Optika.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang para relawannya ke Istana Bogor. Tak sedikit pihak yang mulai mempertanyakan langkah Jokowi. Terlebih, isu perpanjangan jabatan atau Presiden Jokowi 3 periode dan penundaan pemilu sempat membuat gaduh ruang publik beberapa waktu lalu.
Pengamat politik Rocky Gerung turut berkomentar soal Jokowi yang mengundang pimpinan kelompok relawannya ke Istana ini.
Baca Juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk
Rocky mengatakan apa yang dilakukan Jokowi tersebut perlu diperjelas, sebagai personal atau sebagai presiden.
"Pak Jokowi sebagai tokoh politik boleh melakukan semua hal termasuk nego, ngumpulin dan segala macam konsolidasi, tapi sebagi personal bukan sebagai Presiden. Sebagai Presiden dia nggak mungkin lagi terpilih, kalau dia memanfaatkan istana itu artinya dia memberi contoh etik yang buruk, kata Rocky seperti dikutip Optika.id dari channel Youtube-nya Rocky Gerung Official, Jumat (5/8/2022).
Melanjutkan analisisnya, Rocky menyebut bahwa Jokowi terlihat memanfaatkan situasi ketidakjelasan pemilu meningat anggaran penyelenggaraan sampai sekarang belum jelas.
Dia juga menyebut hal demikian yakni memanfaatkan situasi dan jabatan yang ada akan dipersoaljan jika terjadi di luar negeri.
Tetap dianggap Jokowi memanfaatkan situasi. Jadi jelas Pak Jokowi melangar etikanya dan itu kalau di luar negeri sudah dipersoalkan habis-habisan, memakai fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, tambahnya.
Dengan demikian, menurut Rocky terlihat bahwa Jokowi masih punya ambisi untuk menjalankan kekuasaan di periode ketiga yang secara aturan sebenarnya tidak bisa lagi.
Untuk itu, agar isu tidak makin liar Jokowi menurut Rocky mesti tegas menyatakan kepada relawannya untuk mendukung tokoh lain karena dirinya sudah tidak bisa lagi memimpin di periode ketiga.
Jadi saya usulkan relawan Pak Jokowi pecah dua saja, satu gandeng Anies satu gandeng Ganjar, tambahnya.
Diketahui Jokowi sudah mengumpulkan relawannya ke Istana Bogor. Salah satu relawan mengungkapkan apa yang dibahas oleh Jokowi. Di antara yang menjadi pembahasan adalah agar para relawan tidak buru-buru dalam sikap politik.
Presiden juga menyampaikan kepada kami untuk tidak terburu-buru menyampaikan sikap politik," ungkap Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea, seperti dilansir detik, Minggu (31/7/2022).
Baca Juga: Dosa-dosa Jokowi
Ketua Umum Sekretaris Nasional Jokowi, Rambun Tjajo mengatakan salah satu pembahasan dalam pertemuan itu tentang penentuan sikap menyambut Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Yang penting juga disampaikan Presiden ke kita adalah menekankan sekali lagi tidak terpancing masuk dalam soal politik berkaitan dengan 2024," kata Rambun seperti dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (29/7/2022).
Rambun mengatakan Jokowi ingin para relawan fokus membantu pemerintah. Jokowi, ucapnya, menitikberatkan pada pemulihan ekonomi.
Jokowi mengingatkan para relawan akan krisis ekonomi yang melanda dunia. Dia berharap para relawan menyuguhkan solusi-solusi untuk menjaga perekonomian Indonesia
"Meminta kita semua untuk membantu tetap bersama-sama Presiden untuk mendorong kelompok-kelompok masyarakat untuk bersiap-siap sembari juga mencoba memikirkan solusi secara bersama," ujar Rambun.
Sebelumnya, 17 kelompok relawan pendukung Jokowi sempat menggelar pertemuan bertajuk Musyawarah Rakyat Indonesia di Bandung, Jawa Barat pada Senin lalu (25/7/2022). Nantinya, pertemuan serupa disebut akan dihelat di 33 provinsi lain.
Baca Juga: Kunjungi Jatim, Jokowi Resmikan Flyover Djuanda dan RS Kemenkes Surabaya
Tujuh belas organisasi relawan yang ikut dalam musyawarah itu adalah PROJO, Relawan Buruh Sahabat Jokowi, Seknas Jokowi, Bara JP, GK Center, Almisbat. Kemudian RPJB, Duta Jokowi, Kornas Jokowi, RKIH, JAMAN, GAPURA, Indeks, KIB, Sekber Jokowi Nusantara, KA-PT, dan Maluku Satu Hati.
Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia, Panel Barus mengatakan musyawarah dilakukan untuk menjaring aspirasi mengenai capres dan cawapres dari 34 provinsi
"Rakyat sudah waktunya menjadi subjek dalam memutuskan siapa tokoh yang akan menghela Indonesia pada Pilpres 2024," ucap Panel.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi