan tekanan tiga kali lipat, pergeseran harga komoditas dan peningkatan inflasi global, juga dapat berimbas pada limpahan utang yang nyata, tidak hanya untuk negara-negara berpenghasilan rendah, tetapi juga di negara-negara berpenghasilan menengah atau bahkan negara maju," ucapnya.
Reporter: Denny Setiawan
Baca Juga: Sri Mulyani: Anggaran Perlinsos Bansos 6 Tahun Tak Jauh Beda!
EditorPahlevi
Editor : Pahlevi